The Diary Game Seasons 3 : Minggu 29 Agustus 2021| Menilik Bukit Siron

Pagi ini aku terbangun pada jam 06.00 WIB berhubung sedang tidak bisa sholat. Yaa, boleh lah. Hal pertama yang kulakukan setelah mata terbuka, langsung memastikan yasarah,tiwi dan @lizameliza sudah bangun dengan cara mengirimkan pesan melalui whatsaaps, kalau belum ada balasan rencananya lansung kutelpon, tapi semua fastrespon, sudah bangun dan mulai bersiap-siap pada semangat empatlima, oia kami sebelumnya sudah merencanakan H-1 mendaki bukit Siron yang terletak di Aceh Besar kecamatan Idrapuri.

Sebetulnya kandidat yang akan pergi lebih banyak, namun karena ada kesibukan tugas dan kuliah jadinya cancel termasuk @khaereyaa, insyaAllah lain waktu bisa berangkat ya pit. Jam 06.30 WIB, sudah kusiapkan alat keperluan seadannya, lalu menjemput liza dikosannya. Sebelumnya aku sudah mengabari tiwi dan yasarah untuk berkumpul di kosanku agar menjadi posko keberangkatan. Sebelum berangkat aku dan liza menyinggahi lapak kue nasi pagi di Ulee Kareng agar ada bekal makanan yang bisa diganjal nanti di Bukit Siron.

Bekal Makanan di Bukit nanti

---

Setelah semua berkumpul, semua perlengkapan yang dibutuhkan ready, kami berangkat pada jam 08.15 WIB dengan sepeda motor, aku berbocengan dengan tiwi dan liza bersama yasarah. Diperjalanan mendekati bukit Siron, aku terpana melihat pemandangan gunung luarbiasa, speeclesh ditambah udara pagi dan wangi bunga hutan, heumm..ngak rugi pergi kesini.

Diperjalanan aku sempat kehilangan jejak liza dan yasarah, pasalnya kecepatan motor mereka tidak main-main, secepat kilat. Yaa karena aku dan tiwi belum pernah pergi, dan yang baru pernah pergi Liza, akhirnya lostkontac beberapa menit, sinyal disini X, namun karena pakai feeling, alhamdulillahnya kami menemukan keberadaan liza dan yasarah. Kami mulai menapaki langkah demi langkah mengikuti arahan Liza, mulai dari melewati kebunnya, lalu mulai melewati lembah, MasyaAllah ! keren-keren-keren.

Lembah bukit Siron

---

kiri kanan depan dikelilingi penggunungan yang menjulang tinggi, disaat momen begini, sudah pasti tidak akan terlewatkan sesi foto-fotonya, karena perut masih kosong kami memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum mendaki, jadi kami menyinggahi satu-satunya pohon yang sedikit lebih rindang, dan itu pohon jamblang,ternyata ada buahnya. Kami mulai menggelar tikar lalu menyantap bekal yang kami bawa.

Sarapan pagi plus siang di lembah bukit Siron

---

Setelah kenyang kami mulai meneruskan missi mendaki. Langkah demi langkah kami coba daki, seriusan lututku sudah mulai ngilu dan kaku, yaa maklum terakhir mendaki yang beginian semasa SMP. dipetengahan jalan, kami menjumpai ibu bersama anak-anaknya yang hendak turun, beliau menyemangati kami agar semangat sampai ke puncaknya, bahkan ia memberikan air mineralnya ke kami. Karena kecerobohan kami kehabisan stok air dibandingkan stok makanan.

puncak Siron

---

Benar-benar terbayarkan lelah saat tiba dipuncaknya, benar-benar indah, namun ada satu hal yang membuat sedih, dari sepanjang perjalanan lembah hingga mencapai puncak sampah berserakan dimana-mana, terutama area puncak, tanah hingga ilalang dipenuhi botol air mineral. Sedih sih melihat keaadaan ini, ngakunya anak alam tapi alamnya takdijaga, ironis !

Awalnya Kami inisiatif untuk memungut sampah-sampah tersebut, permasalahannya tempat untuk menampungnya tak kami bawa, tapi berkat kecerdikan liza, ia menggunakan tali rafia hitam yang ditemui dipuncak lalu mengikatkan botol-botol menjadi satu tali, meskipun tidak semua sampah bisa terambil, setidaknya ada yang berkurang. Semoga sesuatu hal yang kami lakukan ini bisa bermanfaat, kegiatan senang-senangnya dapat pahalapun bisa dapat kan,,

Proses menyatukan botol-botol air mineral menjadi satu tali

---

Ouhia kami juga melantunkan bersama ayat alfatihah dipuncak, agar feel tafakur alamnya dapat. Yang bikin merinding suara merdu tilawahnya Yasarah membacakan potongan ayat Ar-Rahman dan Surat Maryam sesuai requase. Yasarah pernah menjuarai berbagai perlombaan MTQ, termasuk juara 2 MTQ Nasional pada tahun 2018. setelah puas mengabadikan foto dari berbagai sisi, hingga memori hp mulai menangis.

Team kami mulai menuruni bukit

---

Kami memutuskan untuk turun, sekitar jam 13.15 WIB, sebab agar terkejar sholat zhuhur. Pun kondisi mulai mendung, saat turunpun capek yaa, lutu lebih ngilu lagi dibandingkan saat mendaki, ditambah ada bawaan sampah. Tapi pelan-pelan kami berhasil turun lalu menyinggahi kedai kecil terdekat, disana ada Farah yang menjadi penduduk area terdekat di Indrapuri, taklupa sebelumnya sampahyang telah kami pungut tadi kami buuang ketempatnya.

Di kedai tersebut kami memesan air kelapa untuk mehilangkan dahaga yang sudah sedari tadi lalu memutuskan pulang pada Jam 14.00 WIB.

Wajah-wajah lelah berjuang

---

Sesampai dirumah, tak lama beberapa saat azan asar berkumandang, karena sebelumnya aku sudah membuat janji dengan kak Vita. aku menuju Kaffe Olanka di Lamgugop untuk mengerjakan soal TOEFL, dan kami menyelesaikannya pada jam 19.30. Setelah selesai aku menemai kak vita untuk mengeprint dan butik lalu mampir ke warung kelontong membeli bahan mie yang sudah sedari tadi dititipkan liza. Sesampai dikosan aku mulai membantu liza membuat mie dengan membersihkan sawi dan memotong-motongnya, Alhamdulillah mie enak chekfliza pun jadi, kami mulai menyantap mie hingga bibirku dower, superr pedasss tapi bikin nagih.
Sekian dari ceritaku kali ini, see you again dicerita ku lainnya. Mohon maaf jika ada salah kata. Sekian dan terimakasih 🤗