The Diary Game | 28 Februari 2023 | Membuat Laporan Mendadak Secara Serentak

Walau tidur telat bahkan hampir subuh, namun pagi ini aku harus bangun cepat. Karena hari ini akan ada temu tim untuk menyelesaikan laporan kegiatan lapangan sebagai syarat untuk melanjutkan tahapan kegiatan selanjutnya. Aku bangun segera ke kamar mandi, lalu berpakaian seadanya dan segera bergabung dengan kawan-kawan yang sudah lebih dulu santai di teras samping dimana kopi pagi bertempat.

Diawali untuk mengambil kopi pagi, setelahnya aku pun bergabung dengan kawan-kawan yang seluruhnya berjumlah 19 orang yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Resiko bangun agak telat walau sebenarnya sudah cepat, yakni kehabisan cemilan pagi. Untuk kami hanya sisa sepotong kue yang kami bagi berdua. Saya dan Mubarak. Jam sudah sekitar sepuluh pagi, sepertinya beberapa kawan-kawan sedang mengatur ruangan pertanda akan mulai bergiat.

Agar tidak terlalu canggung, aku segera berbaur dalam ruangan dimana kawan-sedang menyusun meja di ruangan. Masing-masing memilih tempat dimana mereka suka dan nyaman untuk mengetik. Aku sendiri mengambil posisi persis di depan pintu belakang. Agar bisa bebas merokok dan tidak pengap, semua jendela dibuka agar sirkulasi udara tidak terhalang. Untuk mengusir asap, dalam ruangan ada empat kipas angin dinding yang hidup.

Giat dimulai dengan pengantar dari petinggi lembaga Telapak, Dikson Aritonang. Sedikit ia menggambarkan kondisi terkini proyek selepas ditinggal oleh manager program sebelumnya. Dan kondisi terkini lah membuatnya harus terlibat aktif saat ini walau sebenarnya sudah di penghujung proyek. Sebagai pelengkap soal hitung-hitungan, hadir pula Bang Gonjes. Pria inilah yang beberapa bulan ke belakang terus mensuplai dana setiap jelang akhir bulan.

Belum genap dua jam duduk, pantat sudah terasa kebas dan laporan tentunya masih jauh dari kata selesai. Aku segera keluar dan mencoba menetralisir mood dengan bermain gitar tanpa kidung yang jelas. Atau hanya membolak-balik layar gawai dan mencari apa yang aku tidak tahu pasti apa gunanya. Aku menghabiskan waktu hingga lepas siang dan kubiarkan saja laptop terpajang di atas meja. Sesekali aku kembali ke depan layar laptop untuk melihat kembali laporan-laporan pada bulan sebelumnya. Setidaknya menjadi referensi membuat laporan mendadak ini.

Karena nasi siang sudah tiba sejak sejam lalu, dan aku belum makan, aku pun segera merapat ke meja dimana nasi bungkus berada. Ada tiga jenis lauk, ikan, ayam dan daging. Sepertinya aku lebih suka lauk ikan saja. Setelah kupastikan bahwa lauknya memang ikan, mataku mulai mencari posisi yang nyaman untuk menyantap makan siang. Sebenarnya juga sudah jelang sore dan memang kebiasaan ku selalu makan tidak pada waktu yang ditentukan. Bahkan saat bungkus nasi kubuka, kuah sudah mengering.

Waktu sudah beranjak ke magrib saat hujan deras turun tanpa disangka. Seketika laporan yang sedang aku ketik, kutinggalkan begitu saja. Aku segera naik ke dipan dimana aku tidur, aku ingin melihat apakah atapnya bocor seperti yang dikatakan pemiliknya?. Setelah mengamati sekian lama dan benar saja, atap kamarku bocor persis di tempat screw dipasang. Sebisa mungkin aku menghindari air hujan yang menetes ke lantai. Aku juga melipat kasur agar tidak basah karena rembesan air hujan yang belum juga reda.