The Diary-Game [Rabu, 25 Mei 2022] Mengantar Keluarga Pulang ke Medan

in Steem SEA2 years ago
Akhirnya kemesraan itu berlalu. Liburan keluarga di Sabang di putus waktu. Selama empat hari total dimanfaatkan merangkai bahagia dan menikmati keindahan pemandangan di Sabang bersamaku berakhir sudah. Rindu itu berat. Kalau sudah bertemu lebih berat lagi saat berpisah.

Aku mohon ijin sama pimpinan untuk mengantar keluarga kembali ke Medan diberikan. Namun Aku harus masuk dinas di hari Jum'at. Hari Kamis libur tanggal merah kegiatan Kenaikan Isa Almasih. Hidup itu butuh pengorbanan. Tidak semua bisa dicapai atau dilalui dengan mudah.Rencananya adalah Aku mengantar hanya sampai di Lhokseumawe saja. Esok paginya keluarga ke Medan dan Aku go to back Sabang Island

Pukul 11.00 WIB kami berangkat menggunakan kapal lambat KMP AH 2 untuk menyeberang. Sekitar Pukul 10.45 WIB kami sudah tiba di Pelabuhan Balohan dan kebaikan hati dari ABK kapal mobilku dibawa masuk dan tepat di paling depan diparkirkan. Modal ramah diri dan senyum sana sini rupanya membuat hidup mudah dan indah.

IMG_20220525_115309_1.jpg
Mobilku didalam KMP AH 2
"Pak, mobilnya selain ditarik handrame, sebagai safety, kopling (gigi mobil) di masukkan satu, " saran Abk kapal. "gelombang laut kurang bersahabat," tambahnya.
"siap bang. Terima kasih saran baiknya, " jawabku.

Kapal bertolak meninggalkan pelabuhan Balohan (24/5) pukul 11.30 WIB. Aku beserta keluarga berada di ruang VIP. Memang benar apa yang disampaikann oleh ABK kapal, laut kelihatan bergelombang. Aku perhatikan mobil ikut bergoyang. Namun safety nya baik tidak menjadi masalah. Penumpang berjumlah 251 orang. Untuk kendaraan roda dua berjumlah 56 unit dan mobil segala jenis berjumlah 36 unit.

Sekitar jam 13.20 WIB kami sudah mulai turun dari kapal. Waktu dhuhur sudah lewat. Aku singgah terlebih dahulu di Mess Jangkar TNI AL yang terletak di Blang Oi Banda Aceh. Disana kami salat dhuhur dan sejenak istrirahat. Perjalanan masih panjang dan hanya beberapa menit kami istirahat selanjutnya pergi meninggalkan kota Banda Aceh, Kota Gemilang.


Kota Banda Aceh telah ditinggal. Kami memasuki Kabupaten Aceh Besar dengan Jantho ibukotanya. Jalan mulai ramai. Kami tidak masuk tol dari gerbang tol Indrapuri. Kami ingin melewati suasana indah dijalan biasa. Kami sudah mencicipi tol panjang dan dengan pemandangan yang monoton. Tak ada kelokan tajam, turunan dan pendakian yang menjadi bumbu dijalan.

Setelah melewati Indrapuri dan juga Seulimeum maka kami mulai masuk wilayah kaki gunung Seulawah. Jika hendak sampai di Saree maka tampak disebelah kanan dan kiri jalan orang yang menjual keripik ubi dan lainnya renyah untuk di makan. Ada yang langsung digoreng dan beli dalam keadaan hangat. Enak sekali rasanya.

Tak lama kemudian tibalah kami di Saree. Suatu daerah yang sejuk. Kalau beberapa tahun lalu, saat masih duduk di bangku SMA belum ada orang jualan keripik goreng semakmur ini. Kalau pulang ke Lamlo, Sigli, kampungku saat naik mobil Bireun Express yang 3/4 dengan penumpang penuh sesak serta tempat duduk sempit, Aku melihat masyarakat yang menjajakan kacang rebus, jagung rebus, martabak yang terbungkus.

