Support Burnsteem. 25% Payout to @null

HARI MINGGU sejatinya menjadi sepenuhnya milik keluarga. Tak ada aktivita slain kecuali bersama keluarga baik itu dihabiskan di rumah atau pun di luar rumah. Namun tidak bagi saya. Setelah tahapan Pemilu Serentak 2024 dimulai, saya nyaris tak pernah bis amenikmati akhir pekan secara penuh bersama keluarga.

Seperti halnya hari ini. Namun sebelum berangkat untuk kegiatan kantor, saya tetap melungkan waktu sejenak bermain bersama anak-anak. Pagi ini, sekitar pukul delapan pagi, saya mengajak dua bocil di rumah untuk menjajal sepeda motor baru sebelum dikirim ke abangnya di Banda Aceh.

_{Petugas piket Minggu, 4 September 2022}

Mereka cukup senang, walau kami hanya jalan-jalan tak jauh dari kompleks. Saat melintas di Jalan Elak dekat Kampus IAIN Lhokseumawe, salah satu anak saya menyarankan agar saya belok ke lapangan yang ada rumah baru. Rumah tersebut adalah rumah adik saya yang bungsu yang sedang dalam tahap finishing.

Saya pun membelokkan kendaraan ke sana. Sekitar 20 menit kami di sana, kemudian kami pergi ke SPBU Alue Awe untuk isi Pertalite. Kami mencoba Pertalite dengan harga baru. Di dalam tangki masih ada bahan bakar, jadi saya hanya perlu menambahkan seharga Rp20 ribu, bahan bakar sudah penuh dalam tangki.

_{Tim verifikator Sipol}

Kami pulang dan bersiap untuk ke Rumah Sakit Melati di Jalan Samudera Baru, Lhokseumawe. Ada keluarga istri saya yang sakit dan sudah tiga hari dirawat. Kebetulan kami belum sempat membezuknya. Dalam perjalanan ke rumah sakit, saya membelokkan mobil ke kantor sesaat. Tujuan saya untuk memastikan jika kegiatan di kantor sudah dimulai.

Ternyata benar, di kantor sudah banyak pegawai dan juga ada komisioner KIP dan Panwaslih. Saya pun menyegerakan mengantar istri dan anak-anak ke rumah sakit. Kemudian saya langsung balik kanan ke kantor. Saya bilang ke istri saya agar menghubungi via telepon jika sudah selesai supaya bisa dijemput.

_{Sofhia Panwas, Mulyadi dan saya}

Pukul 12.30 WIB istri saya menghubungi dan mengataka jika mereka memilih pulang naik becak mesin saja supaya tidak merepotkan saya bolak-bolik ke kantor. Saya pun menyetujuinya dan bertahan di kantor hingga pukul enam sore. Saya pulang ke rumah sesaat untuk mandi dan makan malam plus istirahat sekejap. Kebetulan malam ini kembali jatah saya untuk ikut piket.

Selepas salat Isya, saya balik ke kantor. Malam ini kami perlu menuntaskan beberapa hal terkait verifikasi administrasi partai politik. Saat tiba di kantor saya melihat salah seorang tenaga keamanan menjingjing beberapa plastik ikan segar. Katanya malam ini ada acara bakar ikan. Tapi nanti baru dimulai setelah pekerjaan selesai.

_{Bersama ketua, kasek dan komisioner lainnya}

Saya masuk ke ruangan dan sibuk dengan kegiatan saya seniri. Pukul 20.30 WIB, saya keluar untuk ambil foto bersama tim piket lainnya. Foto ini harus dikirim ke KIP Aceh untuk diteruskan ke KPU RI sebelum pukul 21.00 WIB.

Tak lama kemudian teman-teman dari Panwaslih kembali ke kantor kami. Mereka juga perlu mendapatkan perkembangan informasi yang riil tentang proses verifikasi administrasi partai politik. Hingga pukul 00.15 WIB, saya cek ikan bakarnya. Ternyata sudah ada yang matang.

_{Ketua (tengah) dan anggota Panwaslih Kota Lhokseumawe dan Mulyadi (kanan)}

Buk Yuni, Kepala Sekretariat KIP Kota Lhokseumawe langsung menyerahkan satu ekor ikan bawal ke saya. Itu ikan pertama yang sudah matang. Saya langsung masuk ke ruangan teknis untuk mengambil nasi. Meski sudah makan malam di rumah, namun pada jam segini, perut sudah terasa kosong kembali.

Saya baru pulang dari kantor pukul satu dini hari. Besok pagi, jam setengah tujuh saya sudah harus antar anak-anak ke sekolah. Saya pulang dan langsung beristirahat.

_{Bersama tim piket Minggu malam}

Sampai di sini dulu catatan The Diary Game saya edisi Minggu, 4 September 2022. Terima kasih kepada teman-teman semua atas perhatian dan dukungannya dan terima kasih juga untuk para pengelola Komunitas STEEMSEA @anroja @radjasalman @mirzamg @waterjoe dan @firyfaiz yang telah memfasilitasi dan mendukung kami setiap saat dalam menulis di komunitas yang besar ini.

Saleum.

---

Zainal Bakri