50 % Payout To @steem.amal || Betterlife || The Diary Game || Senin, 05 Juli 2021 || Rainy.? Don't Worry, Uye..
Dear, steemian hari ini aku menyapa kalian lagi seperti biasa, karena aku tak perlu lagi bicara secara rahasia dengan diary. Sebenarnya postingan ini untuk tanggal 08 Juli 2021, tapi karena aku terkena bandwith, walaupun telat dan diarynya telah kadaluarsa tetap kuposting saja, nasib aneuk seureudeng, ya sudahlah..!
Setelah mendapat masukan dari bang @phieasan dan bang @jun.imaginer tentang tulisanku di Komunitas Steem Kids, bagaimana cara membuat tulisan berwarna akupun berhasil membuat layout ku sedikit lebih menarik dan berwarna dari biasanya. Tentunya, ilmu baru itu juga akan kuaplikasikan dalam tulisan ini, ku ucapkan selamat datang di Catatan Bro Rizki.
Pagi ini setelah mendapat telepon dari @pujiaman, aku pun mandi dan bersiap - siap, kuminta tolong adik untukku mengantar ke Warung Pak Keuchik Marta karena aku sudah berkata kepada @pujiaman untuk menjemput disitu saja. Sesampai di Warung Pak Keuchik Marta aku melihat masih tertutup, aku baru ingat kalau kemarin Pak Keuchik Marta pulang ke Meukek kampung Kak Mia istri nya karena ada family yang meninggal. Innalillahi Wa Innailaihiraji'un. Aku yang ingin ngopi, melihat Bang Zaifan lewat langsung ku minta tolong untuk membeli kopi di warung depan. Tak lama kemudian Bang Zaifan kembali sambil membawa kopi yang sudah dibungkus, aku langsung saja mengambil dua air mineral cup, kubuang saja isinya untuk diisi kopi. @pujiaman pun telah sampai, langsung ku bagikan setengah gelas kopi padanya, kamipun ngopi bersama sebelum pergi.
Selesai ngopi kamipun berangkat ke rumah klien didaerah Meukek, agenda kami hari ini adalah membuat laporan ke Polres Aceh Selatan. Kami menempuh perjalanan sekitar 30 menit untuk sampai tujuan, kami menikmati hijaunya pemandangan sepanjang perjalanan. Aku mengabadikan momen indah itu dari atas motor yang dikendarai @pujiaman. Memang kalau untuk urusan pemandangan dan keindahan alam, Aceh Selatan memang primadona nya. Pantai indah sepanjang pesisir Aceh Selatan sebagai penghubung daratan selatan Aceh dengan Samudera Hindia. Gugusan bukit - bukit dan gunung - gunung yang berbaris seolah menegaskan diri sebagai bagian dari Pegunungan Bukit Barisan, jiwa Adventure ku merasa di bangunkan.
Karena ada mimpi waktu kuliah yang belum tersampaikan, untuk melakukan ekspedisi Pendakian Gunung Leuser. Teringat perbincanganku dengan Kance[1] Yonas yang waktu itu menjadi Sekretaris Umum GEMAPALA WIGWAM FH Unsri, Yonasberkata kepadaku "Ceh, kau kan budak aceh, peh kito ke Leuser, mun dag pacak sekarang agek pun jadi",[2] terpikirkan lagi dengan kondisi seperti sekarang rasanya berat untuk melakukan pendakian lagi.
Tidak lama kemudian, kami sampai kerumah klien setelah berbincang sebentar kami melanjutkan perjalanan ke Tapaktuan mengendarai mobil klien. Sepanjang perjalanan kami berdiskusi tentang kasus klien, dan juga hal lainnya diselingi canda tawa supaya tidak terlalu bosan perjalanan. Sampailah kami di Tapaktuan, klien kami mengajak kami singgah di sebuah Mesjid untuk melaksanakan Shalat Zuhur. Setelah melaksanakan kewajiban, kami pun makan siang di Warung Makan Padang terdekat. Setelah makan kamipun bergeser mencari Warung Kopi untuk melepaskan hasrat ngopi dan sekalian mengedit dokumen sebentar.
Selesai mengedit dokumen kuhabiskan kopi diatas meja kemudian menuju mobil klien. Mampir sebentar untuk ngeprint dan fotokopi langsung tancap gas ke Polres Aceh Selatan. Kami langsung ke SPKT, namun diarahkan langsung ke Kanit Pidum untuk berkonsultasi terlebih dahulu. Setelah berdiskusi sekitar satu jam lebih kami mengikuti keinginan Kanit untuk menunggu dulu konfirmasi dari pelaku, kalau - kalau masih bisa didamaikan. Kami mendapat pelayanan yang sangat baik dari kawan - kawan unit pidum Polres Aceh Selatan. Kami berpamitan kepada Kanit dan kawan - kawan lainnya karena sudah sore.
