The Diary Game, Rabu 5 Juni 2024. BIMWIN LANJUTAN
Dengan mata masih mengantuk saya bangkit menuju ke kamar mandi, rasanya baru sebentar saya tertidur sudah pagi, padahal sudah 5 jam, waktu tidur melebihi cukup untuk seusia saya, karena semakin bertambah usia dalam agama semakin kita disuruh mengurangi tidur, tetapi bukan melek untuk menonton atau bercengkrama, akan tetapi untuk mengisi dengan tilawah, belajar, mengajar, tafakr dan tadabbur, atau bermacam jenis ketaatan lainnya.
Selesai salat saya membantu ummi Aira menyiapkan sarapan pagi untuk kami, ada sisa ikan sambal semalam buat lauk pagi kami, selesai sarapan kami bersiap “intisyar fil Ard” (mencari rezeki dengan bergerak di muka bumi).
Jam 9.00 saya tiba di kantor setelah mengajar pagi, saya sedikit terkejut melihat banyaknya sepeda motor dan banyaknya orang-orang berkumpul di kantor kami, ternyata hari ini adalah bimbingan catin massal oleh bapak kepala KUA, ternyata para calon mempelai takut nikah mereka di tunda gara-gara terkendala surat bimwin, memang program pemerintah akan selalu berhasil jalan, walaupun di tentang oleh siapapun, kerena mereka punya kekuatan serta kekuasaan, semoga ke depan semua program kebaikan didukung penuh oleh pemerintah dimana pun dan kapan pun.
Isi materi banyak kepada seputar keluarga sakinah, cara mencapainya, serta cara mempertahankannya, memang angka perceraian saat ini untuk Aceh Utara terbilang tinggi. Dan yang paling banyak menggugat cerai adalah istri, maklum istri zaman sekarang sudah jadi perempuan yang sosialita, banyak pergaulan, pintar mencari uang, sehingga sudah berani melanggar hukum Allah secara terang-terangan, dan kasusnya kebanyakan adalah perkara sepele, bahkan nada yang hanya alasan sudah tidak lagi cinta, entah mazhab apa yang mereka anut, semoga dengan adanya bimwin angka perceraian akan bisa di tekan.
Jam 12.30 saya baru kembali tiba di rumah, badan terasa sangat lengket, saya mandi banyak-banyak, selesai salat baru makan siang bersama dengan ummi Aira.
Jam 1.45 saya sudah berada di dalam kelas bersama dengan anak santri, kami membaca kitab dan menyetor hapalan, jam 5.00 kami baru membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing.
Malamnya sehabis salat magrib kami segera memulai pengajian, jam 9.30 kami selesai dan pulang, saya menemani anak-anak belajar sampai jam 10.30, mereka pun saya minta untuk tidur malam, saya sendiri bersiap untuk salat isya dan langsung menyusul masuk ke dalam kamar untuk istirahat malam.
Click Here