The Diary Game Sesion 3| 02 April 2021 | Betterlife| Membantu Nikahan Sepupu

Dua hari yang lalu aku terpaksa bangun tidur pukul 10:00 WIB pagi, padahal aku baru tidur pukul 07:30 WIB, total aku hanya berhasil masuk ke alam mimpi selama 2,5 jam.

Permasalahan kenapa harus bangun secepat itu, karena aku harus membantu di acara nikahan adek sepupuku. Jauh-jauh hari pamanku sudah mewanti-wanti agar aku cepat datang untuk menjamu para tamu, dari kalangan ustad dan pihak pengantin pria. Oya adek sepupuku yang melangsungkan pernikahan itu adalah seorang wanita.

Setelah bangun dan membersihkan badanku, aku langsung menuju rumah pamanku yang berjarak 200 meter dengan menggunakan sepeda motor. Sesampai aku di sana aku melihat sudah banyak orang yang duduk santai di luar rumah. Aku bertanya apakah acara pernikahan sudah selesai? Ya jawab sepupuku yang laki-laki. Tapi sekarang kita menunggu rombongan dari pihak pengantin laki-laki yang akan melakukan tradisi intat Ranup.

Tidak lama menunggu, kemudian datanglah rombongan dengan menggunakan sepeda motor, mobil pickup dan mobil minibus (Jumbo) milik keluarga pengantin pria. Aku terkejut melihat kedatangan rombongan itu yang lumayan rame, aku khawatir persediaan makanan tidak tercukupi. Karena pamanku bukan golongan orang yang berada. Aku sendiri hnya bisa membantu dua buah kue Bolu, karena aku sendiri sedang dipusingkan oleh kekurangan ekonomi.

Kekhawatiranku semakin bertambah ketika aku melihat para tamu memadati seluruh sudut rumah. Tamu perempuan bukan hanya mengisi ruang tamu (depan pelaminan) tetapi juga teras luar, dan ruang keluarga di belakang. Sementara tamu laki-laki memenuhi sisi luar rumah yang dibuat seperti garasi yang dulunya dipergunakan sebagai warung. Aku sempat berpikir, kenapa mereka harus datang sebanyak ini? Sepertinya ini jumlah seluruh wanita di kampung itu deh.

Memang Antara kampung Paman (kampungku juga) dengan kampung pengantin pria hanya berjarak sekitar 1Kilometer, jadi semua tamu yang datang sangat aku kenal Dan mereka sangat mengenalku terlebih karena ketika remaja kampung tersebut merupakan tempat ku bermain siang dan malam, bahkan kampung tempatku bermalam. Sementara pengantin pria yang saat ini menjadi suami dari sepupuku juga aku telah mengenalnya sejak dia kecil. Kalau tidak salah aku juga pernah menggendongnya.

Kekhawatiranku tentang makanan yang tidak tercukupi akhirnya dijawab oleh keluargaku. Mereka mengatakan insya Allah kalau untuk makanan tidak akan kekurangan, hanya saja tempat penyajian, misalnya piring, gelas dan lainnya yang tercukupi. Hilang satu kekhawatiranku namun muncul kekhawatiran baru. Alhasil penyajian makanan pun harus dilakukan dengan beberapa tahap.

Oleh karena penyajian yang bertahap, membuatku dan beberapa orang sepupu dan keluarga yang lain harus bekerja keras. Pertama kami menyajikan makanan untuk tamu wanita yang berada di ruang tamu sekaligus tamu wanita yang berada di teras. Setelah mereka selesai menikmati makanan, kamu buru-buru mengambil tempat makanan dan selanjutnya menyiapkan kepada tamu laki-laki, setelah tamu laki-laki selesai, terakhir kami menyajikan untuk tamu wanita yang ada di ruang tamu.

Alhamdulillah akhirnya semua kegiatan berjalan sukses, aku mengajak semua keluarga yang tadi membantu untuk menikmati makan siang. Setelah makan siang, aku kembali ke rumah dan terkapar tidur akibat ngantuk dan kelelahan.