Karena waktu Ashar sudah masuk kamipun singgah di Masjid Agung Istiqamah Tapaktuan yang terletak di pusat kota. Suasana Masjid begitu asri, akupun sempat mendokumentasikan indah dan asri Masjid tersebut, dapat dilihat di postingan yang kuberi judul Sejuk Kurasakan di Mesjid Agung Tapaktuan. Setelah selesai melaksanakan shalat ashar, kamipun bergegas untuk pulang karena gerimis sudah mulai membasahi bumi. Klien tadi menjemput anaknya yang bekerja di salah satu bank di Tapaktuan. Hujan pun turun dengan derasnya mengiringi perjalanan pulang kami dari Tapaktuan. Sekitar setengah jam kemudian barulah kami sampai kerumah klien, aku yang dari tadi kebelet menahan pipis langsung mencari kamar kecil disusul @pujiaman yang juga sudah menahan derita dari tadi.
Masjid Agung Istiqamah Tapaktuan.
Kamipun tak berlama - lama, aku yang tak membawa mantel meminjam mantel klien agar bisa pulang, walaupun klien bersikeras mengantarkan kami dengan mobilnya namun kami berpendapat itu terlalu merepotkan bagi klien dan juga bagi kami. Karena otomatis motor puji harus ditinggal di Meukek dan besoknya harus kesini lagi untuk mengambilnya. Setelah mengamankan hal - hal penting seperti tas yang berisi dokumen dan laptop, kami melanjutkan perjalanan ke Blangpidie.
Sampai didaerah Labuhan Haji tepatnya di Gampong Bakau aku melihat genangan air di sepanjang jalan, @pujiaman dengan pedenya menerobos genangan air yang lumayan berbahaya untuk motor yang lebih rendah dari motor @pujiaman. Namun tidak lama berjalan terasa berat dan terdengar bunyi rantai motor. Kami pun berhenti untuk memeriksa sejenak, dan berhenti di toko yang sudah tutup, puji mengambil pelumas dan mengoleskan ke rantai. Kamipun rehat sejenak untuk merokok sambil mengedit tulisan untuk postingan di steemit.
Karena kami rasa tanggung akhirnya kami putuskan untuk menunggu hujan reda. Aku menghubungi bang @hendrasusoh @daengmarwan melalui video call grup lewat WA, @pujiaman yang duduk di samping ku pun minta ditambahkan dalam percakapan kami, dasar Si Konyol. Kami berempat sebagai perwakilan Abdya di TSS berbicara mengenai dunia steemit dan ajakan menulis untuk kawan - kawan yang belum bergabung.
Divisi TSS Abdya
Hujanpun sudah tak sederas tadi, lagi - lagi karna tanggung @pujiaman dan aku kembali mengedit tulisan kami masing - masing. Setelah dirasa cukup mengedit, kamipun bersiap - siap dengan mantel kami, kami baru sadar hujan tidak reda bahkan semakin deras. @pujiaman tiba - tiba berkata "inilah anehnya kita, giliran dapat ide hujan semakin deraspun kita gak peduli", aku mengangguk sambil tertawa. Kamipun melanjutkan perjalanan kami, disepanjang jalan Labuhan Haji banyak sekali titik banjir terjadi, yang membuat kendaraan yang melintasi jalan itu, harus memelankan kendaraan nya termasuk kami. Pelan tapi pasti @pujiaman melarikan si kuda besi, akhirnya kami pun sampai kekampung ku.
Kamipun ngobrol sebentar di depan warung bibikku yang telah ditutup, @pujiaman yang sudah tak tahan lagi akhirnya melepaskan tanggungan nya disela - sela warung bibikku. Kamipun bubar kerumah masing - masing dan setelah membersihkan diri, akupun menarik selimutku dengan harapan bertemu mantan didunia mimpi.
Ya, itulah diary keseharian ku yang membosankan, tapi ku harap kalian tak bosan membacanya. Terimakasih buat abang - abangku di TSS yang tak bosan - bosannya membimbing dan mengarahkan ku, Kalian Luar Biasa. Inilah diaryku, mana diarymu??
Artinya
1. Kalo bahasa sekarang "Bro"
2. Ceh, Kau kan anak Aceh, Ke Leuser yok, kalau gak bisa dalam waktu dekat, ntar juga boleh".
Hana ka sensor nyan bak jaroe.. 😳🙄🤔
Peu nyan, le peu yang bak jaroe? 😅😅
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
@ernaerningsih.
Terimakasih kak @ernaningsih.