Test TOEFL ITP Perdana Secara Online, Berat!

in Steem SEA3 years ago

Beberapa bulan yang lalu, saya berinisiatif untuk mengikuti test TOEFL ITP perdana sepanjang 31 tahun usia. Tidak ada persiapan, tidak ikutan les, tidak belajar, akhirnya saya memaksakan diri untuk nekad ikutan test karena didesak keadaan. Ingin lanjut doktor, tapi lewat jalur beasiswa. Dan rata-rata, baik kampus dan program beasiswa hampir sebagian besarnya mensyaratkan punya bukti sertifikat kemampuan berbahasa Inggris yang resmi dari lembaga terpecaya.

Yah, saya sadar dirilah. Kemampuan Inggris saya pas-pasan. Jadi niat lanjut S3 ga muluk-muluk amat. Yang saya sasar tentunya kampus yang tidak mensyaratkan skor TOEFL yang tinggi, begitu pula program beasiswanya. Sehingga saya fokus lanjut studi di dalam negeri saja.

Jadi, langsung saja saya browsing lembaga penyelenggara test TOEFL ITP yang resmi dan dapat didaftar dalam waktu dekat dan waktu yang tepat. Pertimbangan saya antara dua, offline atau online. Mana yang menawarkan kemudahan secara harga dan keterjangkauannya.

Akhirnya saya memilih untuk mengikuti test secara online saja. Untuk mengikuti test TOEFL ITP secara offline, itu sangaaaaat susah. Karna di Aceh, terutama di Meulaboh, tidak ada lembaga yang menawarkan test tersebut. Jika ada, itu hanya diselenggarakan di kampus yang ada di Banda Aceh (Pusat Bahasa USK dan UIN Ar Raniry) atau di KIES Aceh, yang terbatas pada waktu tertentu saja.
Saya memutuskan untuk mencari test TOEFL ITP secara online. Dan taraaa, memang ada banyak kampus atau lembaga yang menyelenggarakan test TOEFL ITP Online resmi dengan jadwal yang lebih fleksibel. Contohnya di UNSRI, UGM, atau UI. Ada juga test TOEFL ITP yang diselenggarakan oleh Bappenas Pusat.

Saya memilih test TOEFL di Bappenas.
Pertimbangannya, meskipun jadwal test untuk TOEFL tidak terlalu banyak. Namun prosedur pendaftarannya menurut saya lebih mudah dibandingkan di salah satu kampus yang prosedurnya by email dan komunikasi cenderung satu arah.

Bappenas memang sering menawarkan layanan test seperti TPA dan TOEFL yang selalu dibuka dalam beberapa hari setiap bulannya dengan kuota-kuota tertentu. Saya melakukan pendaftaran dengan mengakses laman https://koperasi.bappenas.go.id/jadwal-tpa/#jadwal-ujian untuk melihat ketersediaan jadwal test yang dapat diikuti. Kemudian saya memastikan jika ada jadwal yang dibuka,
dan langsung memilih pada jadwal yang tepat lalu diarahkan pada informasi metode pendaftaran dan pembayaran.

Screenshot_2021-06-08-21-42-44-84.jpg

Screenshot_2021-06-08-21-43-18-31.jpg

Setelah yakin pada jadwal yang saya pilih, saya diharuskan membayar sebesar Rp.575.000 untuk pendaftarannya. Setelah membayar, barulah saya dapat mengisi link google form untuk mendaftar sekaligus mensubmit bukti pembayarannya.

Tidak lama bukti konfirmasi dikirimkan via email. Di email saya juga diberikan informasi terkait tata cara mengikuti test, hal-hal yang harus dipatuhi, dan persiapan teknis terhadap kondisi perangkat atau laptop yang saya miliki. Panitia pelaksana juga mengundang saya ke grup WhatsApp khusus peserta TOEFL yang mengikuti test di hari tersebut. Jadi proses komunikasinya sangat mudah.

Apa yang harus dipersiapkan?

Karena ini test mandiri di rumah masing-masing, tentu saja yang perlu dipersiapkan adalah komputer/laptop yang capable atau mampu menjalankan aplikasi test TOEFL ITP from home sesuai dengan petunjuk yang dikirimkan ke saya. Paling tidak, dua hari menjelang test saya harus melapor hasil check readiness kepada pihak panitia. Kesalahan teknis di hari H karena keteledoran peserta dan ketidaksiapan teknis, bukan hal yang dapat ditoleransi. Karena test memang dilaksanakan secara ketat.

Jadi penting sekali kita benar-benar mengikuti petunjuk yang diberikan dan menyiapkan laptop yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan coba-coba menggunakan handphone untuk mengikuti test. Karena aplikasi test TOEFL tersebut memang agak sedikit 'berat' dijalankan, dan membutuhkan kondisi layar yang lebar agar kita tidak canggung ketika mengikuti test.

Oh iya, persiapkan juga perangkat lainnya yang dapat terhubung dengan zoom. Jadi, meskipun kita mengikuti test by aplikasi, tetap saja proses komunikasi dan verifikasi peserta dilakukan 30 menit sebelum test melalui zoom. Setelah verifikasi telah dilakukan, maka barulah saya diberika kode ID untuk dapat log in dan mengikuti test melalui aplikasi. Jadi kondisinya, saya harus punya dua perangkat...1 laptop untuk test dan zoom kesatu. Dan satunya adalah hp yang saya letakkan pakai tripod di samping saya dan memperlihatkan layar laptop dlserta terhubung dengan zoom kedua.
Woww. Seserius ini testnya, meskipun di rumah masing-masing :D

Ketika Test

Begitu ID untuk log ini diberikan panitia, langsung saja saya memulai test. Bismillah, dengan hati yang degdegan dan sedikit khawatir akan kendala teknis pada laptop dan jaringan internet..saya mulai menjalankan testnya.
Alhamdulillah, begitu saya mulai prosesnya berjalan smooth. Aplikasi berjalan baik dan sempurna...hanya pertanyaan-pertanyaannya yang membuat jiwa aduhaiii. Pada sesi pertama adalah listening, menurut saya gampang tapi susah. Soalnya terlalu cepat, dan bahasa native yang kelewat fasih. So, ga paham pastinya :)). Begitu pula sesi structure juga kebangetan, karena berbeda sekali dengan apa yang saya baca di modul-modul. Jadi terpaksa saya jawab pakai mata hati saja. Alhamdulillah saya agak terbantu di sesi reading, karena trik saya memang mengerjakan dari yang mudah dicari dulu jawabannya barulah ke ide pokok gagasan. Tapi tetap saja memusingkan, karna bacaannya lumayan panjang. Haft.

Berakhirlah masa test yang lebih kurang selama 2,5 jam. Begitu waktu berakhir, di layar langsung muncul unofficial score yang menunjukkan hasil test kita. Saya dapatnya pas-pas 450. Duh, pedihnya T______T
Tapi tak apalah, dengan nilai segitu saya masih layak untuk ikut test di beberapa kampus dalam negeri dan program beasiswa. Semangat!

Screenshot_2021-06-08-22-41-05-47_e2d5b3f32b79de1d45acd1fad96fbb0f.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.12
JST 0.025
BTC 54441.42
ETH 2433.25
USDT 1.00
SBD 2.14