50% Payout to @steem.amal || Betterlife || The Diary Game || Selasa, 06 Juli 2021 || Lampoh Jioh

in Steem SEA3 years ago (edited)
JI Diary Game Cover.png

Bismillah

Dear diary...

“Nda, eeu Nda...”, Mamak manggil
“Ya Maaak?” ku pencet tuts spasi di keyboard laptop, pause film Tomorrow War, film terbaru yang belum 10 menit ku tonton. Dengan tangan masih berlumuran sambal dan nasi yang melekat, kujilati jemari sambil menuruni tangga dari kamarku di lantai dua.

“Singoh, beungoh-beungoh peungen Mak jak u lampoh jioh beuh"
"Ta peugleh naleung di yub bak drien ngen bak manggeh, ka meuboh, minggu keu ka jeut pot"
“Hmm, iya”
“Bek eh lee nyan beuh”
“iya, iya..”

  Pagi hari Selasa, berdasarkan instruksi semalam. Sekitar jam 8 setelah sarapan sepiring nasi dan teh celup panas. Aku sudah bersiap-siap untuk berangkat bantuin Mamak untuk memotong rumput liar di "Lampoh Jioh". Sudah memasuki musim panen untuk buah durian dan buah manggis. Makanya perlu di bersihkan tumbuhan hama yang mengitari di kedua pohon tersebut tadi agar memudahkan kami mencari buah yang matang jatuh dari pohonnya. Mamak sudah duluan berangkat naik motor matic merah…


[Side Story]
Motor khusus yang cuma nurut jika ditunggangi oleh Mamak. Kenapa? kalau anak-anaknya iseng tetap makai itu motor, pasti nancap gas di rata-rata 60km/jam. Belum termasuk ngebut ya, cuma agak cepat aja. Nah, satu kesempatan memang benar kejadian, si kuda besi merah ni memang berkedip matanya memerah (lampu indikator), tunggangan ngambek pada tuannya minta udahan. Saat itu terpaksa lah telpon call-center, @only.home di ujung nada dering. Tanpa basa-basi ku keluhkan problematika malam itu. Aku minta support segera. Auto-sigap dia meng-iyakan kalau aku minta pinjam kaki kanannya untuk tercagak di pijakan kaki belakang sebelah kiri motor ku. Singkat cerita, motor Scoopy krem only.home tandem dorong motor Vario jun.imaginer untuk sampai ke warong kopi Corner.


Anyway, balik ke diary…

Lampoh Toe.jpg
Tampak kiri
Tampak kanan

  Sebelum berangkat Mamak sudah bilang duluan kalau mau ambil cangkul dan garpu di “Lampoh Toe”


[Side Story]
“Lampoh Toe” literally artinya kebun dekat, sepetak kebun yang jaraknya lebih dekat dengan rumah. Terletak pas di sebelah rumah wak La (nama gadisnya Nilawati), kakaknya Mamak. Tanah kebun itu adalah warisan dari kakeknya kakek-ku. Dulu rumah Kakek disitu, masih tampak bongkahan semen pondasi membekas di tengah “kebun dekat” itu. Agenda pagi ini adalah menuju “Lampoh Jioh”...


  Lokasi lampoh jioh sebenarnya tak terlalu jauh dari rumah, masih dalam satu gampong, dinamai hanya sebagai pembeda saja dengan lampoh toe. Belok kiri setelah melewati Titi Pak Camat dari arah Lapangan Bola Gabren Gampong Teungoh. Jembatan penyebarangan sungai ini yang terbuat dari barisan plat-plat besi.

Titi Pak Camat44.jpg

  Setiba di lampoh jioh, tampak rumput liar memang sudah setinggi lutut. "Heh, kalen. Wak yang seureng koh naleung nyan ka jareung ijak, nyo han kan hana payah kajak kah." Katanya sudah lama tidak nampak batang hidung orang luar yang datang untuk memotong rumput liar untuk dijadikan pakan ternak lembunya.

Tak ingin berlama-lama dikebun, segera ku tuntaskan tugas dari Mamak sebelum matahari tepat diatas ubun-ubun dan atau bendera putih mengaku kalah perang dari invasi serbuan nyamuk hutan yang haus darah segar golongan B rhesus negatif. Parang pendek di tangan kiri dan tangan kanan menggenggam erat parang panjang. Bak pangeran persia, tebasan mengayun dari kiri ke kanan, parang masih menggantung di udara, ku balik arah bilah mata parang, balas setengah putaran pinggang menghujam balik dari kanan ke kiri dan begitu seterusnya.

new pb.png

IMG_20210706_110951.jpg

  Entah sudah berapa lama, bahu mulai pegal, kulit di jari telunjuk sudah melepuh. Terbesit dalam hati kenapa tidak ku bawa sarung tangan terlebih dahulu. Ada dua pasang dilemari peninggalan jejak petualangan ke gunung Apui, Peut Sagoe saban lalu. Cucuran keringat dan feromon makin membuat nyamuk nekat gencar melakukan misi bunuh diri, satu dua tertangkap jurus maut tapak budha, tiga dan puluhan kombatan lainnya membuat ku ampun dan kabur.

