Petuah Nyak Kaoey #15: Akrawet Dai Akrawia Atakom Haramtaka
Eksekutif dan legislatif Aceh kini saling berbalas pantun, saling menjatuhkan. Setelah isu kasus setoran Rp500 miliar untuk Pilkada 2024 yang menyerang Gubernur Nova, kini Ketua DPRA digoyang dengan isu pengadaan peralatan rumah dinas dengan harga yang sangat fantastif. Ban ka hana sabe weuk tumpok syit ka karu.
Kedua isu ini sudah digoreng di media, baik media online maupun media sosial. Menurut Nyak Kaoey, meunyoe hana anget dipot, pane patot suwe meuputa, meunyoe hana sapeu nyang ditot, pane patot asap meubura, meunyoe hana manok meuen, pane siwah meuputa-puta.
Sebagai rakyat biasa, Nyak Kaoey ikut saja iramanya, nanti juga akan ketahuan belangnya mereka-mereka itu. Yang penting lihat dan pantau terus perkembangannya, tameudeungo ngon geulinyueng, tameungieng ngon mata, tameurasa ngon lidah, muphom sudah lhee peukara, begitu saja.
Kata kawan Nyak Kaoey yang doyan kritik pemerintah, baik esekutif maupun legislatif Aceh, kini sedang meurupah peng diyat katanya, anggaran Aceh yang puluhan triliun itu merupakan dana yang diperoleh dari buah perdamaian. Puluhan ribu orang Aceh meinggal dalam konflik, dan dengan dasar darah dan pengorbanan rakyat Aceh itu pula, Aceh kini bisa menikmati yang namanya Dana Otonomi Khusus.
Tapi celaka bin jahilnya Pemerintah Aceh, dengan dana besar malah tidak mampu mensejahterakan rakyat Aceh. Memalukan lagi, Aceh menjadi provinsi termiskin di Sumatera, sementara pejabatnya berfoya-foya dengan fasilitas mewah dari uang diyat. Kalau begini terus nasib rakyat Aceh tak ubahnya seperti kata Endatu zaman dahulu batee di miyup batee di ateuh, hanco boh limeng di teungoh-teungoh.
Kabar lainnya eksekutif dan legislatif Aceh saling buka kartu itu juga sebagai dampak dari hadirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Aceh beberapa waktu lalu, yang konon membuat Gubernur Nova Iriansyah sempat menghilang dari publik dengan dalih positif Covid-19 dan meminta waktu isolasi mendiri selama 3 bulan. Tapi anehnya, setelah KPK pulang dari Aceh, baru seminggu tiba-tiba Gubernur Nova Iriansyah jadi sehat dan tampil lagi di media.
Nyak Kaoey hanya mengingatkan kepada eksekutif dan legislatif Aceh, hentikan sandiwara saling serang, kalau pada kenyataannya masih saling “meurupah peng diyat uang darah rakyat Aceh.
Tapi kata teman Nyak Kaoey, kali ini nampaknya bukan sandiwara, tapi benar-benar saling buka kartu, karena terkait dengan persiapan Pilkada 2024. Dan soal setoran peumeukleh peng Rp500 miliar anggaran daerah itu itu juga konon katanya atas perintah Gubernur Nova Iriansyah untuk pencalonannya kembali pada Pilkada mendatang, kuet pade reudok keu tumpok droe.
Kalau kata kawan Nyak Kaoey itu benar, maka celakalah, sungguh ironis. Kita berharap KPK kembali lagi ke Aceh agar persoalan dan desa-desus itu menjadi jelas. soe nyan juruet buloh beukah beuteusie jaroe. hukum harus benar-benar ditegakkan, seperti kata Endatu, akrawet dai akrawia atakom haramtaka, meunyoe cikok sarong beulingkong mata. Itu saja.
Jangan lupa olahraga biar sehat [foto: dokumen pribadi]
You've got a free upvote from witness fuli.
Peace & Love!
Nyan ban neukira laju...
Han ek tapeutroh boh thek-thok dumnan peng adoe @fooart bak dikira le awak nyan.
🤣🤣 beutoi bang. Bah awak nyan yang kira.
Bereh that pak @isnorman payah lon meuguree bak droe neuh pak
Meunyoe ka keunong bahsa droe teuh syit ka bereh Bu @marianimuhain
Tiada meu'oh sa'oh le ya bang.
sudah tak naik pikir pokoknya @rastaufik10
No Medicine