The Diary Game - Betterlife [ 10 Juli 2021] - Sakit Sesak Nafas dan Swab Untuk Kali Ketiga

in Steem SEA3 years ago
50 % Payout Untuk @steem.amal

Tahlil7.jpeg
Suasana di luar Meunasah usai Tahlilan


Ini cerita kolega saya. Namanya Mismar. Mertuanya meninggal Sabtu (10/7/2021) di Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Saya kenal mak tuan alias mertua Mismar itu. Sebelum pandemi, saya pernah ngobrol akrab dengannya. Namanya Ainun Jariah. Umurnya 56 tahun.

Orangnya enak diajak bicara. Meski sudah berumur, tapi, gurat kecantikan masa mudanya masih tersisa. Saat itu, saya ingin, dia meminta saya untuk membeli obat mata; Cendo Lyteers. Saya kasih saran untuk pakai obat mata tersebut, karena saya dua hari sebelumnya bermasalh dengan mata kanan.

Tahlil1.jpeg
Warga gampong melawat ke rumah duka

Pertemuan selanjutnya, dia bertanya, kapan kami mengundang grup wirid yasin di gampong ke rumah. Karena kegiatan ini rutin dilakukan oleh ibu-ibu tua, muda dan remaja putri. Saat kami membuat kegiatan tersebut, malahan dia tidak bisa datang. Karena alasan kesehatan.

Kak Ainun, begitu sebagian warga menyapanya. Dia mengeluh sakit maag. Ada juga yang bilang lambung. Dia juga diketahui sesak nafas. Soal maag dan lambung, bikin saya penasaran. Karena bau-baunya saya rawan terkena penyakit itu. Karena penasaran, saya pun cek digoogle.

Sakit maag atau dispepsia adalah gejala penyakit berupa rasa nyeri dan panas pada lambung yang terjadi akibat sejumlah kondisi. Di antaranya adalah luka terbuka pada lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres. Sumber


Belakangan sesak nafanya kumat lagi. Lebih parah. Sehingga dia diboyong ke rumah sakit sejak Rabu malam. Dua hari di rawat. Dia sudah mulai membaik, kata Mismar. Tapi, Sabtu (11/7/2021) pukul 4.00 WIB pagi dia menghembus nafas terakhir. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Tahlil2.jpeg

Kabar duka itu datang, seiring dengan derasnya hujan di daerah kami sejak Jumat malam. Sejak jam delapan pagi, para tetua kampung, anak muda dan lainnya melayat ke rumah duka. Ada yang pasang tenda. Ada yang ambil kerikil atau sirtu (pasir campuran batu-batu kecil alias kerikil). Untuk menimbun jalan yang becek.

Satu jam kemudian, jenazah tiba di rumah. Sebagian yang lain membuat keranda. Penggalian kuburan sudah dimulai sejak pagi. Karena musim hujan, prosesnya jadi lama. Bahkan lubang kuburan sempat longsor. Terpaksa air yang menggenangi lubang kuburan harus disedot.

Tahlil4.jpeg

Sembari menanti proses itu termasuk pengurusan jenazah, saya dan Mismar berbagi cerita. Katanya, mertuanya hanya sakit sesak. Namun, sejak di rumah sakit dia sudah mencium gegalat kurang baik dari tim dokter. Menurut dia, ibu mertuanya sudah dua kali di swab. Hasilnya negatif.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, tim dokter minta swab satu kali lagi. Namun, keluarga dengan keras menolak. Pasalnya, mereka punya pengalaman yang nyaris serupa dua bulan sebelumnya. Kebetulan hal tersebut dialami kepala desa tetangga kami, Keusyik Gla Deyah, Marzuki, SE.

Menurut cerita keluarganya. Orang tua mereka sudah dua kali di tes swab. Hasilnya negatif. Lalu, dokter minta tes untuk ketiga kali. Entah kenapa, keluarga setuju. Jreng..., hasilnya positif. Keluarga Marzuki pun dibuat kaget. Terlanjur basah. Akhirna rumah sakit meminta agar pemakaman dilakukan sesuai standar Covid-19.

