The Diary Game Better Life [Sabtu, 26 Februari 2022]: Kebersamaan Dalam Pembubaran Panitia Ikafensy
Sabtu pagi, 26 Februari 2022, rekan saya Pak Amri Andid menghubungi, ngajak ngopi pagi sebelum ke acara pembubaran Panitia Pengukuhan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (PP Ikafensy) Periode 2021-2022.
Maka, berangkatlah saya dari kediaman di kawasan Cot Iri, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar ke sebuah warung kopi di kawasan Lampineung, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Sampai di sana Pak Amri Andid terlihat serius berbincang dengan kawannya. Saya segera merapat. Lalu pembicaraan pun mengalir dalam terkait beberapa hal, salah satunya tentang pembubaran panitia pengukuhan PP Ikafensy.
Ngopi pagi bersama Pak Amri Andid sebelum ke tempat acara [foto: dok pribadi]
Sedang asyik ngobrol, rekan kami yang juga pengurus PP Ikafensy, Zoelmansyah mengirim foto, ia sudah berada di pondok tempat acara di Uleelheu. Melihat foto itu saya hanya balas, “segera merapat.”
Berangkatlah saya bersama Pak Amri Andid menuju kawasan Ulee Lheu. Sampai di sana sudah ada Pak Azhari Bahrul dan Kak Wahyuni, kami segera bergabung di meja pinggir pantai. Sepoi bahami pagi hari di pantai Uleelheu benar-benar segar. Pantai penuh sejarah tempat pendaratan pertama pasukan Belanda saat menginvasi Aceh tahun 1873 itu, kini sudah banyak bersolek, telah dipoles menjadi kawasan wisata, setelah sebelumnya luluh lantak akibat musaibah tsunami Desember 2004.
Bakar ikan di tempat acara [foto: dok pribadi]
Sedang asyik ngobrol, masuk pemberitahuan ke telepon selularnya Pak Azhari, katanya kuwah beulangong dan nasi sudah masak, tinggal diambil untuk dibawa ke tempat acara. Akhirnya saya bersama rekan Zoelmansyah balik lagi ke Gampong Curieh, Kecamatan Uleekareng untuk mengambil bekal makan siang untuk para tamu tersebut.
Sampai di Ceurieh, sang koki sudah menunggu kami di depan tokonya. Satu kambing yang sudah disembelih tergantung di teras. Ternyata ada pesanan lain selain pesanan kami yang harus segera dimasak. Kami mengambil kuwah beulangong dan nasi dan segera kembali ke pantai Uleelheu.
Pak Azhari Bahrul menyampaikan laporan panitia [foto: dok pribadi]
Sampai di sana para tamu sudah datang satu persatu, Ketua PP Ikafensy Amal Hasan bersama nyonya juga sudah tiba. Pembicaraan di pondok pinggir pantai itu pun kemudian mengalir ke berbagai hal. Entah sudah berapa judul. Pembicaraan semakin panjang ketika pemilik café menghidangkan air kelapa muda yang sudah dipesan oleh panitia. Ada 50 kelapa muda yang sudah disiapkan.
Sementara ibu-ibu sibuk di meja prasmanan, menyusun makanan dan memasukkan kuwah beulangon ke dalam wadah. Tak lama sudah selesai, kalau tamu datang tinggal makan. Tinggal ikan panggang yang belum siap. Panitia sudah memesan beberapa kilo ikan rambeu untuk dipanggang di tempat acara.
Makan siang bersama dengan menu kuwah beulangong dan ikan panggang [foto: dok pribadi]
Pemilik pondok kuliner kemudian menyiapkan batok kelapa dan arang, pas ketika arang batok menjadi bara, ikan segar yang sudah dibersihkan itu diantar lengkap dengan bumbu panggangnya. Saya segera menuju ke tempat pemanggangan untuk membantu memangang ikan. Sedang asyik-asyik mengipas dan memoles bumbu pada ikan panggang, rekan-rekan lainya bergabung, ada yang ikut memangang, ada pula yang asyik foto bersama.
Sekitar pukul 11.00 WIB semua ikan sudah dipanggang, panitia pun memulai acara seremonial untuk pembubaran panitia. Satu jam kemudian pas pukul 12.00 WIB acara seremonial pembubaran panitia berakhir. Pengurus PP Ikafensy bersama para tamu menikmati makan siang di pantai yang adem itu.
Pose para panitia acara [foto: dok pribadi]
Boby Iskandar penyanyi café yang dikontrak panitia menghibur para tamu, entah sudah berapa lagu dinyanyikan bergantian dengan para tamu dan panitia yang ikut berdendang. Ia baru break ketika azan dhuhur berkumandang.
Usai makan siang dan shalat dhuhur tamu meninggalkan tempat acara satu persatu, hanya tinggal beberapa tamu yang masih terlihat asyik ngobrol bersama panitia. Suasana jadi ramai kembali ketika para mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala datang.
Menjelang asar saya pamit pulang, ada tugas lain yang harus dikerjakan di rumah. Dan setelah magrib saya menulis postingan ini. Begitu cerita saya hari ini, bagaimana ceritamu?
Alunan musik aquistik dan tembang-tembang kenangan dari Boby Iskandar memeriahkan acara [foto: dok pribadi]
bereh nyak kaoy. pat pat na panyet na droe neuh. saleum meuchen dari wilayah meudelat.
Tanyoe tukang tot panyet aduen. saleum sekuntum rindu dari Kutaraja
memang kraak nyak kaoy.
inan nyang krak ateuh bareh krak
nyan keumbali bak rumput tetangga sll tampak lbh hijau nyak kaoy. ban tabloeh ka pureeh mie duem
Beuleuheun-leuhen bloeh rumput tetanga, itupeu le mak sinyak peucah beulangong kwkwkwwk
nyan bangiannyan lon kop ahli ka. dilatih oleh profesional @ayijufridar wkwkwkw
Pakon roh lon teuma? Padahai yang kana sertifikat bideung nyan @zainalbakri, hehehehe....