The diary game season tiga (5 Desember 2020) Maulid di Meunasah raya
halo everybody apa kabar hari, semoga sehat selalu dan memiliki hari yang indah walaupun dirumah aja saat musim hujan
pukul 6.47
Aku bangun di tengah suara hujan yang belum reda dari semalam, meski hanya tinggal rintik-rintik saja tetapi lumayan dingin di luar sana. Aku meraih handphone dekat asbak rokok di atas meja kamarku, ada pesan tetapi aku malas membacanya, karena ada pertanyaan yang tidak bada jawaban nantinya. Perlahan aku mulai duduk dan bersandar di tempat tidurku, aku merasa lututku kembali bermasalah saat cuaca dingin seperti ini, ini terasa sangat tidak nyaman dan tidak maksimal dalam bergerak, ini karena faktor kecelakaan saat masih aktif bermain bola tahun 2012 silam, aku bisa menunggu biasa akan sembuh dengan sendirinya ketika aku mulai bergerak.
Aku mulai bergerak untuk ke kamar mandi dengan sedikit masih tersisa rasa nyeri pada lutut. Setalah membasuh muka , lalu aku menuju dispenser untuk minum segelas air biar lumayan fresh. Hanya beres-beres di kamar biar sedikit tidak merusak pandangan, sedikit capek selama ini untuk mengurus rumah selama istri melahirkan dirumah ibunya di Alue Demam 🤪🤪.
Oke baiklah.. Sekarang sudah pukul 9.56 beda sedikit dari jam yang lain cuma beda dua menit . Aku segera mandi dan ganti pakaian untuk keluar rumah. Setelah mengambil topi di sangkutan kamarku, aku segera menuju ke warung untuk nongkrong dan diskusi dengan diri sendiri saat minum kopi di sana. Dua menit berada di meja biasa Boy pemilik warung langsung membawa segala kopi. Sebenarnya akhir-akhir ini aku sedikit bermasalah dalam cara berpikir sehingga tidak ingin berbicara lama dengan telpon, ya contohnya seperti temanku ini yang sedang menelpon terus-menerus. Dia menelepon empat kali lalu baru ku angkat telepon darinya.
Namanya Sarwani di bekerja sebagai tukang relief, selain bekerja sebagai tukang relif , dia juga memiliki kerja sampingan sebagai dukun. Bagaimana tidak, saat kami berbicara dia telah tau duluan apa yang belum orang tau menurutnya. kami terus berbicara hingga dia bertanya yang tidak ingin aku dengar, yaitu tentang samurai dan rantai babi, setiap pembasahan itu-itu saja dari dulu "kataku", dia malah tertawa besar sambil berkata "ini serius". Dia melihat respon Ku biasa saja saat berbicara, bukan menutup handphone malah bercerita tentang keuntungan barang antik yang tidak masuk akal.
Setelah memberi alasan lalu dia baru menutup telpon. Ada saja si Sarwani pagi-pagi. Aku harus menunda makan pagi ini, mengingat banyaknya undangan Maulid nanti siang di rumah teman di desa Meunasah Raya . Saat ini aku sedang menunggu beberapa Temanku untuk ke undangan Maulid. Ini adalah maulid terakhir di wilayah kami, aku rasa tidak akan melewatkan momen ini.
tiga orang temanku sudah hadir di warung bersamaku, hanya menunggu dua orang lagi untuk segera bergerak Kesana karena sekarang sudah pukul 12.00. Beberapa Saat kami semua sudah berkumpul dan membeli gula pasir terlebih dahulu untuk bunga tangan saat bertamu. kami terlebih dahulu berkunjung kerumah Dek Heri. Setibanya kami di sana temanku mempersilahkan untuk segera masuk , kamipun menuju pintu, sewaktu melihat ke dalam ruangan cukup banyak ibu-ibu., ini kurang cocok dalam hatiku dan harus menunggu mereka keluar dulu.