Dua, tiga, dahaga
sedapnya kelapa muda.
marvelous, marvelous...

  Pohon nya juga sejajar dengan kepala orang dewasa. Buahnya tak lebih besar dari tengkorak balita. Satu tangkai berbuah empat. Dua untuk Mamak, selebihnya untukku. Rasa air kelapa dikebun ini jauh lebih manis dari pohon kelapa di belakang rumah dekat kandang ayam. Istirahat sambil cerita-cerita sama Mamak.



  Kami ngobrol banyak, saling bertukar cerita, eh bukan, Mamak cerita dan aku merespon dengan opini dan sudut pandangku. Ya...kebanyakan sih aku mendengarkan. Mengobrol hanya berdua itu momen yang tidak juga bisa dibilang langka sih, cuman jarang, sangat jarang sekali. Aku orangnya pendiam sedikit bicara, lebih banyak mendengar lawan bicara, sebut saja "pendengar yang baik". Mamak paham dan mengerti betul watak anaknya yang satu ini. Obrolan seputar masalah dengan Dinas Pertanahan, rencana usaha, dan masalah keluarga yang tidak bisa ku bagikan di tulisan ini. Sedikit banyak aku makin tahu apa saja yang terjadi disekelilingku selama ini yang tak ku sadari.


IMG_20210706_111033.jpgSebelum pulang, potong sebatang bambu buluh dijadikan galah untuk metik buah manggis

new pb.png

IMG_20210706_140318.jpgKarna tau pulang pasti malam lagi, sebelum berangkat kasi makan ikan dulu dari jendela gudang belakang

Tengah hari, di luar panas terik menyilaukan mata. Pengennya rebahan aja setelah makan siang. Sebelum sempat tertidur pulas masuk WA ajakan untuk ngopi. Sebenarnya males sih, cuman karna ingat "One day - One post" di Steemit untuk menjaga konsistensi agar cepat menanjak reputasi. Niat untuk keluar makin mantap setelah ingat ada kontes di #Steemit yang ingin ku ikut serta berpartisipasi dan deadline nya juga hari ini, mana tau rezeki kan bisa nambah pundi-pundi eS-Bi-Di.

  Tulisan pun rampung terbungkus rapi hingga menjelang malam hari. Beberes ingin segera pulang sebelum larut malam.

Nggak ada angin...
Nggak ada hujan...
Tiba-tiba hujan.
Deras pulak ga pakek pemanasan

Halaaah.....

just imagine_1.png



Sort:  

Aku semakin kagum saja dengan sosok ini... siapakah gurunya?...🤔

Guru yang tak ingin disebut namanya adalah @pieasant, eh!?

Berarti kamu adalah "murid jioh" dari @mc-jack, @only.home dan @lord-geraldi, karena kita semua berguru pada mereka...apakah kamu kenal mereka?
..

Tentu saja...

Justru sebaliknya mereka adalah murid saya. Kesaktian mereka sudah melampaui gurunya.

Sekarang saya berguru dengan Anda.
wkwkwkwk

 3 years ago 

Wkwkkwkkw.....
@jun.imaginer adalah guru sesungguhnya bang. Heheh

Gitu lah, jadi anak mamak yang baek budi sesekali. Eh tiap hari pun nggk apa2.. haha

kimbek!
Sesekali pulak. Tiap ari e hai....
cuman ngga ada barang bukti aja.
hahahaha

Aku gak percaya?...😂😂🏃

Hadoooh....
tunggu konten besok bang @pieasant & @arieffadly.
ada buktinya, cius.

Bg pan aja nggk percaya, apalagi aku wak.. hahaha
🤪

besok akun wawak ku taq pertama, kalo perlu skalian di judul ku buat.
preh beuh, bek jak sahoo

Siap.. gk sekalian aja di donasi wak, aku siap mengosongkan postingan besok demi menunggumu 🤪🤣

Alasan mu..... bilang aja lagi gak da bahan.
ephai

Hahhaa... tau aja ya 😅

 3 years ago 

Wak, aku yang bahagia ko yang bikin diary.

Langsung ku resteem ni barang.

Turut Bersuka Cita Atas Komentar Bahagia dari Anda

Ga pake lama, auto-resteem dengan ganteng tiap rilis postingan dari @mc-jack

 3 years ago 

Jadi kapan nih kita camping dibawah pohon duren nya wak?

aturable...

Aku jugalah...

 3 years ago 

This post has been rewarded by @steemcurator08 with support from the Steem Community Curation Project.

Follow @steemitblog to get info about Steemit and the contest.

Anroja

Coin Marketplace

STEEM 0.22
TRX 0.20
JST 0.034
BTC 92452.51
ETH 3105.57
USDT 1.00
SBD 3.16