The Diary Game (21 Agustus 2021) “Gagal”

Assalamu'alaikum Steemians…
Kita berjumpa lagi di forum yang penuh dengan enegri positif...

Sabtu pagi ku awali semua aktivitas dengan semangat. Sebab hujan yang lebat semalam membuat istirahat cukup yaitu pilih tidur awal. Karena hujan yang membuat aku tidak bisa kemana-mana hanya bisa duduk di rumah.

Begitu juga di tempat jualan yaitu kidee, aku merasa sangat semangat untuk melakukan aktivitas penjualan. Seperti biasa pada saat kidee tidak ada pembeli, ku buka laptop yang selalu di bawa pada saat jualan. Laptop dibuka tidak lain adalah menyelesaikan perkerjaan sekolah yang masih belum selesai di dapodik. Tetapi server web dapodik yang tidak stabil membuat pekerjaan aku terhambat atau gagal. Hal itu harus dikerjakan lagi pada saat jaringan web sudah stabil dan aku memilih menutup laptop.

Tidak lama laptop di tutup, terdengan suara azan dari toa Mesjid yang tidak jauh dari tempat aku berjualan. Aku memilih istirahat sebentar sambil shalat dzuhur dan makan siang. Tapi aku tidak pergi ke mesjid melainkan ke tempat kawan berjulan yang masih di kawasan Sp.4 juga. Di tempat ia, aku bisa mandi dulu sebelum shalat dan makan siang akan di beli pada saat selesai shalat.

Jam sudah pukul 14.00 wib dan aku pilih pulang ke kidee lagi. Sebelum menyeberang jalan terlihat dua orang ibu-ibu menunggu aku buka lagi jualan. Karena hari ini keponakan tidak datang ke kidee dan kidee ku tutup atau memberi tanda bahwa tidak ada orang.

Sampai di kidee ku sapa ke dua ibu tersebut dan menanyakan apa yang bisa di bantu. Ibu itu langsung menjawab bahwa untuk melakukan pembayaran listrik yang belum ia bayar. Aku langsung duduk di depan laptop untuk mengecek tagihan listrik ibu tersebut dan melakukan pembayaran.

Setelah ke dua ibu tersebut keluar dari kidee, aku pilih duduk di kursi warung kopi yang ada di depan tempat aku berjualan. Di sana sudah ada dua orang yang duduk dan aku gabung duduk dengan orang tersebut. Cuaca yang terasa dingin membuat aku pesan segelas nescafe hangat pada si penjual.

Pesanan aku sudah datang dan kami ngobrol sambil menikmati segelas nescafe hangat. Rahmat dari langit (hujan) mulai membasahi bumi ini. Hujan turun dengan sangat deras sampai air meluap ke teras tempat kami jualan. Hujan turun hampir satu jam lebih, tetapi belum ada tanda-tanda untuk reda.

Hujan turun yang belum ada tanda-tanda untuk reda membuat aku harus membatalkan niat ku atau gagal pulang menjumpai si buah hati. Rencana yang sudah di rencanakan dengan sangat baik dari pagi hari gagal semua, baik itu melakukan pekerjaan di dapodik dan pulang menjumpai istri dan anak.

Hujan Turun dengan Lebat

Hujan Sudah Reda

kita sering mendengar kata pepatah "pat ujuen hana pirang dan pat prang hana reda". Begitu juga denga hujan hari ini, akhirnya mulai ada tanda-tanda untuk berhenti. Pada saat hujan lebat menjadi gerimis, aku mulai tutup tempat jualan ku dan waktu pun sudah mau Magrib. Setelah tempat jualan ditutup, aku langsung pulang pulang ke rumah. Di dalam perjalan pulang, hujan turun lagi yang membuat aku basah sampai di rumah.

Hujan yang turun belum juga reda membuat aku hanya bisa rebahan di atas kasur. Dalam rebahan tersebut aku terfikirkan, kenapa tidak aku melakukan tulisan di steemid?. Lalu ku ambil laptop yang ada di dalam tas dan membukanya. Aku melakukan tulisan aktivitas yang telah ku lakukan pada hari Kamis, 19 Agustus 2021.

Menulis di Steemid

Hawa dingin dari hujan membuat ku terasa gantuk dan ingin cepat-cepat tidur. Tetapi aku tetap melanjutkan tulisan ku di steemid. Akhirnya tulisan ku sudah selesai juga di steemid membuat aku rasa lega dan baru aku pilih untuk tidur. Rencana yang gagal di siang hari tidak membuat aku patah semangat dan terus berfikir positif. Buktinya aku bisa menyelesaikan tulisan di steemid di malam hari.

Wassalam...

Terimakasih atas bimbingan @najie @kang.mose @nazarul @anroja @cicisaja dan @ikhsan01