The Diarygame, 19 April 2021 | Betterlife | Refresing ala Santri

Assalamualaikum wr wb. halo Sahabat stemean. How are you to day?? Semoga selalu dalam lindungan Allah sang maha melindungi. Baiklah dikesempat ini Saya ingin membagi sebuah kisah inspiratif santri saat berefresing dibeberapa tempat wisata, Semoga kisah ini memberikan dampak positif jaga penyamangat dalam menjadi seorang santri diseluruh pesantren saya mencoba melihat sudut kota dari kacamata keindahan, tak luput dari melihat akan beberapa pandangan indah nan menawan, sebut saja pantai yang penuh dengan batu karang juga pasir putih yang tak kalah dengan keindahannya.

Teriknya matahari tak manjadi penghalang bagi santri dalam berpetualang, dua tiang gawangpun mulai ditancapkan dalam pasir yg menawan, salah satu dari mereka membagikan kelompok menjadi dua kelompok, satu kelompok berkisar 6 orang, masing masing santri dari kelompok tersebut telah mngambil posisinya masing masing, ada yang menjadi stoper, playmaker, striker, juga tak lupa dengan keeper. Pluit alampun berbunyi pertanda permainan segera dimulai, merekapun dengan semangat memaiinkannya, saat waktu berjalan 1 jam merekapun kelelahan sehingga permainanpun berakhir, usai bermain mereka segera bergegas untuss berpose demi mengabadikan moment indah saat saat berwisata, tepatnya pantai disumurr tiga, sabang. Setelah lelahnya bermain, mataharipun mulai tenggelam, cahaya indahpun kembali terpancar dilangit sebelah barat, waktupun berlalu malampun tiba, merekapun kembali ketempat rehatnya yang beralamat dicot damar, sabang.

heningan malam mengajakku terdiam sejenak untuk tidak ikut ambil bagian dari hiruk pikuk problematika kehidupan. Aku menepi dari beratnya beban sambil menyeruput secangkir kopi mendunia, ya, Aceh berhasil menyita perhatian hamba kopi dengan menyuguhkan berbagai macam rasa dan perpaduan aneka yang diracik oleh barista terkenal sebut saja namanya bg reza,

Sebentar aku mengabadikan kisah perjalanan santri dengan handphoneku yang selalu setia bersama, kata teman-teman handphone ku ketinggalan zaman, dan santuy ku jawab, emang iya, tapi apa yang telah kami abadikan lewat jepretan kamera ini, tak mampu kau hargakan kawan, aku selalu mencintai apa yang pernah kumiliki.

Keesokan harinya tepat dihari minggu, kami( santri) melanjutkan lagi perjalanan ketempat wisata lain yaitu kilometer nol indonesia, setiba disana buspun berhenti ditempat parkir yang telah disediakan, kamipun bergegas turun berjalan kaki ketempat wisata tersebut, sesampai disana santripun menikmati betapa indahnya wisata tersebut dengan mengabadikan foto ala carema handfone, bermacam gaya diperagakan santri saat mengambil foto demi menghasilkan moment indah saat saat indah berada dikilometer nol tersebut, kurang lebih 2 jam kami berada diwisata tersebut akhirnya kamipun beranjak kewisata yang lain yaitu pelabuhan sabang.

Disini, tepatnya dipulau siti rubiah terlihat ramai seperti biasanya, para wisatawan datang dari berbagai penjuru untuk menikmati indahnya pemandangan pantai juga untuk mandi dipesisir laut yang penuh dengan batu karang juga berbagai ikan indah yang setia bermain bersama orang orang yg mandi dilaut tersebut, pera santripun ikut mandi bersama wisatawaan lainnya,dua jam telah kami mandi mataharipun kembali mulai terbenam, kamipun segera bergegas menaiki bus untuk pulang ketempat istirahat

Wisata pelabuhan sabang, suasana malam yang begitu riang, lampu berkelap kelippun kembali menampakkan cahayanya yang indah, kamipun berinisiatif untuk mengambil foto yang disertai backgrone yang mantap, tak lepas dari tugu sabng yang menjulang tinggi, kamipun memberanikan diri untuk bisa sampai kepuncak tugu tersebut, sesampai diatas pemandangan disekitaran sabangpun kembali terlihat dengan indah, kamipun tidak lupa mengambil untuk mengambil foto, setelah puas kami diatas tugu tersebut kamipun turun dan menuja kekafee yang berada tak jauh dari pelabuhan tersebut.

Sesampai dikafee tersebut Segelas kopi malam ku pun mulai dihidangkan, setiap seduhan nya memberikan inspirasi bagi diri yang kembali bermaksud melanjutkan perjalanan pulang, untuk merecharge mood tubuh yang sudah sangat kelelahan.

Sebelum sampai di tempat tujuan, aku kembali digoda paras indah Kota Sabang , dia selalu merayu agar aku menghentikan laju kendaraan untuk menemani nya menghabiskan malam, namun tak lagi ku hiraukan, bagiku sesuatu yang berlebihan akan bukanlah sebuah kebutuhan, mampir sebentar, berbekal, dan lanjutkan perjalanan, jangan pernah diberhentikan oleh keindahan semu, karena hakikat hidup, kau akan selalu di goda dengan halusinasi keindahan dan pada akhirnya kau akan menyesali pada waktu yang sudah terbuang, waktu yang telah kau sia-siakan.

Inilah kisah ku, Disinilah aku akan menghabiskan malam. Perpaduan wisata pelabuhan sabng dan warkop. Kota sabang, kota melabuhkan sejuta harapan dan impian. Selamat malam kawan.