The Diary Game - Betterlife [21 Mei 2021] Panen Mangga dan Cerdiknya Sang Tupai

in Steem SEA3 years ago (edited)

Mangga3.jpeg

Apakabar steemian...?

Foto buah mangga ini saya jepret selepas shalat Jumat. Ini menjadi menarik, karena buahnya sudah bolong digigit tupai. Tupai menjadi tersangka. Itu pasti. Sebab, dia acap lalu lalang dalam dua hari terakhir di pohon mangga kami.

Pada sisi lain, buah mangga ini menjadi menarik, karena bentuk dan bekas gigitan. Hmmm, tentu saja ini mengingatkan saya pada buah apel. Yang paling populer tentu saja Apel (baca: Apple) tergigit milik Steve Jobs.

Logo Apple yang ikonik itu didesain Rob Janoff. Ia menerangkan, adanya alasannya menciptakan logo tersebut adalah terkait dengan ukuran skala. Sampai kini, Apple itu menjadi trademark produk-produk teknologi yang dianggap berkelas. Lengkapnya bisa baca di sini


Mangga4.jpeg

Mangga Tergigit

Pohon mangga (Aceh: bak mamplam) yang saya tanam sekira 10 tahun lalu, sudah berbuah dalam emapt tahun terakhir. Alhamdulillah buahnya cukup besar. Lebih besar dari bola kasti. Atau sekira tiga kali bola kasti.

Sialnya, saya sudah lupa apa nama jenisnya. Yang jelas, dia bukan golek, manalagi, madu atau nama-nama tenar lainnya. Pastinya, mangga ini berbuah besar. Ciri khasnya. Di sekitaran tangkainya berwarna merah keunggu-unguan. Bila sudah matang bin masak, berubah menjadi kuning ke merah-merahan.

Saya lebih yakini ke jenis Mangga Gedong Gincu. Kenapa? Karena menurut penelusuran di Google buah yang satu ini paling banyak dikembangkan di Majalengka juga Cirebon. Signaturnya adalah warna kulitnya yang cantik dan cerah. Warnanya seolah kombinasi dari warna oranye, merah, sedikit warna hijau dan kuning.

Mangga6.jpeg

Daging buah jenis mangga yang satu ini cukup nikmat. Ia mengandung banyak air. Meski didominasi rasa manis, namun tak jarang pula yang merasakan asamnya di ujung lidah. Begitu sekilar info dari Polem Google.

Cerdiknya Sang Tupai

Di balik panen mangga yang sudah biasa itu. Sebenarnya, ada yang menarik lebih menarik. Dari lima buah yang siap panen. Hanya satu yang digigit tupai. Besar pula buahnya. Sisanya, satu sudah leubah (kelewat masak). Tiga lagi matang, belum cocok dipetik.

Masalahnya, buah yang sudah leubah itu tidak diganggu hama alis tupai atau kalong. Sedangkan tiga lagi sengaja dipanen lebih dini, agar tidak diamuk tupai juga.

Melihat satu buah yang leubah tidak diganggu tupai, saya penasaran. Karena, secara logika, itu menjadi santapan empuk. Sementara yang masih mengkal, butuh usaha dan kerja keras untuk bisa menikmatinya.

Tenyata, Sang Tupai sebaliknya. Dia tidak mengganggu buah yang sudah leubah. Dan mau bersusah payah mengorek buah mengkal. Ini Membuat saya penasaran raya panyang.

Sampai-sampai saya berpikir. Mungkin inilah baiknya binatang. Meninggalkan yang siap santap untuk si empunya pohon. Lalu, saya berpikir, mungkin ini juga bagian dari sinyal yang harus dipelajari bahwa, bintang saja (tupai) mau bersusah alias kerja keras makan buah yang keras. Tetimbang hanya menikmati saja buah yang sudah siap santap.

Semua jawaban ada setelah mangga dikupas. Bukan karena Tupai baik hati, atau dia berbudi pekerti. Hehe


Mangga1.jpeg

Ternyata.

Buah leubah yang tak disentuh mamalia kecil itu lagi dalam masalah. Setelah kami kupas, ternyata dagingnya sudah duluan dijamah bintang lain. Kalau dalam bahasa kita sudah duluan dipatok jangak.

Praktis. Separuh isinya tidak bisa dimakan lagi. Busuk. Ternyata itu alasannya kenapa binatang yang masih satu keluarga dengan bajing itu tak menyentuh mangga kami. Menang binatang punya indera lebih tajam dan jauh dari sekadar pandangan mata kita.

Sedang buah yang dia gigit pada foto pertama, itu memang buah pilihan. Buahnya memang sudah matang. Manisnya pas. Kami masih bersyukur. Si Tupai masih menyisakan. Meski sisa-sisa dimakan tupai, namun dagingnya masih lumayan utuh dan banyak.

