The Diary Game | 26 Februari 2023 | Sampai ke Tujuan dan Simpai dari Bagan
Assalamualaikum semua steemian, semoga selalu sehat, mudah rezeki dan bahagia...
••• TENTANG GIATKU •••
Alhamdulillah, pagi ini aku bangun dalam kondisi badan lebih segar bugar. Walau perjalanan semalam agak melelahkan, namun semuanya terbayar setelah puas beristirahat di kamar nomor 17 Hotel Surya di Tanjung, Kabupaten Tabalong. Aku baru bangun sekitar jam sepuluh pagi lebih. Lalu menuju ke ruang makan untuk sarapan. Menurutku sebenarnya hotel ini lebih layak disebut losmen saja. Tapi apalah arti hanya sebatas sebutan saja.
Tak jauh dari ruang makan nampak pelayan hotel sedang menyapu ruang depan. Segera kuhampiri dan kutanya kapan waktu chek out. Dengan ramah ia menjawab jam satu siang. Informasi ini pun aku teruskan kepada kawan-kawan yang masih duduk di ruang makan. Dari sekarang, waktu yang ditentukan hanya tinggal 60 menit saja. Sebaiknya kita segera bersiap-siap dan beres-beres perlengkapan sebelum melanjutkan perjalanan ke Birayang.
Karena hendak ada keperluan di ATM, kami bergeser lebih dulu dibanding dengan kendaraan satunya. Kami berkendara dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Di tengah perjalanan, kami sempatkan juga untuk membeli perlengkapan di Indomaret. Berjalan lagi beberapa menit, kami sepakat untuk berhenti untuk ngopi dan makan siang. Memang perut pun sudah mulai kecondongan. Kami memilih untuk duduk di ruangan yang boleh merokok.
Melihat kami datang, seorang pelayan wanita menghampiri kami dengan ramah sambil menyodorkan daftar menu di Orchid Cafe. Spontan matamu tertuju pada satu menu, mie Aceh. Seketika kusangka bahwa pemiliknya adalah orang Aceh. Apa yang kusangka adalah benar, ini terkonfirmasi dari barista yang bekerja disana. Pemiliknya orang Pidie yang sangat dah 30 tahun menjadi PNS di Kalimantan Selatan, begitu kata barista bernama Fahrul yang berasal dari Aceh juga.
Sekitar satu jam berlalu dengan makan siang, ngopi dan bicara dengan Ibu Lis selalu pemilik cafe. Kini kami segera berangkat apalagi satu mobil teman sudah sampai di lokasi rencana giat.
Di langit sudah mendung. Di beberapa ruas jalan, air hujan belum seutuhnya kering. Itu artinya hujan turun tidak merata. Bahkan di ruas jalan lain kami pun bertemu hujan, walau gerimis saja. Mendekati pertigaan menuju Barabai, kami berbelok ke kiri. Tujuan kami adalah Birayang. Hanya tujuh menit jarak tempuh ke pusat kota Barabai. Jelang sore lepas ashar, mobil kami terparkir rapi di halaman kantor Credit Union Sumber Sejahtera cabang Birayang.
Mengisi waktu sore jelang magrib, aku dan kawan-kawan duduk di teras samping. Ada kopi, sedikit cemilan dan durian yang katanya kurang matang😖😖. Durian itu sesungguhnya dibawa oleh Bang Jumadi untuk para tetua di program. Tapi karena hasrat, dia diantaranya pun diambil setengah paksa untuk dicicipi. Sialnya, satu dari dua yang dibelah belum layak konsumsi alias masih muda.
Kala waktu sudah gelap, kami duduk sambil bersenda dan bersenandung dengan gitar yang sengaja kami bawa untuk sekedar menghibur diri. Di sela-sela bernyanyi, aku juga sedang menunggu kabar dari seorang teman yang belum pernah bertatap muka. Kusebut teman karena kami pernah berbicara via handphone sekira dua tahun lalu. Sebenarnya ia adalah teman dari istriku dalam hal giat audiovisual.
Dengan Bagan yang asli Kalimantan, kuhabiskan waktu di cafe berbalut suasana malam di Barabai. Kami memesan dua gelas americano dan segelas air putih dingin. Itu cukup. Dalam kepulan asap perokok di ruang smoking area, pelaku seni ini merajut simpai berbahan resam dengan sangat teliti. Tangan setengah lentik miliknya langsung merajut simpai di pergelangan tanganku. Alhamdulillah...***
Wassalamu'alaikum...
@pieasant_belajar sambil berjalan
Terimakasih telah berbagi bersama disini.
Terimakasih arahannya...👍