The Diary Game (Sabtu 13 Juli 2024)- Aceh Timur Kembali Bertanduk
Acara festival Muharram dayah MUDI masih berlangsung. Para peserta tiap kabupaten masih bersemangat sebagaimana awal festival ini dimulai. Keberhasilan menjaga kode etik oleh panitia dimungkinkan jadi salah satu alasan mengapa mereka masih antusias mewarnai acara tersebut.
Pagi ini, saya mendapat kepercayaan menjadi dewan hakim cabang lomba opani antar provinsi di dayah MUDI. Untuk cabang lomba opini sedikit memilikibperbedaan dengan cabang lomba lain. Dimana lomba opini tidak diandakan babak penyisihan. Dalam penentuan siapa yang berhak mendpaat juara satu dua dan tiga langsung dinilai dalam satu kali, tanpa harus mengikuti babak final.
Jam 8 pagi saya menuju ke tempat dimana acara dilaksanakan yaitu kantor LBM. Semua perserta telah siap dengan segala kebutuhan untuk mengikuti lomba. Sesuai dengan aturan menulis oponi yang telah ditentukan oleh panitia, waktu menyelesaikan opini sebanyak 120 menit.
saat belangsung acara menulis opini di kantor LBM
Karena peserta masih berstatus santri, maka tulisan yang diwajibkan adalah dalam bentuk tulisan tangan. Untuk waktu 120 menit saya rasa sudah cocok sekitar 1000-1500 kata. Acara selesai tepat jam 11.00. Setelahnya para peserta langsung meninggalkan ruangan. Sedangkan langsung beristirahat.
kunjungan Abu MUDI ke tempat bazar
Setelah menyaksikan kedatangan Abu ke tempat bazar, saya kembali ke panggung utama untuk melanjutkan kegiatannya lainnya.
Ada yang lebih spesial malam ini, yaitu granfinal cabang lomba fahmi kutib. Kali ini benar melibatkan tim-tim besar yang telah berhasil melaju ke titik puncak dengan berbagai tantangan.
Aceh Timur lolos ke puncak dengan sebuah strategi yang mereka imani di penyesilhan grup; "defensif" di babak rebutan, tempat dimana tim lain gugur akibat nafsu ofensif yang tak terkendali.
Sama halnya dengan Pantai Barat Selatan (PBS). Setelah mengantongi nilai tertinggi (850) pada babak pemerataan, tidak ada waktu lagi untuk menyerang. Pada akhirnya, PBS menutup pertandingan sebagai juara grup.
Sedangkan Pidie, berhasil menjaga kesucianya. Pidie memang tidak menyuguhkan posisi puncak karena berada dalam grup neraka di babak penyisihan. Tapi satu yang pasti; Pidie tak pernah lupa bagaimana caranya ke granfinal walau berstatus runner-up.
Diantara tim yang ada, Langsalah yang terlihat paling seksi. Gegenpresing dan pisau ofensif yang mereka imani di detik-detik akhir babak rebutan berhasil mengulingkan sejumlah tim papan atas. Meski berada dalam grup neraka, Langsa berhasil menutup pertandingan sebagai juara grup.
saat berlangsung acara fahmil kutub (cerdas cermat)
Dengan segala kemampuan yang telah dimantapkan oleh masing-masing tim, ternyata Aceh timur mampu tampil bertanduk dan berhasil merenggut juara satu, kemudian disusul oleh Pidie yang angresif di menit-menit akhir. Sedangkan juara tiga diraih oleh pantai barat selatan.
Hormat kepada @anroja @radjasalman @el-nailul @herimukti
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone 7 plus |
iOs | 15it |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Selamat. Aceh Timur. Semoga tanduknya ngga nonjok2, Bang. Hhh.
Haha. Aceh timur memang gak ada obat dalam tiga tahun terakhir.
ya biar aja bang nanti juga sembuh sendiri wahaha
Semoga Rahmad Allah selalu untuk Daya MUDI MESRA dan perlindungan Allah untuk Abu Mudi dan dewan guru semua. Aamiin
Click Here