Lalu kenapa perlu bersyukur? Karena pengalaman sebelumnya, pernah kami dikacangin sama Tupai. Saat sudah layak panen, masih kami menanti besok. Malahan, besoknya cuma tinggal bijinya saja ditanggai. Menggantung.

Mangga5.jpeg


Cerita semacam ini sudah menjadi rutinitas kami sejak tiga tahun terakhir. Kenapa? Karena pandemi membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu berkebun. Menanam cabe, tomat, bayam hingga kangkung.

Nah, jelang akhir pekan ini. Menjelang sore Jumat kemarin, saya kembali menyibukkan diri dengan rutinitas saat grafik pandemi Covid-19 meninggi. Apalagi kalau bukan berkebun. Meski kata pepatah, kebun tetangga lebih rimbun dengan kebun sendiri. Ternyata tidak.

Mangga2.jpeg

Bagi saya pribadi, Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Jadi bukan cuma sekadar memetik mangga saja. Bisa juga memetik pengalaman hidup untuk diceritakan kepada generasi ke depan. Juga memetik pelajaran lain dari Sang Tupai.

By @munaa

Photo taken with Realme RMX215

Sort:  
 3 years ago 

Nyan karana hana neu expor u sagoe tunong keunoe meu saboh plaseutik kreh-kroh, maka jih dipajoh le tupe. Meunan geupeugah le Polem Hananan

 3 years ago 

Saleum keu Polem Hananan nyan.., Insya Allah expor ka, cuma baroe lewat pagee.. hehe, kapai han ditem jak lom u rata sagoe, mantong laeh that, hehe

 3 years ago 

untuk menghindari tuduhan plagiasi, alangkah indahnya bila disertakan link menuju sumber yang menyatakan tentang pembuat ide gambar apel tergigit dan mangga gedong gincu.

saya baru saja selesai membaca perkara terkait plagiasi, ternyata cukup serius juga. kita sebagai jurnalis kadang kerap melakukan paraphrasing atau re-write yang agak tricky menjurus pada plagiasi.

 3 years ago 

Cakepp, terima kasih banyak masukannya. Semoga ke depan lebih berhati-hati dan nyelimet lagi, sehingga tulisannya tidak kena perkara tak elok... tek ker...

 3 years ago 

haaaii teuma padum bak na bak maplam nyan hinan?
gedong gincu nyan memang mames that... oh watee musem hino, yum jih 20 ribee sikilo... get ta kliek ju, saboh mantong kadang ka ji'ek sikilo, pedis hati loen

 3 years ago 

Bak mamplam na lhee bak. Gedong gincu nyan nyan keuduwa muboh, nyan awai mamplam gadong, dinoe ke seumaluen, hana imuboh lee, rencana keunek koh cabeung jih. Nyan keu lhee, hana lom lee boh, mantong meucreuk-creek, tapi dipeugah lee si dara lon mangat asoe jih. Na boh brok dicok uroe nyan di tes, cukop berehhh...

 3 years ago 

oh na 3 bak rupajih, asli miseu teungoh musem gleih mata teuh bak ta kalon. ka musem boh mamplam lom.
nyan beutoi that miseu neu koh cabeung, kadang na anggauta tak diinginkan dalam bak jih.

sang pakar bak mamplam bak ta kalon komentar kon cabeung... hahahha

 3 years ago 

pengalaman pada bak mamplam di rumoh mamak, tapi ijih han ji pree meuboh adak pih ramai penghuni dalam cabeung dan bak jih

nyan berarti berkah karena le sedekah....

 3 years ago 

Nyoe, cabeung-cabeung nyan hana produktif alias hana peureule atawa figuran jeut ta koh, bek sampe vitamin dirungkhom keujih dilee, heheh

 3 years ago 

Beutoi chit...biar kumbang2 setaman datang merayu pohon nak berbunga🤣 banyak cabeung, Banyak saingan

 3 years ago 

Lam ilmee pertanian memang lagee nyan peunutus alias penutohnya, serta tidak boleh abai memberi pupok jugaa...

Mantap meunan tulisan abang nyoe...

Enak dibaca dan mempunyai irama yang mengalun serta ada ilmu yang dikandung.

Memang sangat layak jadi pilihan admin untuk mendapat support dari steemcurator01.

Btw, salam kenal dan sukses selalu.

 3 years ago 

Alhamdulillah, syabah meuruwah raya
Terima kasih atas dukungan dan komentar syedara lon, semoga tulisan-tulisan kita bisa mencerahkan dan bermanfaat, semoga

salam kenal kembali, semoga kita sama-sama sukses..

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 61779.77
ETH 2434.59
USDT 1.00
SBD 2.62