PERGI KE DUA TEMPAT PESTA SEKALIGUS.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halo stemians, apa kabar? Semoga baik baik saja. Dan kembali lagi kita di the diary game hari ini.

DINI HARI

Di awali dengan piket jaga malam berdua dengan teman yang memang satu kelompok dengan saya, beliau adalah seorang ustad yang lulusan Kairo, dulu juga seorang steemians dan sekarang hanya trading steem dan HIVE.

Kami banyak bincang bincang tentang steemit bagaimana perkembangannya, karena memang sudah lama ia tinggalkan, begitu beliau tidak aktif lagi saya malah baru mulai, dimana waktu itu saya telat mendapatkan informasi.

Teman saya sedang serius belajar kembali tentang steemit

Sudah dua kali saya ajak untuk membuat postingan lagi di steemit, tapi beliau mengatakan pasword akun steemit nya sudah hilang, dan saya menyarankan untuk membuat akun baru serta melakukan introduction dan beliau sepertinya sudah mau.

SUBUH

Pukul 04.30wib
Anak anak santri sudah mulai ada yang bangun dan tugas untuk piket malam sudah selesai, kami pulang ke rumah masing masing.

Pukul 05.10wib
Saya melaksanakan shalat subuh, membangunkan isteri dan saya langsung ambil waktu untuk istirahat.

Pukul 10.30wib
Saya terbangun padahal jatahnya hingga siang kalau malamnya kena piket jaga, tetapi saya tidak boleh tidur lagi karena akan pergi ke pesta sebentar lagi, saya buatkan kopi dan saya mandi, setelah mandi saya makan, menyeruput kopi dan saya pergi menjemput Umar pulang dari sekolah, beberapa hari ini Umar cepat pulang sekolah karena dalam suasana ujian.

Setelah pulang dari sekolah kami beres beres dan saya mandi lagi karena sudah berkeringatann kembali.

Umar hendak pulang sekolah

Pukul 11.50wib
Kami berangkat ke tempat pesta, rumah pesta yang kami tuju adalah di cot plieng Bayu, ini adalah acara pesta Sunnah Rasul anak dari adik sepupu isteri saya.

Ketika hendak berangkat"

Di perjalanan saya diajak oleh isteri pergi ke sebuah pesta perkawinan anak dari teman isteri saya yang juga mengajar di Ulumuddin.
Kalau ayah keberatan biar mama pergi naik kendaraan umum bersama Umar dan ayah tunggu di kapung aja setelah pulang dari acara pesijuk Sunnah Rasul katanya, saya menyetujui bahwa saya juga ikut.

Pukul 12.40wib
Setelah makan siang pada acara Sunnah Rasul di cot plieng saya rehat dan ngobrol sebentar dengan saudara dari kamupun Ulee Meuria, tak lama kemudian isteri saya muncul dan mengajak saya untuk pergi ke rumah pesta perkawinan, dan kami pun pamit kepada tuan rumah.

Kami tiba di acara Sunnah Rasul

katanya sih dekat hanya lewat Geudong dan tidak jauh, sehingga saya santai saja menyetir nya, eh ternyata sangat jauh, di kampung peurupok Aceh Utara, lewat simpang muling, sampai di tempat kok tidak ada pesta di rumah yang di tuju, isteri saya rada rada ingat, saya melaju terus hingga jumpa dengan jembatan, ayah gak mungkin lagi melewati jembatan itu katanya.

Jembatan tempat kami putar balik arah

Kami putar arah dan berhenti bertanya kepada orang sekitar rumah, katanya pestanya di pinggir jalan raya tadi yang sudah kami lewati sekitar dua ratus meter, dan kami langsung menuju ke sana.

SIANG

Pukul 12.50wib
Kami tiba di rumah pesta di sambut dan di persilahkan ke meja prasmanan, dua kali makan siang ini, setelah makan rehat sejenak di bawah pohon, hanya tiga orang yang saya kenal itu pun guru dari Ulumuddin, seorang kepala MTs dan isterinya yang juga seorang guru dan seorang lagi adalah seorang ustazah yang setelah pesta kami mampir ke rumah nya di simpang muling.

Kami tiba di pesta

Suasana pesta

Ketika kami hendak pulang, mana Umar kata mamanya, hah, bukannya bersama mama, tadi iya tapi menghilang saya pikun pergi ke tempat ayah, sibuk kami mencari dan di bantu oleh seorang teman, akhirnya ketemu sedang membeli es krim, agak jauh dari rumah pesta dan tidak kelihatan, dan saya sedikit memarahinya karena tidak minta izin untuk pergi.

Umar kedapatan sedang membeli es krim

Kami duluan ya, isteri saya pamit pada temannya yang juga mau pulang, sesampai di simpang muling saya berubah pikiran untuk mampir, sudah beberapa kali ngajak mampir dan tadi nya juga ngajak mampir sangat alot, apalagai sekarang ayah nya sedang sakit.

Kami tunggu di simpang muling dan kami lihat ustazah tersebut lewat membonceng adik nya, mereka tidak melihat kami, karena kami telat menyeberang sehingga kami sempat kehilangan jejak, pake turbo ayah biar kita dapat menyusul mereka, kata anak saya, wah hampir saja kehilangan karena begitu kami melihatnya sekitar lima puluh meter lagi mereka masuk rumah, dan begitu di pintu pagar nya, di susul kata umar berteriak dan mereka terkejut, isteri saya turun dan masuk ke halaman rumah tersebut.

