Pentingnya Budaya Membaca: Bagaimana Cara Millenial Membaca?

in Motivation Story3 years ago (edited)

IMG_20210503_003104_449.jpg
Produk Geulanceng Clothing di Komunitas Kanot Bu.

Hello stemian tercinta!

Bagaimana pandangan anda ketika melihat foto di atas?

IQRA' adalah firman Tuhan yang pertama kali diwahyukan kepada Muhammad SAW, bahkan Rasulullah menggigil setelah mendengarkan kata tersebut.

Sehingga membaca itu menjadi fundamental utama bagi kehidupan. Nah, bagaimana cara kita mengartikan kata "membaca" itu sendiri. Apakah kata itu muluk-muluk tentang membaca textbook atau teori-teori saja?

IMG20210507021956.jpg
Membaca textbook tentang Bangsa yang Anarkis.

Mari kita lihat kata "Membaca" itu secara lebih luas, dan itu sudah sangat mudah diakses oleh millenialist di era IOS dan Android. Membaca tak lagi harus dengan membeli buku-buku mahal dan tebal, tapi mereka hanya perlu mengandalkan jari-jemari lentiknya untuk membuka sebuah browser yang dimiliki Elite Global yaitu "GOOGLE".

IMG20210507021659.jpg
Melakukan Browsing dengan menggunakan Platform Google.

Cara membacapun menjadi berbeda, orang-orang tak lagi dituntut untuk membaca dari halaman 1 sampai halaman kesekian. Tetapi hanya dengan mengimput sebuah keyword, para pembaca tinggal memilah sendiri informasi yang dibutuhkan.

Disamping itu, mungkin saja timbul pertanyaan atau permasalahan baru. "Bagaimana cara membaca untuk orang yang tidak suka membaca atau susah dalam membaca?"

Nah, untuk menjawab pertanyaan itu kita bisa membaca dengan cara mendengar. Contohnya melalui diskusi-diskusi kecil dengan beberapa orang, hal itu sangat membantu untuk orang yang mempunyai kelemahan di bidang visual dan memiliki kemampuan Auditory.
Orang yang dengan kemampuan auditory akan sangat mudah menyerap informasi melalui pendengaran.

IMG20210429233912.jpg
Diskusi ringan tentang design grafis bersama Ilustrator, Tauris Mustafa dan Aris Font Maker.

Jika kita bahas lebih intents lagi, membaca yang paling penting lagi adalah membaca keadaan-keadaan sosial. Hal ini menandakan orang tersebut mempunyai kemampuan extraordinary atau dalam ilmu linguistik dikenal sebagai Discourse Analysis, dimana orang tersebut sudah mampu membaca hal-hal yang tersirat atau bahkan tanda-tanda yang dimaksud dalam sebuah percakapan.

Sama halnya dengan membaca isyarat alam dan tanda-tanda kehidupan. Bahkan, ulama Aceh sendiri pernah mengarang sebuah karya literasi tentang ilmu yang mempelajari tanda-tanda, yaitu kitab Tajul Muluk karangan Syeikh Ismail bin Abdul Muthalib Al-Asyi.

Hal serupa juga diterapkan oleh orang-orang Aceh pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda dulunya, para pejuang-pejuang tersebut menyusun strategi perang dengan membaca gelagat musuh. Sehingga menghasilkan sebuah taktik perang yang membuat penjajah kesulitan menaklukkan kerajaan Aceh. Sampai mereka terpaksa mengirimkan seorang Agen Rahasia, yaitu Christian Snouck Hurgronje demi membaca serta mempelajari karakter dan budaya orang Aceh.

Jadi, bagaimana pendapat teman-teman stemian tentang budaya membaca terkini?

Salam semangat!

@mahathir2508

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.027
BTC 60244.17
ETH 2333.72
USDT 1.00
SBD 2.47