Motivation Story 28 April 2021 | Menjadi Manusia Yang Manusia
Ini adalah postingan pertama sekaligus perkenalku di Komunitas Motivation Story @msofficial. Sebagai catatan, 10% reward postingan ini dibagikan kepada akun @msofficial sebagai upaya penguatan komunitas.
Pada kesempatan ini aku mau berbagi dan membahas seputar motivasi sebagai pembelajaran hidup bagi kita semua yang menurutku sangat menarik dan bermanfaat untuk kalian simak. Tulisan ini aku angkat dari Mengzi seorang filsuf Tiongkok, penerus ajaran Khonghucu/Kongzi yang hidup sekitar 300 tahun setelah wafatnya Khonghucu.
Menurutnya,
“Kamu belum menjadi Manusia kalau belum memiliki 4 unsur sifat fundamental khas Manusia”.
Lalu, apa saja 4 unsur fundamental itu? Kenapa menjadi Manusia harus memiliki unsur sifat ini? Untuk lebih lengkapnya, mari scroll kebawah lagi agar paham, dan pada akhirnya kita sukses menjadi Manusia.
…
1. Manusia Harus Punya Rasa Simpati
Manusia yang sejati harus punya rasa simpati atau rasa empati. Bila manusia lainnya sedang sakit, ada musibah, atau lagi dalam keadaan sedih, kita sebagai manusia minimal harus ikut simpati dan kalau mungkin ikut membantu. Ini adalah rasa khas manusia. Selain manusia tidak akan ada yang memiliki rasa simpatik. Segerombolan ayam misalnya, bila salah satu temannya sakit atau disembelih, tidak ada berbelasungkawa atau apalah namanya. Dia tidak ada rasa simpati sama sekali, ya namanya saja hewan. Hewan dan makhluk lain di muka bumi ini tidak memiliki rasa simpati. Makanya jika manusia kehilangan rasa simpati ini, maka derajatnya turun. Kalau kita pakai terminologinya Alquran bahkan dia bisa lebih rendah dari pada binatang. Jadi, ciri pertama agar kita sukses menjadi manusia adalah dengan memiliki rasa simpati.
2. Manusia Harus Punya Rasa Malu
Ya, rasa malu. Kalau kita masih punya rasa malu berarti kita masih0 manusia. Tapi kalau sudah tidak punya rasa malu maka kita kehilangan kualifikasi sebagai manusia. Malu untuk melakukan segala perbuatan jahat atau perbutan yang tidak baik. Malu inilah nanti yang menjadi dasar lahirnya kebenaran dan keadilan. Kalau manusia memiliki rasa malu untuk berbuat jahat atau berbuat yang salah maka lahirlah kebenaran. Selama rasa malu ini masih ada maka kita masih manusia. Tapi kalau rasa malu sudah tidak punya maka perlu instropeksi diri lagi, masih manusiakah kita.
3. Manusia Harus Punya Rasa Kerendahan Hati dan Kerelaan
Hanya manusia yang mempunyai sifat murah hati,rendah hati, rela membela orang lain dan juga mengutamakan orang lain. Ini sumbernya moralitas kesusilaan, lawannya itu egois , ingin menang sendiri, ingin enak sendiri dan ingin selalu diunggulkan. Terkadang di dalam kehidupan kita sering mendahulukan orang tua untuk duduk bila berada dikendaraan umum, atau seorang manusia rela mengalah agar terciptanya kedamaian. Ini adalah bentuk rasa kerendahan hati. Bila rasa ini masih ada, maka kita masih dikategorikan sebagai manusia.
4. Manusia Harus Punya Perasaan Benar Dan Salah
Kemampuan untuk memilih yang benar dan menghindari yang salah. Kemampuan untuk nyaman dengan kebenaran dan tidak nyaman dengan kesalahan. Itulah ciri manusia. Kalau manusia itu merasa nyaman dengan kesalahan, merasa tidak bersalah walau sebenarnya dia salah, itu perlu di introspeksi diri lagi. Karena cirinya manusia itu punya rasa benar dan salah. Memang kita manusia pasti kadang salah, tapi jangan sampai hilang rasa bersalah. Kadang-kadang mungkin tuntutan situasi tidak sengaja kita bersalah. Tapi tetap kalau bisa rasa bersalah kita jangan sampai hilang. Begitu kita kehilangan rasa bersalah meski kita berbuat salah, hidup kitalah yang akan bermasalah.
Biasanya manusia itu kalau berbohong sekali dia akan merasa sangat bersalah, berbohong dua kali rasa bersalahnya tinggal setengah, berbohong yang ketiga kali, dia tidak akan ada rasa apa-apa lagi.
Karena sudah terbiasa dengan berbuat salah maka hilang rasa bersalah. Ketika sudah tidak terasa apa-apa meskipun dia berbuat salah berarti dia sudah kehilangan salah satu komponen besar dirinya sebagai manusia yaitu rasa bersalah. Caranya menhindari hal itu, kita jangan memaklumi segala kesalahan yang kita lakukan atau membiarkannya. Begitu kita memakluminya maka akan terus kita lakukan, lalu lama kelamaan tidak akan ada rasa malu lagi, sampai mati rasa. JIka sudah mati rasa, maka kemanusiaan pun akan mati. Maka hidupkanlah perasaan benar salah ini. Bersyukurlah kalau benar, instropeksi diri bila salah.
…
Jadi, bila kita menyebut diri kita manusia, coba di cek -masih hidupkah rasa simpati itu, masihkah ada rasa malu, masih bisakah merendahkan diri, dan masih terasakah kalau kita berbuat benar atau salah?
Kalau ada salah satu dari 4 komponen ini yang hilang, segeralah perbaiki. Percayalah, manusia akan hancur peradabannya kalau keempat hal ini hilang. Ketika orang sudah tidak saling bersimpati, maka saling menyerang. Ketika orang sudah tidak punya malu - Ketika orang sudah egois mementingkan dirinya sendiri - Ketika orang sudah tidak peduli lagi dengan yang benar dan salah. Maka bila ini tidak di perbaiki lama-lama peradaban akan hancur, mungkin pun tak perlu menunggu kiamat. Sebenarnya yang menghancurkan peradaban manusia itu adalah manusianya sendiri.
Semoga Bermanfaat.
Salam Manis
@only.home
https://twitter.com/AlamHome/status/1387362927397593088?s=19