Inilah perkembangan hidup. Jika santai akan ditelan laju kehidupan. Aku berhentikan mobil hendak membeli keripik saat di lokasi Saree. Aku tahu dan faham tak akan berhentikan mobil didepan kedai orang yang berjualan. Aku masih di mobil dan sang istri turun duluan. Aku pastilah akan menyusul. Baru sesaat istriku pergi dan rupanya kembali lagi. Aku diceritakan debat dirinya dengan penjual minuman juice. Disamping mobil kronologisnya diurai.
"Pa, tadi mama ribut ringan dengan dua anak muda yang jualan juice, " sambil bercampur dongkol tampaknya.

"Apa masalahnya, "tanyaku penasaran.
"Dilarangnya mobil parkir disitu. Katanya mengahalang kedai jualannya. Padahal tidak sama sekali",jelas istri.
Sang istri tak mau mundur karena merasa benar. Dan, memang benar mobil tak menghalangi. Kalau mundur lagi dari posisi yang diparkir mobil, maka bisa masuk lobang ban mobil.

Aku dengar dengan seksama dan dalam tempo yang sesabar-sabarnya.
Aku lewat didepan mereka dengan bahasa Atjeh Aku sampaikan saja sebentar singgah. Ngapain ngotot. Rezeki itu tak akan kabur jika memang sudah milik kita. Orang yang jual keripik pun heran melihat tingkah dua anak muda tersebut. Macam mana mau ada yang beli kurang ramah dengan sesaama.

IMG_20220525_153857.jpg

IMG_20220525_153944.jpg
Kue Cakar Ayam enak
Aku beli keripik pisang coklat, keripik ubi dan tak kalah pentingnya juga tertarik membeli kue cakar ayam. Kue yang dibuat secara tradisional sangat menarik untuk dicicipi. Aku pesan hanya Rp 10.000,- dapat enam kue. Kuenya masih terasa panas dan renyah.Warnanya ubi ungu. Selesai membeli langsung kami berangkat sambil meninggalkan sedikit rasa dongkol akibat kekurangpengertian si penjual juice. Kami hanya sesaat saja, sudah ditegur. Ono wae jiwanya.


Mobil sudah meninggalkan Seulawah. Wilayah Pidie akan kami masuki. Dan, waktu salat kami berhenti di Mesjid Padang Tijie untuk tunaikan salat Ashar. Aku berjumpa dengan Sekda Kota Sabang, Pak Zakaria. Sambil bercerita singkat menyambung tali silaturahmi melepas penat tubuh, kemudian kami berpisah. Kami lanjut ke Lhoukseumawe dan beliau ke Banda Aceh. Pastilah besoknya nyebrang karena kalau hari ini tak mungkin karena sudah habis jadwal kapal cepat membawa penumpang ke Sabang.

Screenshot_20220528_105811.jpg
Bang Irwan pemilik Scolatte Aceh

Screenshot_20220528_105748.jpg
Minuman coklat panas Tri in one
Perjalanan masih panjang. Tiba di Lhokseumawe harus melewati Pijay dan Kabupaten Bireun. Kami masih singgah di Pijay tempat di produksi coklat dengan minuman dengan segala rasa. Scolatte Aceh itulah namanya. Lokasinya jl. Medan - Banda Aceh, Meunasah Baroh Musa, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya, Aceh. Kami tiba disana melepas rehat sambil minum enak. Minuman Coklat Tri in one panas menjadi minuman favoritku. Aku sempat berjumpa sesaat dengan pemiliknya, bang Irwan teman lamaku. Beliau tatkala Aku hubungi segera datang dan berjumpa saling berpelukan.Melepas rindu bersama sahabat lama. Selain minum pesanan mie rebus juga menjadi pelengkap.

Waktu magrib hampir tiba. Kami segera pamit dan rezeki anak saleh karena minumannya tak perlu dibayar alias gratis. Hanya makanan saja yang harus dituntaskan. Kami pamit setelah selesai semuanya.Semoga bisa berjumpa lagi. Scolatte tempat rutin Aku mampir tatkala tugas di Lanal Lhokseumawe dan saat ijin ke Lamlo, Sigli lihat orang tua. Waktu magrib tiba dan kami salat di mesjid Munawwarah. Banyak warga dan masyarakat yang singgah salat berjemaah di mesjid ini.

