SEGALA sesuatu bergantung pada kebiasaan. Begitu petuah dari salah seorang guru saya dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Petuah itu bagi saya merupakan hal yang ringan untuk didengar. Namun ternyata menyentuh begitu banyak aspek dalam kehidupan nyata.

Lihatlah bagaimana anak-anak yang dibiasakan oleh orang tuanya untuk berucap secara sopan, maka ia akan terus berucap seperti itu dengan siapapun dia berbicara. Sebaliknya, anak-anak yang sedari kecil tidak diajarkan untuk berbicara secara santun, maka ia akan terus berucap kasar hingga ia tumbuh dewasa dan berbicara dengan banyak orang.

Hal ini juga berlaku bagi kita dalam menulis. Jika kita membiasakan menulis dengan bahasa yang benar, maka kita akan menikmati kebiasaan itu dengan rasa bangga. Meski tidak ada kewajiban bagi kita untuk melakukan itu. Karena dalam komunikasi sehari-hari kita bebas menggunakan bahasa slang [ragam bahasa tidak baku dan dipakai oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi].

Namun jika kita selalu membiasakan menggunakan bahasa yang benar, maka hal ini akan membantu kita ketika mengajari anak-anak untuk berbahasa formal, baik dalam mengerjakan tugas maupun untuk keperluan lainnya.

Bagi kita blogger, kita boleh saja menggunakan bahasa nonformal. Namun tidak bagi jurnalis dalam menulis berita, akademisi dalam menulis karya ilmiah atau jajaran aparatur negara dalam melakukan korespondensi resmi kelembagaan.

Sulitkah untuk memulai menggunakan bahasa Indonesia yang benar? Tentu saja tidak. Karena kita dengan mudah bisa menemukan kata yang benar dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dirilis oleh kementerian pendidikan di alamat https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Selama ini banyak di antara kita yang mengabaikan hal ini. Bahkan banyak yang tidak tahu jika kata-kata yang ia tulis atau yang ia ucap itu salah. Contohnya apotik. Kata yang benar adalah apotek. Atlit, kata yang benar menurut kamus adalah atlet.

Baru-baru ini Pemerintah Kota Lhokseumawe juga mengeluarkan seruan kepada masyarakat terkait meningkatnya kasus warga yang terpapar Covid. Pada bagian atas seruan itu ditulis himbauan. Padahal kata yang benar adalah imbauan.

Mari membiasakan untuk mengucapkan atau menulis kata-kata yang benar.

---

Zainal Bakri