Lebaran 2021 Writing Contest : Ba'da Sekian Purnama, Finally Berlebaran Di Nanggroe Meutuah Mulia
Ini pertama kalinya aku berlebaran di kampung halamanku, 1Nanggroe Meutuah mulia ba'da sekian purnama. Aku lebih suka menyebutnya seperti °itu. Setelah beberapa tahun lamanya merantau di negeri orang. Maksudku di kota orang.
Maaf untuk sedikit kata-kata yang mungkin agak aneh bin nyeleneh. Tapi terkadang aku harus jujur bahwa pada saat-saat itu (ketika beberapa tahun di kota orang) aku tak suka mendengar kata-kata itu, (lebaran).
I hate-watch a nite view with full of fireworks yang mewarnai warna-warni malam di jalanan malam menjelang atau bahkan di hari lebaran.
Paradoks suka sekali menyapa & sesekali mengajak bermain bola di malam-malam Puasa sampai menjelang hari "H" (Lebaran).
Semua itu begitu seperti sebuah paket complete dengan personality yang cenderung 2intro, nycto & pluvio
Break a fast dan Sahur2 yang kulewati sendiri. Lost appetied namun kupaksa untuk kutelan saja makanan-makanan itu untuk energi bekerja nanti. Aku tak mau sedikitpun ibu, ayah, kakak & adik-adikku tahu bahwa aku sedang begini disini. "Minimal cukup semut merah hitam serta cicak di dinding saja yang menjadi saksi hidup atas apa yang terjadi di kamar 3 x 3 m ini", Lirihku dalam hati dengan hati-hati.
Aku tak pernah suka memberi kabar-kabar yang menurutku freak & membuat °waterfall di indra lihat (°rather tacky. But don't worry coz I am happy) mereka semua.
That's not my type !
Seketika mindset meresetku bahwa hidup ini banyak mengajar untuk bersabar, berusaha tetap tegar dan tidak bersikap kurang ajar !
Bukan tanpa alasan aku mengatakan ini semua. Kepulangan mudik lebaran yang kudambakan selalu saja terkendala meski sudah kuperjuangkan.
Tempatku bekerja terkadang hanya memberi libur selama 2 hari, 4 hari atau paling lama seminggu. Sedangkan kepulanganku ke kampung halaman jika PP (Pulang Pergi) membutuhkan waktu -+ 2 sampai 3 hari untuk sampai ke kampung halaman wanita mulia yang melahirkanku.
Pernah suatu kali saat masih bekerja di Jakarta. Aku ingat sekali saat itu malam Takbiran Lebaran disertai gerimis kecil.
Sehabis Isya aku coba berjalan (salah satu hobiku berjalan jauh) untuk melakukan sedikit olahraga dan membuat suasana hati sedikit lega. Hari ini aku menghabiskan lebih banyak waktuku di kamar saja. Meski biasanya juga seperti itu adanya. Karena benar saja atas kata-kata yang kudengar sudah cukup lama bahwa prinsip hidup di Ibu Kota, Lu..., lu...! Gua..., gua...!!!
Saat malam Takbir berkumandang itu aku coba berjalan dalam rintik hujan di Jl. Jend. Sudirman, Jaksel. Di sisi trotoar tempat pedestarian berjalan kaki selalu disediakan bangku cantik panjang -+ 1.2 meter untuk duduk santai atau beristirahat disetiap jarak -+ 100 meternya.
Ilustrasi gambar. Sumber Foto : Pixabay
Sedikit kaget bahwa ternyata malam lebaran, jalanan Jakarta mulai lengang. Bahkan cenderung benar-benar lengang. Ibarat kata kau bisa bermain bola, menjemur baju dan bahkan masak air sampai suhu 100°C disana sanking lengangnya.
Aku duduk di salah satu kursi panjang itu. Mencoba menikmati malam Takbiran yang maaf, bukannya membuatku bahagia malah palung kalbuku sesak menahan rasa. Aku coba pura-pura bahagia. Setidaknya aku memang harus melewati realita yang ada di depan mata. Lagi-lagi hanya tak bisa pulang mudik karena alasan kerja. Terlebih hal terakhir karena si freak Corona.
To be honest, keluargaku sudah mulai gencar memintaku pulang dari beberapa tahun belakangan lalu. Namun salary di ibu kota memang terlalu menggiurkan dan tentu saja hal itu berhubungan untuk membantu keluarga disana dan juga selain bisa mandiri untuk menyambung kehidupan yang berharap mapan
Namun setelah perenungan yang teramat sangat mendalam, setelah ibuku bercerita-cerita aneh setiap saat aku menelponnya sepulang kerja larut malam, maka hal itu terus saja membuatku takut kalau-kalau............, ahhhh aku hanya bisa terdiam dalam diam dengan diam-diam
Maka aku putuskan untuk kali ini aku adakan pengabaian soal well-paid job & living out.
"Let's back to °Nanggroe Meutuah, Asiah ! Kota & salary disini memang terlalu indah namun harta paling berharga adalah keluarga yang sedang menanti di rumah !",
Gumamku setelah siuman dari passed out sehabis bekerja hingga larut malam itu.
Alhamdulillah sujud syukur pada Pemberi Nafas, Sehat & Berkah bahwa Puasa, Sahur dan Lebaran ini adalah saat-saat paling terindah setelah beberapa purnama terlewati di negeri antah berantah. Pada akhirnya atma & raga kembali ke °Nanggroe Meutuah.
Sumber Foto : desiyliana.blogspot.com
°Nanggroe Meutuah engkau memang tempat berpulang yang paling indah meski terkadang gundah namun tak terlalu menjadi masalah. Setidaknya aku dikelilingi oleh orang-orang terkasih, teman yang ramah & hidup yang InsyaaAllah penuh berkah bagaikan mahkota bunga yang merekah setelah disapa hujan & basah
In the end, Selamat Lebaran Sahabat Motivation Story Steemian. Sampai jumpa di cerita sedikit nyentrik yang akan datang. Mari kita secara virtual bersalaman sebelum beberapa hari lagi menuju Lebaran
NB : Aku pernah beberapa kali lebaran dan dalam beberapa kali tahun kuhabiskan waktuku dengan menyuci baju dari pagi hingga sore hari.
One of main purposenya adalah untuk menghilangkan pikiran yang terngiang-ngiang melayang-layang atas keluarga yang tersayang di Nanggroe seberang.
NB :
1Nanggroe Meutuah = Aceh
2Intro = introvert
Nycto = nyctophile
Pluvio = pluviophile
Thank you a billion to Mr. @steemadi @aneukpineung78 @msofficial @muzack1 @firyfaiz @radjasalman to give motivation & support in this platform.
5% Payout Postingan Ini, Saya Donasikan Kepada Akun @msofficial guna kemajuan & mendukung akun komunitas untuk lebih baik berkembang lagi kedepannya
Warm regards,
Intropluv
Hai jadikan banner ini sebagai photo utama post contest anda
Baik siap Bg @steemadi
Alhamdulillah done 😊