50% Payout postingan ini didonasikan kepada akun @steem.amal || The Diary Game || Senin 10 Mei 2021 || Mendulang Rezeki Menjelang Lebaran
Selain tambak pakwa, ternyata malam ini ada beberapa petani tambak lain juga sedang panen, terlihat dari lampu-lampu dan senter cahaya senter yang aktif dari kejauhan, maklum saja, para petani tambak memang sengaja memanen isi tambaknya beberapa hari menjelang lebaran.
Disaat Pakwa dan anggota kerja yang dipercayakan oleh nya membuka daka (pintu air) tambak untuk mengeringkan air didalam nya, aku dan @bonbons mulai mempersiapkan makanan untuk kami saur nanti, aku mengambil berberapa ikan mujair kemudian langsung menyiangnya, setelah nya @bonbons mengambil beberapa udang tiger yang sebagian sudah dipanen lalu kubersihkan untuk dimasak dengan indomie sebagai tambahan menu sahur pagi ini.
Sebelum melalukan semua itu, aku memasak air panas terlebih dahulu untuk menyeduh kopi, apa jadi nya malam tanpa kopi.
Sembari menyeruput kopi, ditemani makanan ringan yang sudah aku persiapkan sebelum nya, aku melanjutkan aktifitas yang tertunda sesaat, ikan yang sudah kubersihkan langsung dibakar oleh @bonbons, sementara aku segera menanak nasi dan menyiapkan bawang, cabai, dan tomat lalu mengiris nya untuk membuat menu saur kedua, yaa, Udang indomie kami menyebutnya, mengapa? Karena kalau mie udang yang pasti harus lebih banyak indomie dari pada udang, kali ini berbeda, lebih banyak udang dari pada indomie, makanya kami menamakan menu ini Udang Mie.
Tidak butuh waktu yang lama untuk aku dan @bonbons melakukan ini semua, karena kebetulan dia sudah sering berkegiatan di alam terbuka dengan ku, dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kami pernah beberapa kali mendaki gunung bersama, jadi untuk soal masak memasak menggunakan seperangkat kompor praktis, aku tidak perlu menjelaskan lagi dari Nol, dia sudah terbiasa dengan itu semua.
Kopi sudah, ikan sudah matang dalam panggangan nya, udang mie sudah jadi, nasi sudah tanak, tunggu apa lagi?
Pukul 04.00 aku langsung memanggil pakwa dan anggota kerjanya untuk sahur, kami langsung makan dengan lahap, setelahnya tak lupa membakar rokok terakhir sebelum imsak.
Azan Subuh terdengar dari kejauhan, kami shalat subuh secara bergantian, karena gubuk milik pakwa tidak cukup tempat untuk mami berjamaah.
Deru air yang keluar dari daka semakin deras akibat air sungai semakin surut, debit air dalam tambak pun semakin kecil, perkiraan pakwa 2 jam lagi air dalam tambak mengering, sembari menunggu air mengering, aku dan @bonbons memilih memancing di sungai besar belakang gubuk pakwa untuk mengisi waktu sela sampai air benar-benar mengering.
Benar-benar suasana yang sangat menarik bagiku, ketika mulai melihat matahari terbit dari ufuk nya, pantulan cahaya matahari ke air yang kemerah-merahan membuat potret alam yang luar biasa, dari dalam pohon manggrove (bakau) keluar beribu burung bangau dari peristirahatan nya, pertanda pagi sudah datang, dan waktu nya mengais rezeki bagi makhluk alam semesta.
sunrise yang terlihat dari tambak
Pukul 7 pagi, disaat matahari sudah benar-benar terang benderang, air dari dalam tambak pun mengering, waktu nya terjun langsung ke dalam tambak untuk gogoh (mengambil udang yang masih tertinggal), aku menggulung kembali benang pancing dan menyimpannya, kemudian kembali ke tambak dan mengambil beberapa foto sebelum tenjur ke dalam untuk membantu pakwa, sebab kalau sudah terjun kedalam tak mungkin memegang Hp lagi, aku belum siap Hp ini berlumpur atau jatuh kedalam air, kalau ada SBD untuk di cairkan tak jadi malasalah, bisa ganti Hp baru, nah aku? SBD saja tak punya. Hemmm....
