The Diary Game, Rabu 3 Juli 2024. Rabu kelabu
Matahari pagi ini tidak bersinar terang seperti biasa, tetapi kalah oleh tebalnya awan hitam, kami menyebutnya mendung, langit juga nampak teduh, tidak ada angin, jam 7.30 saya bersama dengan anak-anak bersiap-siap untuk pulang ke rumah tanjong, belajar bersama-sama sebelum saya berangkat ke kantor untuk tugas melayani masyarakat.
Jam 8.00 kami sudah berada di rumah tanjong, kami segera membuka kitab pelajaran, mengetuk jendela ilmu pengetahuan, kami pun menelaah dan mencoba memahami bersama.
Jam 9.00 saya pamit meninggalkan mereka, langit masih mendung, sangat nyaman melakukan perjalanan dengan kondisi alam seperti ini, mobil juga terlihat jarang, mungkin semua pada berdiam diri di rumah, sehingga jalan menjadi lengang, atau karena jam segini semua pada aktivitas masing-masing.
Di kantor saya membantu teman-teman melayani masyarakat, kami semua tidak ada yang mengeluh panas, malah sesekali sudah bertiup angin, semoga hujan segera turun, sudah lama rasanya langit tidak menurunkan hujan.
Jam 12.00 saya pamit pulang, alhamdulillah tidak seperti biasa, kulit terasa terbakar, tetapi siang ini mendung membuat kulit saya terasa adem dan sejuk.
Setelah salat duhur saya makan siang, lalu bersiap untuk mengajar anak santri kembali, kami langsung melanjutkan pelajaran tadi pagi, mereka satu persatu mendapat giliran menyetor hapalan ataupun membaca kitab di depan saya.
Jam 4.00 kami salat Ashar, kemudian kami melanjutkan kembali pengajian sampai jam 5.00 sore, barulah kami pulang ke rumah masing-masing.
Malamnya sehabis magrib tiba-tiba angin kencang bertiup, rasanya pohon-pohon akan tumbang, ada perasaan bergidik melihat kuasa Allah, “Ya Allah, jauhkan kami dari murka Mu, dari mara Bahaya” lantunan doa terus saya panjatkan dalam hati, akhirnya hujan pun tumpah, kami menikmati hujan dalam diam, kami masing-masing punya doa sendiri-sendiri.
Hujan terus turun, menuntaskan mendung sedari pagi tadi, malah tadi siang seolah akan tumpah, tetapi barulah sekarang Allah turunkan.
Jam 9.00 hujan sedikit mereda, anak santri segera saya izinkan pulang, saya pun salat Isya, jam 11.00 hujan kembali turun dengan lebatnya, saya pun segera masuk ke dalam kamar, menikmati suara hujan dari bawah selimut.
Click Here