Saya mengawali pagi dengan makan sahur yang terburu -buru. Bagaimana tidak, batas waktu sahur tinggal beberapa menit lagi sedangkan saya baru saja bangun dari tidur lelap dengan kesadaran yang masih berada di awang -awang. Saya menyuap nasi beberapa kali sebelum akhirnya langsung menandaskan air putih sebagai penutup. Tidak lupa saya meminum paracetamol, agar nyeri pada proses tumbuhnya geraham bungsu menjadi lebih reda.

---

Tadinya, pagi ini saya ingin mencuci pakaian. Namun karena satu dan lain hal (juga karena saya sedang malas) saya mengurungkan niat untuk mencuci. Entahlah, hari ini terasa datar dan membosankan. Akhirnya saya hanya membolak balikkan diri di atas tempat tidur dan melihat - lihat baju lebaran yang sudah ada. Seperti bocah ya, hehe.

---

Saya teringat janji untuk menghadiri rapat pembubaran panitia salah satu kegiatan Ramadhan yang saya ikuti. Setelah 15 menit berkemas dan hendak berangkat, masuklah sebuah pesan grup whatsapp yang menyatakan bahwa rapat diundur menjadi esok hari. Saya yang merasa sedikit kecewa memutuskan untuk kembali tidur karena lelah padahal sedari tadi pagi tidak ada hal terlalu berarti yang saya lakukan.

---

Sore hari seolah menjelma menjadi waktu produktif. Ba'da asar saya mulai memasak berbagai menu untuk berbuka. Tentu saja menu yang tidak begitu sulit untuk dimasak oleh remaja seperti saya. Ritual memasak dimulai dengan gulai tahu tempe kecap dan diakhiri dengan mengulek sambal terasi ala saya yang sangat disukai Ibunda.

Menu berbuka hari ini

Minuman

Bunyi sirine masih menjadi pertanda berbuka di daerahku. Di daerah yang terdapat banyak masjid seperti ini, bunyi sirine yang bersahut - sahutan tersebut menciptakan suasana yang khas. Masing - masing anggota keluarga segera meneguk air pertanda berbuka, sebelum akhirnya menyantap makanan dan bergegas salat maghrib. Malam ditutup dengan damai karena tidak ada lagi drama antara saya dan si gigi geraham bungsu yang meresahkan.

---

Salam hangat,

@wanitahujan

Tentang saya

---