50% Payout postingan ini didonasikan kepada akun @steem.amal || The Diary Game || Kamis 13 Mei 2021 || Perasaan Ibu?
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Aku tidak tau persis bagaimana perasaan Ibuku.
Sudah 2 kali lebaran tidak berkumpul dengan anak nya yang paling tua, yaa, kami 5 bersaudara, sementara abang adalah anak tertua dirumah, kebetulan 2 orang kakak tinggal tidak jauh dari rumah ibu, sementara aku dan adik ku masih tinggal satu atap dengan Ibu, sementara ayah sudah meninggalkan kami sejak april 2012 silam.
Aku tidak tau persis bagaimana perasaan Ibuku.
Jauh hari sebelum lebaran ini, Ibu sudah menyuruhku menjemur padi untuk dibawa ke kilang penggilingan agar digiling menjadi beras, dan pekerjaan itu memang kerap aku yang kerjakan dirumah, dengan harapan beras yang sudah di giling itu akan dibawa pulang ke Pematang Siantar ketika abang pulang lagi kesana, bukan hanya beras, kelapa-kelapa dibelakang rumah juga sudah dipetik dan aku kupas kulit nya.
Aku tidak tau persis bagaimana perasaan Ibuku.
Sampai satu hari sebelum lebaran, ibuku masih bertanya tentang perkembangan penyekatan di perbatasan Sumataera Utara dan Aceh, apakan sudah bisa dilalui oleh pemudik atau tidak, aku tak tau harus bilang apa, aku hanya bisa meyakinkan ibu kalau abang akan pulang Idul Adha nanti, walaupun aku tahu itu belum pasti.
Aku tidak tau persis bagaimana perasaan Ibuku.
Ketika pagi lebaran seperti ini, Abang lah yang lebih dahulu menyalami Ibu, dan bersimpuh di kaki ibu, lalu kami mengikuti dibelakang nya, begitu sedari aku kecil dulu, namun tidak untuk 2 kali lebaran ini, aku melihat ada yang beda diraut wajah ibu, namun beliau sangat mampu menyembunyikan perasaan.
Masih seperti biasa, setiap pagi lebaran kami bersama2 menuju ke tempat pemakaman Ayah, disana biasanya Abang juga yang menjadi imam dalam wirid yasin dan doa, namun tidak dengan 2 kali lebaran ini, aku sebagai anak laki-laki dirumah selain abang, harus menggantikan posisi abang sementara, aku masih belum tau bagaimana perasaan ibu.
Aku sendiri tidak mengerti dengan kebijakan Pemerintah terhadap penanganan Covid 19 ini, bagaimana tidak, tahun 2020 Presiden sudah menyatakan bahwa kita harus bisa hidup berdampingan dengan Covid19, Ok, Clear ya. Kita mulai hidup berdampingan, namun semua hari libur dan cuti bersama di pangkas atau ditiadakan, apa kalian bisa mengerti? aku tidak!
Terkait dengan mudik, seakan-akan covid tau tentang batas wilayah, tau teritorial wilayah tertentu, hingga dilakukan penyekatan, bahkan di Lhokseumawe, seakan-akan Covid hanya ada diatas jam 12 malam, karena segala aktifitas harus dihentikan pada jam 12 malam keatas. Apakah covid bangun dari tidur nya jam 12 malam keatas? Aku masih bingung!
Kalau memang kita harus hidup berdampingan dengan Covid, beri dong kebebasan kepada masyarakat, yang terpenting jaga protokol kesehatan untuk diri masing-masing.
Akhh... aku sudah merasa bodo amat dengan itu.
Padahal, aku dan istri sudah berencana lebaran pertama di Lhokseumawe, namun karena abang tidak bisa pulang lagi kali ini, makanya aku dan istri menunda pulang ke lhokseumawe, aku tak tega melihat ibu tanpa kepulangan abang.
Siang nya, setelah bertamu kerumah saudara2 dekat di dekat rumah, aku dan istri bersiap Mudik ke Lhokseumawe, kebetulan istri ku berasal dari kota Lhokseumawe, Aku tidak tau persis bagaimana perasaan Ibuku ketika beliau memasukkan timphan dan tape ke dalam tupperware, untuk aku bawa pulang ke mertua di lhokseumawe, artinya lebaran kali ini ibu tidak ditemani oleh anak laki-laki nya seorangpun.
Siang menjelang sore, aku berpamitan dengan ibu, tak lupa ku cium wajah beliau dengan lembut. Semoga Ibu sehat selalu dan tidak terlalu bersedih hati.
Dan sampai sekarang aku belum tau persis bagaimana perasaan Ibuku.
Salam hangat...
@mc-jack
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja