The Diary Game [17 Juni 2021] - Rekening Mualaf Yang Zalim (50% Payout For @steem.amal)

Menunggu antrian.

Mentari pagi beri salam lagi, suara burung kusambut hari berganti. Dinginnya udara pagi ini membuatku ingin berlama-lama lagi di tempat tidur, selimut tebal hadiah ulang tahun menjadi pelengkap untuk melanjutkan mimpi, enak. Tidak mau menambah dosa, bangun dan menunaikan ibadah shalat Subuh. Mandi dan gosok gigi, sarapan pagi tak pernah kulewatkan.

Pagi ini aku harus pergi lagi ke salah satu Bank yang ada di Kota Beureunuen, aku tak mau menyebut namanya, kukasih tau inisialnya saja yaitu BNI dalam status Syariah. Sejak pindah dari BNI ke BNI Syariah, sering kali terjadi masalah baik masalah penarikan, transfer dan macam-macam masalah lainnya. Sekarang udah harus lagi pindah ke BSI (Bank Syariah Indonesia). Capek pindah terus kayak nenek moyang mereka.

Sekarang, setelah mualaf dari BNIS ke BSI yang lebih bersyariah, rekeningku langsung bermasalah. Setelah pada hari pertama migrasi nomor handphone punyaku diblokir di BSI Mobile (Mobile Banking), entah sebab apa. Parah kali, kayak cewek menstruasi. Sekarang ini udah seminggu pembayaran untukku dari pihak Paypal.com belum masuk ke rekening yang sudah mualaf ini. Kudatangi pihak Bank, kuceritakan keluh kesahku dan semua yang kualami pada BSI ini. Mereka harus bisa mengatasi masalah yang dialami nasabah. Jangan sampai setelah mualaf semakin menjadi zalim.

Apa yang anda lihat?

Setelah selesai dengan pihak Bank, aku keluar dan nyebrang jalan. Duduk di kursi, mau duduk di meja gak enak sama yang punya. Kubuka laptop, kuteruskan kegiatan yang biasa kulakukan tiap hari. Waktu terus berjalan, tak ada henti. Jam menunjukkan pukul 12.30 pertanda sebentar lagi akan masuk waktu shalat zuhur dan waktunya makan nasi siang.

Tepat pada pukul 14.00 aku berangkat pulang ke rumah, segera kuperbaiki sedikit masalah pada mesin Vespa kesayanganku ini. Setelah selesai, aku langsung bergerak ke Kota Sigli, karena sudah janjian sama Bang Jalal @anroja pada sorenya untuk ke rumah Ibu Nurjani calon penerima bantuan dari @steem.amal.

Berani kotor itu baik.

Vespa ini sangat Spesial, kalau hujan tak kepanasan dan kalau panas tak akan kehujanan. Mengendarai Vespa ke arah Kota Sigli, pelan tapi pasti. Sampai sana aku singgah di Taufik Kopi, ngopi sambil menunggu asar tiba dan Bang Jalal selesai kerja. Dulu, warung kopi ini tempat favoritku setiap hari, sekarang udah bosan dengan warna kopinya yang gitu-gitu aja.

Bang @anroja, Ibu Nurjani dan cucunya.

Setelah asar, sekitar pukul 16.45 Bang Jalal Anroja selesai dengan kerjaannya di Rumah Sakit terbesar di Kabupaten Pidie. Kami pun bergegas menuju Seupeng, ke rumah Ibu Nurjani dan Bapak Sulaiman. Setelah berbincang-bincang dengan Ibu Nurjani, kami memutuskan untuk ngopi di warung kopi tempat biasa. Banyak cerita tentang kegiatan Steem Amal dan lainnya. Azan magrib hampir tiba, kebiasaan Bang Jalal Anroja bayarin kopi dan kami pun sama-sama bergegas pulang.

Di ruangan Rumah Sakit.

Selesai shalat magrib, aku kembali mengajak teman-teman di Grup Whatsapp para pemuda kampung pergi ke Rumah Sakit di Beureunuen, untuk menjenguk Ibunda dari salah satu pemuda kampung kami yang sedang dirawat. Sekitar 15 orang pemuda ikut pergi bersama. Tak lama, kami pamit pulang dan menunggu waktu isya.

Pukul 20.30 kami pun seperti biasa, pergi mengikuti pengajian rutin setiap malam jumat. Pukul 22.30 pengajian selesai, kami pulang dan aku langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Tidur dan bermimpi, enak!

Terima Kasih, Salam @rastaufik10