Didalam tambak sudah turun orang kerja pakwa untuk menggogoh udang dan ikan yang tersisa, aku segera siap-siap juga untuk turun kedalam tambak, walaupun tak diminta ini merupakan pengalaman baru bagiku, dan aku sangat menikmatinya walaupun berlumuran lumpur.
Kegiatan merogoh udang dan ikan
Kurang lebih dua jam kami berada dalam tambak mengutip udang dan beberapa ikan yang tersisa, kembali aku lihat jam tangan yang kukenakan, dari sana aku mengetahui waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, matahari sudah mulai terik dan panas nya sedikit terasa dibadan, tapi tak mengapa, matahari pagi kan sehat.
Pukul 09.30 pagi kami selesai merogoh isi dalam tambak, udang dan ikan yang didapat segera dimasukkan kedalam viber yang sudah dterisi es batu terlebih dahulu, lalu pengepul datang dan mengambil viber-viber itu kemudian membawa nya ke gudang tempat penimbangan untuk di jual, sementara kami membersihkan diri dan mengganti pakaian bersih kembali, pakwa memanggil ku agar mengambil kantong plastik lalu diisikan udang dan ikan untuk aku dan @bonbons kami bawa pulang kerumah nantinya, memang rezeki anak shaleh fikirku.
Udang yang sudah dimasukkan kedalam viber
Badan sudah bersih, pakaian sudah berganti dengan yang bersih pula, sembari menunggu pakwa dan anggota kerja nya menyelesaikan segala sisa pekerjaan mereka, aku mengisi waktu dengan melemparkan pancing di belakang gubuk pakwa dengan joran yang kusimpan tadi pagi, soal umpan jangan khawatir, tinggal ambil saja udang hidup dari keranjang dalam gubuk pakwaku, pada saat memancing, ada beberapa nelayan yang lalu lalang melintasi sungai ini menggunakan boat kecil, aku tak tau mereka hilir mudik ntah kemana, tak kutanyakan pula kepada pakwa, mungkin mereka ingin menjaring ikan atau memancing gumamku dalam hati.
Boat nelayan yang melintas si sungai
Berselang beberapa lama, aku melihat ke gubuk dari balik pohon-pohon bakau dari tempatku memancing, ternyata pakwa dan orang kerja nya sudah selesai berbenah, mereka tak terlihat lagi seperti orang yang baru saja turun ke tambak, mereka terlihat rapi dan bersih, gubuk pun sudah dibersihkan, lalu aku menggulung joran pancing dan kemabali ke gubuk, yok kita pulang, kata pakwa, kemudian aku langsung memasukkan segala alat tempur masak-memasak tadi malam ke dalam tas.
Pukul 10.30 kami pulang meninggalkan tambak dan gubuk dalam keadaan bersih, bukan hanya pakwa yang mendulang rezeki dalam panen ini, aku dan @bonbons pun mendapat rezeki berupa udang dan ikan yang diberikan oleh pakwa, dalam perjalanan mataku sudah mulai terasa perih karena memang dari semalam kami belum tidur.
Sekira pukul 11.30, ketika matahai hampir tepat berada diatas kepala, kami sampai dirumah masing-masing, aku langsung memberikan ikan dan udang yang diberikan oleh pakwa tadi kepada istri, supaya dicuci dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Sementara aku langsung mandi dan merebahkan diri sampai tertidur dikamar.
Ayah, bangun, bangun...!, Ayah belum shalat dzuhur istri membangunkan ku untuk shalat dzuhur, kulihat jam sudah menunjukkan pukul 14.15 siang, segera aku ke kamar mandi untuk wudhu dan langsung shalat dzuhur. Setelah shalat aku berencana mengambil ambal yang sudah aku titipkan 3 hari yang lalu di doorsmeer langganan untuk di cuci daerah Karang baru Aceh tamiang, namun aku ingin mengajak Shakeel dan istriku sekalian pergi jalan-jalan sore sebagai pengisi waktu menjelang berbuka.
