Lagi Sentilan Sentilun Nyak Kaoey
Suyok baho meutangkop keuneng, meukure beuteh, ka geuhei paleh le ureueng lingka.
Malam ini Nyak Kaoey kekurangan ide untuk membuat postingan, jadinya bercuap-cuaplah dengan petatah-petitih warisan Endatu masa silam. Kalau nantinya melebar kemana-mana ya harap maklum saja, namanya saja ini apit awe asal sebat, siapa yang kena ya jangan marah.
Kata Endatu dalam sahibul hikayat, hati-hatilah dalam memilih dan memilah kawan. Ada kawan yang dikasih hati minta jantung, ada juga yang tak mengharapkan apa-apa dalam pertemanan selain keakraban yang saling mengayomi dan melindungi. Untuk kategori pertama yang ada udang di balik batu dalam pertemanan, itu bisa saja mencekik dalam kesulitan, dalam istilah tempo dulu disebut tamsilan leupah u baho jisingkruet bak ulee.
Tabiat yang seperti itu juga sebelas dua belas alias mirip dengan tipe yang disentil dalam hadihmaja lainnya yang berbunyi meung tatem peu’ek u ulee, jisurot syit u baho jika kita menaikkannya ke kepala, dia meluncur juga ke bahu. Ini merupakan tamsilan atau kiasan terhadap orang yang tidak menghargai penghargaan orang lain.
Lalu bagaimana kita mengetahui orang-orang yang bertabiat seperti itu. Nah, ini Nyak Kaoey kasih bocorannya, tapi biar jadi rahasia untuk pembaca ya, jangan kasih tahu pada orang lain. Ini Nyak Kaoey ambil dari petuan Endatu, jadi kalau ada yang tersungging dan tersinggung jangan salahkan Nyak Kaoey.
Kata Endatu, Si suyok baho hana geumaseh, meukure beuteh hana seutia. Kiasan seperti itu bukan menyinggung fisik seseorang, tapi hanya perumpamaan kepada orang yang tidak mempunyai rasa kasih sayang dan kesetiaan. Lebih tegas lagi kata Endatu, suyok baho meutangkop keuneng, meukure beuteh, ka geuhei paleh le ureueng lingka. Jangan sampai kamu dipanggil si paleh orang sekelilingmu.
Namun itu belumlah seberapa, ada yang lebih tegas bin gawat lagi sindiran Endatu terhadap orang-orang yang suka meninggikan diri sendiri, orang-orang yang menggap dirinya lebih hebat dari orang lain, mereka digolongkan dalam kelompok awak saboh raga ek. Jadi bersikap dan berlakulah sewajarnya saja dalam kehidupan agar kita tidak digolongkan dalam kelompok orang sekeranjang kotoran itu.
Kadang kala sentilan itu lebih dahsyat dari dentuman meriam [foto: dok pribadi]
Kalau sindiran endatu yang lain satire, saboh raga ek sarkas sekali, ya...
Ya adoe @firyfaiz ada yang lebih dahsyat dari itu malah, keras memang sentilan sentilun Endatu
ngerrrriiiii