---

SAYA BANGUN pas alarm berbunyi pukul lima pagi. Tapi setelah salat Subuh di kamar hotel, saya lanjut tidur lagi. Karena kegiatan baru dimulai nanti pukul sembilan. Pukul setengah tujuh saya turun untuk sarapan. Di restoran hotel banyak tentara yang sudah duluan sarapan. mereka tentara berambut lebat. Kemungkinan dari satuan intel. Makan mereka cepat. Setelah sarapan langsung bergegas keluar. Sementara saya santai saja.

Hari ini, Selasa, 11 Oktober 2022 kegiatan saya dari pagi hingga sore hari. Seperti biasa kegiatan akan dibuka oleh Ketua KIP Aceh. Hari ini setiap satuan kerja diundang empat orang peserta. Pertama ketua KIP, kemudian ketua divisi perencanaan, data & informasi, ketiga kepala sekretariat dan terakhir kepala sub bagian perencanaan dan data. Semua kabupaten/kota yang berjumlah 23 satker, hadir di acara hari ini yang bertajuk Penyusunan dan Pencermatan Anggaran Pemilihan Tahun 2024.

_{Acara rapat kerja anggaran di Hotel Diana Banda Aceh}

Sebelum acara dimulai saya dan teman-teman lain dari KIP Kota Lhokseumawe sudah berada di ruangan. Kami sudah terbiasa sebelum acara dimulai, Ketua KIP Aceh akan melakukan absensi semua satker. Jika ada yang datang tidak lengkap sesuai undangan akan kena 'rajah' alias dimarahi.

Karena terkait masalah anggaran, rapat kerja kali ini sangat membosankan. Semua hal yang ditampilkan merupakan angka-angka. Tapi begitu pun, kami semua mengikuti kegiatan tersebut sejak awal hingga selesai. Sesi p[aling berat adalah ketika masuk ke ruangan setelah makan siang. Banyak peserta harus melawan kantuk. Lebih lagi ruangan yang sejuk karena pendingin udara bekerja maksimal, semakin membuat rasa kantuk kian mendera.

_{Lagi serius jadi korban candid camera}

Saat acara sedang berlangsung, putra saya yang kedua berkirim pesan. Dia kuliah di USK. Sudah setahun lebih tinggal di Banda Aceh. "Abang ada kuliah dari pagi sampai sore. Jika nanti Ayah ada waktu kosong, abang bisa ke sana setelah dari kampus," katanya.

Selama ini saya memang tak pernah sempat untuk singgah menjenguknya. Karena selalu terburu-buru. Jadi sejak sebelum berangkat ke Banda, saya sudah berniat, seusai acara nanti akan ketemuan walau sebentar. Saya katakan, jika acara saya juga sampai sore. Jadi nanti di atas pukul lima sore baru bisa jumpa.

_{Kawan-kawan saya bersama Ketua KIP Aceh}

Setelah acara selesai dan diakhiri dengan foto bersama, saya langsung ambil kunci mobil untuk berangkat. Namun beberapa dari kami masih ada kegiatan lain di Hotel Mekkah. Saya pun mengantar mereka ke sana.

Dari Hotel Mekkah saya langsung ke Zakir Kupi yang bersebelahan dengan Kantor Wilayah PLN. Saya duduk agak ke dalam dan memesan sanger. Saya kirim lokasi ke aneuk agam agar dia segera datang. Katanya, acaranya akan segera selesai dalam lima belas menit. Setelah itu dia meluncur dari Darussalam.

_{Diganggu kawan karena posisi saya yang terjepit}

Tapi ternyata setelah itu dia salah sasaran. Dia datang ke Zakir yang lain dekat Makam Pahlawan. Katanya ketika dia membuka link Google maps yang saya kirim malah diarahkan ke sana. Padahal saya sudah katakan bahwa saya duduk di Zakir dekat kantor PLN. Dia malah tidak tahu jika di sebelah warkop itu ada kantor PLN. Padahal sudah setahun lebih dia tinggal di Banda Aceh.

Anak-anak sekarang memang tidak terlalu peduli pada tanda atau bangunan. Karena sekarang semua dibantu aplikasi. Beda dengan dulu, kalau naik taksi atau angkutan lain akan ditanya turun di mana? Kita bisa sebut salah satu gedung yang paling dekat di situ.

_{Foto bersama}

Setelah hampir sejam saya tunggu barulah dia datang. Anak saya keliatan lebih kurus dari sebelumnya. Wajahnya juga tampak kurang fresh. Katanya sudah tiga haru batuk dan pilek karena cuaca. yang bikin saya kurang mood, lihat rambutnya yang sudah gondrong. Di bagain depan sudah seperti 'boh langgoi'. Tapi saya harus maklum, anak-anak selepas dari SMA sudah merasa bebas untuk memilih modenya. Yang penting jangan berlebihan. Ketika saya minta untuk segera merapikan kembali rambutnya, dia dengan santun mengiyakan. Dan menjelang azan Magrib, kami bubar.

Zainal Bakri