Malam semakin gelap. Kendaraan mulai kelihatan ramai. Kali ini bagian anakku yang nyupir. Aku tampak lelah dan mata mulai berat di buka. Kalau anak muda yang nyetir ngak ada cerita lambat lari mobil. Sangat laju dibandingkan diriku. Sekitar pukul 21.30 WIB kami tiba di Krueng Mane. Aku sarankan mampir untuk makan malam di Krueng Mane dan pilihannya Rumah Makan Taj Mahal.Nostalgia lagi.

Aku telpon bang Ade. Teman yang baik budi dan sangat hobi dengan sepak bola. Namanya Zulfadli dan mantan pemain Persiraja. Aku disuruh mampir di Stadion Mini Football Krueng Mane untuk menyaksikan pembuatan VAR. Aku sesaat tinggalkan keluarga dan berjumpa teman lama. Banyak temanku disana.

IMG_20220525_214534.jpg

  • Jumpa teman lama, Ade Krueng Mane*

IMG_20220525_214957.jpg
Wasit melihat VAR, tragedi pinalti

IMG_20220525_214250.jpg
Pertandingan eksebisi untuk percobaan sistem VAR
Aku jumpa juga Syeikh Mulyadi yang ahli Tarian Seudati dan sudah keliling dunia dengan ketrampilannya. Meluap rasa gembira. Aku langsung ke lapangan hijau yang rumputnya bagus dan mahal harganya. Hampir semua temanku. Rupanya Bang Ade beserta rekan-rekannya sedang percobaan alat canggih yang memantau sepak bola. Namanya VAR. VAR adalah prosedur bantuan teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah insiden dalam permainan sepak bola, sebagai bahan pertimbangan untuk wasit utama.

Luar biasa semangat para penggila bola.Agar kwalitas permainan pemain bagus dan wasit pun aman dalam menggambil keputusan. Malam itu sebagai percobaan anak-anak muda Krueng Mane biara percontohan.Terjadi kasus didalam kotak pinalti. Setelah diputuskan oleh wasit melalui melihat VAR maka pemain tak bisa protes. Di stadion ini baru saja dibuat pertandingan besar dengan total 70 juta hadiahnya. Kedepan akan dibuat pertandingan lebih besar lagi dengan mengundang tim-tim dari Kabupaten dan Kota. Pastilah ramai sebagai hiburan setiap malam.


Kurang lebih 15 menit Aku di stadion dan pamit melanjutkan perjalanan.Anak-anak sepertinya sudah bosan menunggu. Kini Aku ambil alih menyetir dan tiba di Pom Bensin Krueng Geukuh mobil diberi minum pertalite. Seusai kenyang kami lanjut ke kota Lhoukseumawe.Tidak lama lagi tiba.

Malam itu kami tinggal di Hotel Rajawali Lhoukseumawe. Untuk kamar sudah dibooking teman yang hubungan baik terbina tatkala dinas di Lanal Lhokseumawe. Kali ini, rezeki anak saleh karena kami bebas pulsa tinggal semalam. Dua kamar dengan lokasi berjauhan dengan anak-anak harus dijalani. Aku dan istri kamar no 30, untuk anak-anakku kamar no 11.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. "Sudah kalau belum salat Isya, mandi dulu dan kemudian salat. Selanjutnya tidur jangan begadang. Besok pagi masih harus ke Medan, " demikian pesanku kepada anak-anak. Alhamdulillah ya Allah, karena-Mu kami tiba di Lhokseumawe selamat. Selamat Aku mengantar Keluarga walau baru tiba di Lhokseumawe dan inilah batas akhir Aku dampingi. Syukran Jaziilan Ya Rabb***

Sort:  
 2 years ago 

Saya tergelitik dengan tulisan pada paragraf ke-2 dari bawah. Kenapa harus kamar yang berjauhan??.
Jene

 2 years ago 

Haha, bukan malam itu ada gempa. Sudah penuh semua. Hahaha

 2 years ago 

Hari yang melelahkan pastinya..
Ohya ini adalah Var pertama di Indonesia. Aceh emang hebat

 2 years ago 

Krueng Mane Stadion memang oke

 2 years ago 

Bisa mengalahkan Indonesia 🤭🤭

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59367.33
ETH 3172.01
USDT 1.00
SBD 2.43