Tampak rumah seperti masjid dari depan rumah teman

Dari rumah teman itu tampak bangunan besar seperti masjid raya, isteri saya menyarankan supaya shalat Zuhur saja dulu, itu ada masjid katanay, saya bawa Umar, selagi jalan wah itu pasti enak sekali shalat nak, saya katakan kepdada Umar, kami langsung berhenti di depan gerbang yang tertutup, selagi saya memastikan parkir dengan benar, Umar berkata lantang, ayah, ayah, ini bukan masjid, kita salah katanya, yang juga masih di atas sepeda motor dan duduk di depan, saya tersentak, dan merasa malu karena ada beberapa orang perempuan di halaman dalam, tampak mereka juga mulai bergerak seolah mau mendekati kami tapi itu sangat jauh karena halaman nya sangat luas mirip halaman masjid.

ternyata bangunan tersebut adalah rumah yang sangat besar, tetapi di lengkapi dengan properti beberapa kubah pada atap nya, bahkan ada kubah utama, dan pada tiang dan terasnya juga di lengkapi dengan lengkungan seperti pada masjid.

Tampak rumah mirip masjid dari halaman menasah

Saya lihat kanan kiri dan saya melihat ada pengeras suara TOA pada sebuah bangunan yang mirip menasah/surau di seberang jalan yang saling berhadapan dengan rumah tersebut. oh itu pasti menasah saya katakan kepada Umar, kami belok dan menuju ke menasah tersebut.

Meunasah tempat kami shalat

Setelah berhenti, saya menarik nafas dalam dalam sejenak, saya belum habis pikir bagaimana mereka membangun rumah sebesar itu untuk ukuran orang Aceh, ini pasti bukan orang sembarangan, ini pasti pengusaha kelas kakap yang paling kurang berbisnis di Medan, itu yang terbesit di benakku.

Selagi saya memandangi dan menjepret nya, saya di ajak oleh Umar, ayo ayah kita wudu, dan kami pun menuju tempat wudhu dan melaksanakan shalat Zuhur, suasana lumayan ramai karena di samping menasah ada pesta.

Setelah shalat kami kembali ke rumah teman tadi, bukan masjid, saya katakan ke isteri, mereka langsung tertawa, menasah di seberang nya bang kata teman orang orang di rumah tersebut, iya kami sudah shalat saya timpali, kami dipersilahkan masuk, minum dan ngobrol sambil mempromosikan steemit kepada teman tersebut sejenak, lalu kami pun pamit pulang.

Sampai di kota Geudong kami mutar untuk mencari ATM BPD ternyata tidak kami temukan, ayo ke bank nya aja sekalian saya katakan, dan kami menuju bank BPD Geudong yang berada sebelah kanan jalan setelah kota Geudong. Kami langsung menuju rumah di kampung Ule Meuria Bayu.

Berhenti di bank BPD Geudong

PETANG

Pukul 16.00wibwib
Tiba di rumah istirahat sejenak saya bergegas untuk mandi dan sekalian wudhu serta shalat ashar, setelah ashar duduk ngopi sambil beramai ramai dirumah karena sedang ada tamu serta kakak dan adik ipar juga sedang di kampung.

Saya mulai menulis diary game ini, sambil memperdulikan dan candain keponakan yang terkadang datang mengganggu, punya waktu lumayan lama untuk menulis diary, sehingga selesai hingga perjalanan sampai ke rumah sekarang ini.

Pukul 18.00wib
Kami bersiap untuk berangkat pulang ke uteunkot, tiba tiba datang mobil pickup membawa kelapa yang di pesan oleh kakak ipar untuk keperluan pesijuk anak nya yang akan Sunnah Rasul pada tanggal 10 yang akan datang.

Yang aneh pada jual beli kelapa ini adalah, buah kelapa tersebut di masukkan ke dalam karung lalu di timbang, wah saya baru lihat kalau kelapa di timbang, saya tanya ke beberapa orang, mereka juga baru lihat, yang saya tahu beli kelapa biasanya per buah, kalau besar lebih mahal dari yang kecil.

Beli kelapa dengan di timbang terlebih dahulu

Pukul 18.30wib
Kami berangkat pulang dan sampai di simpang jalan elak atau IAIN Malikussaleh sudah terdengar kumandang azan magrib.
Saya melanjutkan perjalanan dan menuju masjid raya kandang untuk melaksanakan shalat magrib.

Lumayan lama kami di masjid karena mama Umar bertemu dengan kawan nya ketika melaksanakan shalat.
Saya mengambil beberapa foto interior masjid yang semakin cantik ini, sedangkan Umar sangat bertingkah ngerjain mamanya ketika ngobrol hingga membuat marah mamanya, mendekat ke saya di luar masjid dan gantian saya yang dikerjainnya ketika mengambil video dan foto.

Setelah menunaikan shalat magrib di masjid raya kandang

Tampak masjid semakin cantik

Ada bangunan ini di bagian depan, belum tau apa fungsinya

tampak masjid dari depan.

MALAM

Pukul 19.20wib
Kami meninggalkan masjid dan singgah untuk membeli nasi goreng untuk makan malam, setiba di rumah saya makan malam bersama Umar, karena Umar akan berangkat mengaji, sedangkan mamanya menelpon dengan temannya karena ada urusannya yang penting tentang sekolah.

Saya buatkan kopi, sambil menunggu dingin saya rebahan dan tertidur, hingga hampir masuk waktu subuh.

Sekian diary game saya hari ini semoga bermanfaat dan menjadi kenangan indah bagi saya dan keluarga.

Terima kasih sudah membaca.
Salam @longberry