HARI INI Senin, saya harus berkemas lebih awal. Apel pagi di kantor hari ini jadi tanggung jawab saya untuk bertindak selaku pembina. Apa lagi wawancara calon panitia pemungutan suara (PPS) hari kedua akan berlanjut lagi di pukul delapan. Saya tiba di kantor pukul 07.30 WIB setelah sebelumnya mengantar dua anak saya yang masih kecil ke sekolah mereka.

Sarapan yang dibeli panitia juga belum sampai. Saya masuk ruangan dan mencoba membuat postingan untuk paltform ini, meski tak sempat kelar karena saya lihat para pegawai sekretariat sudah ramai. Saya minta agar apel pagi ini dipercepat dari jadwal biasanya. Pada setiap pagi Senin, kami selalu menggelar apel pukul 08.30 WIB. Namun hari ini saya minat semua bersiap pada pukul delapan tepat. Tujuannya supaya kegiatan wawancara PPS tidak terlambat.

Tepat pukul delapan, kami gelar apel pagi. Saya sebagai pembina dan Aiyub, anggota satuan pengaman di kantor sebagai komandan apel. Aiyub ini sudah ditempa sebagai tenaga pengamanan di pendidikan polisi Polda Jaya atau SPN Lido Polda Metro Jaya di Bogor, Jawa Barat dua bulan lalu. Ada tiga personel tenaga pengamanan bersertifikat di kantor kami. Ketiganya di latih di SPN yang sama.

Di lingkungan KPU, tenaga pengamanan dalam disebut dengan jagat saksana. Mereka semua ahrus mendapat pendidikan selama tiga minggu di pusat pendidikan kepolisian. Tujuannya agar bisa diterjunkan dalam segala situasi untuk mengamankan semua satuan kerja KPU baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

Setelah apel digelar, kami semua langsung sarapan dan melanjutkan wawancara. Seperti halnya kemarin, hari ini juga ada 99 orang yang harus diwawancarai dari sebelas desa dalam kecamatan Blang Mangat. Di daerah pemilihan Blang Mangat, ada 22 desa atau gampong. Kami bagi dua hari.

Pada saat yang sama rekan saya yang lain dalam tim kedua juga mewawancarai calon PPS dari kecamatan lain. Kami harus bekerja ekstra hingga malam hari agar semua calon bisa diseleksi sesuai tenggat yang ditentukan KPU. Wawancara hari kedua ini tak kalah seru dibandingkan kemarin di hari pertama. Banyak peserta yang masih sangat belia ingin menjadi PPS.

Kata mereka, pengalaman sebagai penyelengagara pemilu cukup menantang. karena itu, mereka berharap diberi kesempatan. Namun tak sedikit ketika proses wawancara berlangsung mereka tampak khawatir saat diberitahu bagaimana beratnya menajdi penyelengara pemilu. Tekanan dan ancaman datang silih berganti dari orang-orang yang ikut dalam kontestasi politik tersebut.

Barang kali dalam benak mereka ketika mendaftar, tekanan dan intimidasi itu hanya sebatas di mulut belaka. Padahal faktanya lebih dari itu.

Untuk sesi pertama kami berhasil mewawancarai 44 peserta hingga menjelang waktu salat Dzuhur. Sisanya kami lanjutkan pukul 14.30 WIB hingga selepas Magrib. Ada dua peserta yang tak ikut wawancara hari ini. Kami tidak tahu apa alasan mereka tidak hadir, karena tidak diinformasikan ke panitia.

Saya baru pulang dari kantor pukul 23.25 WIB. Karena sangat letih, tiba di rumah saya langsung istirahat. Lebih lagi besok harus bersiap untuk wawancara hari ketiga yang merupakan hari terakhir.

Zainal Bakri

---