THE DIARY GAME ( 15 MAI 2021 ) LEBARAN DAN KUE KULINER

Aku dikejutkan dengan suara istriku membangunkan ku saat tidur, spontan saja aku duduk dan bertanya ada kejadian apa.
Sambil tersenyum dia berkata " aku mau pergi ketempat nenek" katanya.

Aku segera bangun dan pergi ke kamar mandi, setelah mandi dan membersihkan diri aku duduk di meja makan. Hidangan sarapan pagi yang sudah disediakan diatas meja aku memakannya dengan lahap.

Jam di dinding rumah menunjukkan 08.30,
aku pergi ke kamar mengambilkan pakaianku dan merapikan diri dengan sedikit polesan minyak rambut yang bukan trend masa kini. istri ku sejak dari tadi menunggu ku untuk mengantarkannya ke rumah nenek.

Motor ku yang sudah ku keluarkan dari rumah sejak dari tadi dan sudah kupanaskan, istri dan anakku sudah bosan menunggu diluar. Dengan buru-buru aku keluar dengan pakain yang sudah rapi, kami bertiga pun siap berangkat.

Suasana lebaran masih saja terasa dengan
hiruk pikuknya motor dan mobil yang berlalu-lalang dijalan raya, aku berhenti di persimpangan jalan raya untuk menyebrang.

Kepala ku menggeleng ke kiri dan kanan, hampir semua aktifitas pedagang dipersimpangan aku melihatnya. Mata ku tertuju ke sudut persimpangan jalan, disana
banyak mobil pribadi maupun angkutan umum berhenti disana.

kue ADEE buat nenek

Ternyata banyak tamu yang dari luar kota maupun lokal yang berminat membeli kuliner khas PIDIE JAYA, mereka membelikan kuliner PIDIE JAYA bersama keluarga dan sering membicarakan kuliner tersebut dikampung mereka.

Kuliner PIDIE JAYA yang bernama ADEE tersebut sudah terkenal ke manca negara,
tidaklah heran banyaknya tamu yang membeli ADEE tersebut untuk oleh-oleh pulang kampung atau sebagai buah tangan saat berkunjung di hari raya seperti beberapa hari ini.

kelapa untuk membuat kue ADEE

Saat persimpangan mulai sepi aku pun menyebrang, istri ku yang duduk dibelakang bersama anak mencolek ku dipinggang dan berkata " bang kita belikan ADEE buat nenek". Aku memutar balik sepeda motorku dan pergi ke toko penjual kuliner khas PIDIE JAYA tersebut untuk membelikan ADEE.

Sesampainnya kami dirumah nenek dan kami memberikannya oleh-oleh yang kami bawa, suasana lebaran masih hangat terasa disana dengan banyaknya kue lebaran yang dihidangkan.

mesin pengolah santan kelapa

Nenek kami seorang janda yang usia hampir 70 tahun, beliau sangat mulia dalam menyambut tamu. Kue ADEE yang kami bawa buatnya dia cincang dan dihidangkan kembali untuk kami, kami pun tersenyum melihat nenek menghidangkan kue tersebut.

Cita rasa kuliner kue ADEE khas PIDIE JAYA memang tidak pernah bosan, walaupun kami sering menikmati kuliner tersebut. Dengan malu-malu kami makan
kue tersebut dan lupa dengan hidangan kue lain yang ada didepan kami.

Rasa penasaranku masih saja memghantui pikiran, aku pergi ke dapur kuliner tersebut setelah mengantarkan istri dan anakku ke rumah. Sesampainya aku disana suasana dapur masakan kue ADEE tersebut masih sepi, hanya saja seorang ibu yang separuh baya sedang membarut kelapa untuk persiapan besok berkerja.