Langsung saja istri memandikan Shakeel, sembari menunggu istri mandi, aku memakaikan pakaian shakeel agar tidak terlalu lama menunggu nantinya, setelah semuanya siap, pukul 15.30 kami pun pergi ke karang baru untuk mengambil ambal, benar saja ambal yang aku titipkan 3 hari yang lalu sudah bersih dan terlipat rapi, kamudian langsung aku masukkan kedalam bagasi mobil dan membayar upah menyuci kepada pemilik doorsmeer langgananku.
Selfie bersama istri dan shakeel
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota kualasimpang, kota unik dengan struktur bangunan tua di kiri kanan jalan membuat kota ini terasa selalu padat ketika sore hari, apalagi ini bulan ramadhan, akhir ramadhan pula, ntah dari mana orang-orang berdatangan kemari untuk membeli pakaian hari raya, kami beruntung karena kami sampai disini sebelum para penjajal jajanan takjil ramadhan membuka lapak nya, jadi masih mudah untuk mobil kami melintasi jalan kota, walaupun sesekali terjadi macet yang tidak seberapa panjang.
Suasana Kota Kualasimpang menjelang sore hari
Setelah berjalan-jalan mencuci mata di kota, istri juga menyempatkan diri membeli beberapa jenis buah dan makanan untuk persediaan dirumah, aku pun memutar balik setiur mobil arah jalan pulang kerumah, aku tak ingin berlama-lama disana, takut terjebak macet kalau tidak segera putar arah. Sekitar 30 menit perjalanan pulang dari kota dengan laju santai kami pun sampai dirumah tepat pukul 17.00 sere.
Dirumah, aku melihat ibu sedang membakar ikan yang sudah dibersihkan oleh istri ketika aku tidur tadi siang, istriku langsung membantu ibu di dapur, sementara aku dan shakeel masuk ke kamar, aku segera menunaikan shalat asar. Karena tak ingin pekerjaan ibu dan istriku didapur runyam akibat keaktifan shakeel, aku membawa shakeel jalan-jalan seputran kampung, pukul 18.15 menjelang berbuka kami pulang lagi kerumah, dan menu berbuka sudah disiapkan di meja makan untuk kami berbuka nanti.
Sirene panjang dari mesjid diujung jalan sudah terdengar, pertanda tibanya waktu berbuka.
Kami berbuka puasa dengan khidmat, tak jarang juga melihat tingkah shakeel yang luar biasa aktifnya di meja makan, dan ini sudah biasa bagi kami, setelah berbuka aku shalat magrib dan bersantai di teras rumah, tak lama disana aku sudah merasa lelah, karena memang belum cukup tidur dari semalam.
Adzan isya berkumandang, aku langsung mengambil wudhu dan shalat, kemudian aku merebahkan diri dikasur dan tertidur pulas samapai sahur.
Salam hangat...
Memang rezeki anak sholeh tidak pernah tertukar broo, tapi kenapa yang panen malam kemarinnya kita tidak diajak yaa.. 🤭🤭
Panen mendatang kan akan diajak lagi. Hehhehe
Dari poto-poto nya, seperti nya abang ini tidak punya hobi.
Kelihatannya begitu, tapi ada lah hoby terselubung saya, ngatain orang yang ngatain saya, itu hoby terselubung. Hhaahhaha
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
Terimakasi kak @ernaerningsih
Cc. @steemcurator08
Selamat, Anda satu salah pemenang kontes yang diselenggarakan oleh Steem SEA, info lebih detail dapat anda peroleh dengan klik disini
Alahamdulillah...
Benar tidak terfikir oleh saya akan memenankan kontes ini, apalagi sampai peringkat pertama.
Terimakasih tak terhingga kepada Komunitas @Seem.Sea ini, terimakasi kepada juri dan kurator.
Salam hangat selalu.