Steemit, Akankah Menjadi "Agama" Baru Masyarakat Milenial?

in STEEM Literacy3 years ago


Source

Akhir-akhir ini, perkembangan media khususnya media sosial seperti tak terbendung. Ini semua akibat kemunculan internet. Internet sendiri bukan lagi barang mewah. Hingga ke pelosok desa, serta tempat tersempit sekali pun, sudah terjamah fiber optik.

Karena akses internet yang begitu mudah ini, maka tak heran bila kemudian banyak informasi instan yang berselewaran di jejaring sosial. Media Sosial. Inilah yang kemudian disebut McLuhan dalam Littlejohn (2009). Kata dia, revolusi bidang media elektronik terjadi akibat adanya perubahan media informasi yang biasanya didapatkan dari siaran menjadi dalam bentuk jaringan media elektronik.

Penelitian media baru mulai bermunculan tentang globalisasi dan konvergensi media, internet menjadi alternatif media dalam menyajikan informasi tanpa adanya kendala teknis dari model siaran. McLuhan juga menambahkan pada era media baru berkembang juga studi internet dan cyberstudies yang menggeserkan perhatian khalayak pada media digital yang menandai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang baru. cek


source

Sementara, Friedman (2006) menyebut fenomena globalisasi ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi. Kata dia, hal ini telah membawa pengaruh dalam setiap aspek kehidupan manusia. Ia pun mengistilahkan bahwa dunia telah menjadi datar (The World is Flat) dan telah membentuk tatanan dunia datar.

Dalam dunia yang telah datar ini, Friedman (2006) menggambarkan, pada abad ke-21 dunia seakan tak ada lagi penghalang. Setiap sudut dunia begitu mudah dijangkau dan dijelajahi, bahkan tak lagi dalam hitungan menit melainkan detik. Semua itu bisa terwujud berkat kecanggihan iptek dan telekomunikasi. Saat ini dunia sudah terlalu kecil. cek

Kecilnya dunia yang digambarkan oleh Friedman dapat kita analogikan dengan handphone (gawai) dan komputer portable. Sekarang, rekan steemian yang berada di Venezuela bisa berinteraksi dengan koleganya yang berada di Alafan, Simeulue sana. Kapan saja. Tak butuh software yang ribet.

Nah, dalam konsep tatanan dunia datar (flat-world platform), banyak pribadi-pribadi yang tak kita kenali secara fisik, bisa berinteraksi untuk bersama-sama mengerjakan materi digital dari belahana manapun, tanpa memperhitungkan jarak antara mereka.


source

Bagaimana Steemit?


Sejak awal berdiri pada 2016, Steemit sendiri sudah dikategorikan sebagai bagian dari media sosial. Meski begitu ada perbendaan mencolok dibandingkan dengan platform; Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Line, TikTok, Linkedln serta lainnya.

Sebelum kemudian, beberapa platform memberi kontribusi untuk para penggunanya dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi. Youtube misalnya. Dengan 1.100 subcribers dan punya 4.000 jam tayang, sudah bisa dimonetis.

Steemit juga platform media sosial yang berbasis *blockchain8. Platform ini memberikan penghargaan berupa uang kepada orang-orang yang bergabung dan membuat konten. Ada keutungan juga yang diperoleh para user-nya.

Meski dia kategori jejaring sosial, steemit sepertinya beda dengan kelompok platfrom yang saya sebutkan di atas tadi. Paling tidak, tak ada informasi instan yang disebarkan para steemian. Apalagi jika informasi tersebut ternyata sumir. Atau hoaks.

Karena itu, bersama STEEM Literacy kita -- saya pribadi-- mencoba menjadikan dia sebagai mendsos yang bermutu. Meski masih di bawah level media mainstream pada umumnya. Dengan adanya, senior-senior yang menjaga gawang steem.literacy seperti @ayijufridar, @zainalbakri, @isnorman, @acehpungo dan lainnya, tentu para Steemian patut optimis.

Karena, mereka semua akan membawa STEEM Literacy ini ke jalan yang benar. Karena itu jangan takut semua informasinya menjadi liar. Sebab, keliaran menjadi sumber munculnya pesan hoaks. Makanya kita haruslah menulis dengan kejujuran.

Mungkin di antara Anda pernah mendengar cakap Ryan Holiday.
Kata dia, "Trust me I'm Lying" (percaya saya, saya bohong).
Tentu jangan berbohong di media sosial. Jika apa yang kita sampaikan tak bisa sepenuhnya dipercaya, maka semangat "kebencian" akan muncul kemudian.

Jika yang terjadi sebaliknya. Bukan tidak mungkin, suatu masa nanti Steemit akan menjadi "agama" baru bagi masyarakat milenial di Indonesia. Mungkin saja dunia. Siapa bisa menerka.

Syabah Meuruwah Raya


@Munaa

Sort:  

Steemit memiliki tantangan berat untuk tampil sebagai media sosial utama. Tapi bila komunitas terus dipelihara dengan baik, akan tetap tumbuh dan dicintai penggunanya karena memberikan reward. Hal yang tidak kita temukan di sebagian besar sosmed lain.

Iya benar, semoga saja tantangan itu bisa dilewati, dan komunitas-komunitas bisa tumbuh besar di masa hadapan...

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66822.94
ETH 3490.23
USDT 1.00
SBD 2.90