Kali ini keluarga tak setuju. Mereka bersikeras. Akhirnya, Alm Marzuki dibawa pulang dan dikebumikan seperti lazim biasanya. Hal itulah yang membuat keluarga Kak Ainun, terutama anaknya Indra, menolak di swab ketiga kali. Jenazah pun dikebumikan tak jauh dari rumahnya. Kuburan keluarga.

Keluarga pun sudah berpikir yang macam-macam ke pihak dokter dan rumah sakit. Sambutan masyarakat memang menjadi sinis. Apalagi sejak Covid-19 tidak mereda, pandangan negatif dan ketidakpercayaan publik tetap tinggi. "*Bisnis semuanya, biar bisa narik uang Covid-19," begitu salah satu kesinisannya.

Tak terasa, jenazah sudah selesai diproses dan sudah ditandu ke halaman rumah. Tepat pukul 10.40 WIB, salah satu menantunya memberi sambutan pelepasan. Awalnya saya tidak ada niat untuk menulis cerita ini secara runut. Namun, akibat "bisnis" swab itulah yang membuat saya menulis cerita ini.

Tahlil5.jpeg

Tujuannya, agar dibaca oleh banyak orang lalu disebar keberbagai kalangan. Biar pun sedikit, mungkin nanti ada manfaatnya.

Saat saya melirik jam, pukul 11.09 WIB, jenazah selesai dishalatkan. Lalu diturunkan ke kuburan. Setengah jam kemudian, proses pemakaman selesai. Pidato singkat mewakili perangkat gampong. Intinya seperti biasa. Tiga malam berturut-turut samadiah di meunasah.

Semua warga bubar. Kembali ke rumah masing-masing. Melanjutkan aktivitas yang tertunda. Sedangkan keluarga dan kerabat almarhumah, membereskan semua perlengkapan yang dipakai untuk kegiatan dari awal hingga tuntasnya pemakaman.

Selepas Zuhur hujan kembali mengguyur. Saya ke warung kopi favorit. SMEA Kopi, di bilangan Lampineung. Seperti biasa mempersiapkan konten Youtube Acehfootball serta update situs acehfootball.net.

Pukul 18.00 WIB saya pulang. Karena malamnya ada tahlilan alias samadiah di meunasah. Acara ini berlangsung selama tiga malam di meunasah. Diikuti semua warga kampung yang sudah dewasa.

Tahlil8.jpeg

Tahlil6.jpeg


* * *

Thank you for your time

by @munaa

Sort:  

Hanya Allah yang tau, kita berharap agar bumi kita Allah jauhkan dari segala macam penyakit, dan berharap masih ada sedikit hati nurani dari para penguasa untuk tidak mengambil kesempatan di atas penderitaan yang kita alami, tetangga desa kami juga mengalami hal serupa, sehingga banyak yang kehilangan kepercayaan kepada tenaga perawat, namun dibalik semua drama tersebut, saya sangat yakin masih banyak hamba Allah yang berprofesi sebagai tenaga medis masih memiliki jiwa yang jujur dan selalu mengedepankan tanggung jawab sebagai orang beriman.

 3 years ago 

Iya, hampir semua warga yang berurusan dengan rumah sakit menghadapi masalah yang sama. Kita doakan semoga Aceh terbebar dari taeun ini, dan masyarakat kita bisa beraktivitas kembali serta makin mendekatkan diri dengan Allah SWT. Amiin

Aamiin Allahumma Aamiin 🤲🤲🤲

 3 years ago 

Sebelumnya saya mengucap bela sungkawa kepada keluarga almarhum.. Intinya kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali. Kakak sepupu saya yang di banda aceh kemaren, sebelumnya juga pernah kejadian seperti itu, dan bahkan kami dari pihak keluarga dilarang keras untuk bertemu yang terakhir kalinya karena di vonis sebagai pasien covid-19. Padahal riwayat sebelumnya dia hanya terkena penyakit gula. Namun pada saat akhir hayatnya, malah menjadi pasien covid-19.

 3 years ago 

Iya, setuju sekali. Kita berharap semoga ada kejujuran pihak terkait, jangan menambah dengan kabar-kabar yg tak elok...

Terima kasih bg sudah berkunjung...

 3 years ago 

Get, sama-sama adun...

 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

 3 years ago 

Terima kasih

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 54337.36
ETH 2271.99
USDT 1.00
SBD 2.32