Dedek sedang membawa hidangan ke mesjid bersama Heri
Makanan dirumah Heri
Setelah setengah jam kami duduk di kursi panjang di bawah pohon kakao akhirnya ibu-ibu itu baru keluar, kini giliran kami yang Masuk. Edwin entah atau aku yang duluan ke meja prasmanan, aku juga lupa saat itu, kayaknya Edwin 😁. Kami saling berdesakan saat itu, ada yang menaruh daging ayam padahal lengkoas, pokonya gitulah serasa berada di restoran nomor satu Zimbabwe.
Beberapa temanku setelah usai makan
Banyak sekali makanan dirumah Dek Heri, sambil makan kami saling membully teman lainnya yang terlalu banyak makan. Bukan masalah apa-apa tetapi masih banyak rumah yang harus kami kunjungi setelah siap makan disini, jadi kalau banyak makan di suatu tempat , tidak akan bisa melanjut lagi di rumah selanjutnya.
Sebagian dari kami telah selesai , dua teman lainnya hanya makan mie, tapai (ragi), agar buah atau banyak makanan cuci mulut lainnya. Usai semua siap makan, kami duduk sekitar 15 menit lagi lalu baru kerumah teman berikutnya (Nasri) sekitar pukul 15.34 . Disini melihat pemandangan yang sama, meski sedikit berbeda tema tetapi cukup banyak makanan, aku hanya sanggup makan sedikit begitu juga teman yang lain. Hanya memenuhi undangan dan kami selesaikan dengan makan beberapa potong semangka merah.
Saat berada dirumahnya Nasri
Kemudian disini juga sudah selesai makan-makan, kami saling memandang satu sama lain karena ada lima undangan lagi yang belum kami datangi. Aku sendiri lebih memilih untuk menyerah karena perut sudah terasa penuh dan panas, aku merasa tidak sanggup lagi. Pulang dan menlarikan diri adalah solusi terbaik, akhirnya kami pun sepakat untuk berbalik arah dan pulang.
Aku pun tiba dirumah bertepatan dengan turun hujan. Aku mulai duduk dan bersandar di kursi serasa tidak berdaya.
Tidak terasa aku tertidur lalu terbangun setelah azan magrib, aku segera bergerak Mandi lalu shalat, usia shalat aku mengganti pakaian lalu berdiri di depan rumah. Pikiran masih belum stabil karena belum tersentuh dengan kopi, aku berdiri di depan rumah melihat rintik hujan masih tersisa, kira-kira 15 menit lewat Fahmi di depan rumahku dengan sepeda motor kharisma tua miliknya, aku meminta tumpah untuk mengantar ke warung kopi tempat ku biasa sering nongkrong. Beberapa saat tiba di warung kopi pukul 19.34, suasana sedikit sepi karena teman-teman masih berada dirumahnya dan tidak berencana untuk keluar malam ini karena kondisi cuaca.
Ngopi malam dalam suasana hujan hingga pukul 23.00
📷 Picture | smartphone |
---|---|
Model | Vivo y30i |
Android | OS_10.0 |
Oringinal picture | @nazarul |
Location | aceh |
Terimakasih kepada @steemcurator08 @inwi @anroja @ernaerningsih, @radjasalman @el-nailul @muzack1 @steem-indonesia @puncakbukit @steem.sea @green07 @curiesea
Ingin tau lebih tentang saya klik disini
ShareTwitter
Aktifitas anda memang sangat padat menghadiri acara maulid hingga kegiatan lain, tapi tidak melupakan kopi walaupun di tengah cuaca hujan yang mengguyur tempat anda tinggal, ini mengingatkan kepada seorang sahabat saya yang selalu mengajak saya untuk menikmati kopi walaupun keadaan hujan.
#onepercent
#indonesia
Benar sekali kanda, karena yang sudah tau apa itu kopi, dia akan mencari Luang untuk keluar meski hujan.
Ara kopi ara cerite ya
Saya tidak melihat cekmad datang bersama anda ke rumah hery untuk memenuhi undangan acara maulid, mungkin dia sedang menunggu pelanggan cukur rambut.
Salam by @green07
#onepercent
#indonesia
@green07 dia hanya punya sedikit waktu, Mungin saja dia pulang kerumah neneknya di Paloh dan cut king.
Sambil merajah kepalanya 😂😂😂
Ditengah aktivitas yang padat semoga tetap semangat
Terimakasih pak Fadli 🙏😁
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja