The diary game, Minggu, 9 April 2023, Dari Lamlo Menuju Medan

in Steem SEAlast year (edited)

Tidak lama Aku bisa hadir menjenguk sang Ibu. Tanggal 7 April 2023 berangkat dan pagi hari tiba tanggal 8 April 2023. Rencana kembali sudah tercatat rapi tanggal 9 April 2023. Tepatnya malam Senin.

Pulang kali ini Aku membawa baju dinas. Baju dinas harian yang berwarna abu-abu lengkap dengan segala atribut pangkat dan lain sebagainya. Sengaja Aku bawa baju berkah ini untuk berfoto dengan ibu tersayang. Bukan belum pernah foto dengan Ibunda, pernah, tapi saat itu masih pangkat Letnan Kolonel (Letkol) dan foto untuk kali ini yaitu dengan pangkat baru Kolonel. Semoga tidak hanya berhenti di Kolonel dan Allah pilih menjadi Laksamana. Do'akan bebas tanpa rintangan.

IMG-20230409-WA0037.jpg

IMG-20230409-WA0026.jpg

IMG-20230409-WA0023.jpg

IMG-20230409-WA0029.jpg
Berfoto bersama Ibunda dan Kakak tercinta

Untuk berfoto bahagia, tak ada waktu lagi hanya di hari Minggu pagi hajat ini Aku tuntaskan. Sekitar pukul 10.27 WIB Aku sudah siap dengan baju dinas. Kakak yang sabar merawat Ibunda dengan penuh kehati-hatian membantu membangunkan ibu dari istana peraduan indahnya. Sang Ibu yang berusia 77 tahun sudah lama sakit dan hanya terbaring ditempat tidur. Makan, minum, membaca Al-Qur'an, mengajar Al-Qur'an sambil tidur dan ketika salat barulah dalam posisi duduk sesaat. Semangat sang Ibunda patut menjadi tauladan bagi anak-anak dalam menjalani hidup. Jika sakitnya kambuh maka suaranya akan kecil. Dan, jika sehat maka siap berbicara layaknya reporter televisi menyampaikan berita dengan penuh semangat. Sangat luar biasa.

Rasa senang terpancar jelas dari raut wajah sang ibu. Anak yang bertubuh kurus tempo dulu, hitam, namun hitam manis dan beberapa di tubuh ada tempelan alias luka di kaki akibat aktif bermain bola kini menjadi prajurit TNI yang mengabdi kepada bangsa dan negara.

Adalah secuil kisah ungkapan dihati kecil sang Ibunda bahwa rupanya beliau ingin anak lelakinya ada yang menjadi tentara. Mengapa? Atau latar belakang apa yang membuat sang Ibu berharap anaknya ada yang menjadi prajurit TNI. Apakah karena melihat sang suami yang bekerja di PNS militer dimana saban hari melayani atau menjadi supir perwira bersrata Pamen? Awalnya tak ada yang tahu dan setelah Aku menjadi prajurit lewat jalur Sarjana yang pangkat pertama Letnan Dua (Letda) barulah sang Ibu bercerita.

Sebagai informasi bahwa Aku bersama keluarga besar di lingkungan militer. Komplek TNI AD Keraton Banda Aceh merupakan tempatku mencapai harapan. Sederhana keinginan sang Ibunda ingin anaknya tentara pangkat Prada pun boleh. Kalau anaknya tentara maka akan lama tinggal di komplek. Apalagi pada tahun 1995, saat Aku masih kuliah di IAIN Ar-Raniry (sekarang UIN) Ayahku yang tercinta meninggal dunia. Pergi selamanya berpisah dengan istri dan anak-anak memenuhi panggilan ilahi.Takdir berbicara lain, niat sang Ibu tercapai namun anaknya masuk TNI AL. Manusia boleh merangkai rencana untuk masa depan hasrat mulia namun semuanya Allah sudah menuliskan tanpa kita mengetahui lebih rahasia bahagia atau ujian sang hamba.

25 tahun sudah dijalani dalam tugas dan betapa Aku bahagia masih bisa bersama hadir membahagiakan sang Ibunda dan membanggakan para saudara. Aku duduk penuh kehangatan dan kebahagian dengan sang Ibunda. Saat itu hanya kami bertiga yang dirumah.Sang Adik sedang melaksanakan ibadah umroh di tanah suci. Kakak pertamaku yang bernama Maimunah semoga menjadi penghuni surga karena dengan penuh kesabaran menjaga dan merawat Ibunda, menjadi fotografer. Ya, memang harus di arahkan. Makanya di foto berulang kali sehingga yang gambar tak bagus bisa dieliminasi atau dihapus. Tak lupa kami foto selvi bertiga dengan penuh senyum bahagia. Usai berfoto barulah baju dinas Aku lepas dan kembalikan ke laptop.


IMG-20230421-WA0001.jpg

IMG-20230421-WA0013.jpg

IMG-20230421-WA0014.jpg
Aneka makanan berbuka puasa

Waktu terus berjalan tanpa henti. Degup jantung berirama penuh pasti. Anak manusia terus berkiprah tiada henti. Salat dhuhur dan ashar Aku tegakkan dengan menguatkan ketaatan pada ilahi. Waktu puasa memasuki hari ke 18 puasa. Semarak untuk berbuka dengan variasi makanan dan lauk pauk menambah semangat berbuka puasa. Aku senang membeli mie Aceh arang. Makyus rasanya menurutku. Sangat khas aromanya. Ada juga rujak Aceh menjadi pendamping berbuka. Ada ikan pepes yang sedap rasanya dan Aku bungkus satu untuk bekal sahur. Tak kalah enak yaitu terhidang mie Aceh kepiting. Adalah hari sebelumnya ada teman bernama Bang Badu dari Kota Sigli datang memberikan kepiting. Tetangga ada yang mahir membuat mie kepiting maka sempurnalah tertata diatas meja, selain aneka minuman. Sang kakak sangat senang menghidang dan kami berbuka bersama. Sang Ibunda berbuka di tempat tidur peraduan indahnya.

Malam itu Aku harus segera berangkat. Usai salat magrib diri dan perlengkapan sudah siap. Selain bajuku, emping yang telah terbeli, Aku diberikan beras kampung yang enak usai panen padi. Aku harus naik bus di Beureunen dan Bang Ismail bersedia mengantarnya. Aku pamit dengan Ibunda dan kakak tercinta, tentunya rasa haru terserap dalam dada. Berpeluang,mencium Ibunda dan juga kakak yang baik budi dan bahasa serta anak yang solehah menjadi warna warni pengantar kepulanganku.

Bang Is sudah siap diluar pagar.Aku pamit dan berangkat menembus malam dan meninggalkan kerinduan. Kami harus berhati-hati berjalan karena jalan masuk ke kampungku sangat jelek kualitasnya. Sudah lama sekali jalan ini hancur libur dan belum tersentuh. Kata Bang Is, sudah beberapa kali diukur tapi belum ada proyek pengerjaan. Semoga tahun ini ada. Apalagi menjelang Pemilu/Pilkada pastilah atau kemungkinan ada lirikan mata indah bola pimpong.

Sekitar 15 menit perjalanan tibalah kami. Bang Is tidak bisa berlama-lama karena harus mengejar salat Isya yang dilanjutkan taraweh. Kami berpisah dengan tidak lupa Aku ucapkan kalimat mulia, ya, terima kasih. Barang Aku letakkan disamping meja loket bus JRG. Aku salah persepsi dimana dalam pikiranku bus akan berangkat pukul 20.30 wib dari Beureunen. Rupanya Bus baru berangkat dari Banda Aceh. Artinya bus akan tiba di kota Beureunen sekitar pukul 23.00 wib.

IMG-20230421-WA0002.jpg

IMG-20230421-WA0003.jpg
Salat isya dan Taraweh di Meunasah Payong Beureunuen

Semua ada hikmah setiap kejadian. Semua pastilah akan ada keindahan dengan kisah hidup yang kita jalankan.Terbukti, Aku dapat salat isya dan taraweh dengan sempurna sambil menunggu bus datang. Aku pergi ke Meunasah dekat terminal yang letaknya di sebelah jalan. Aku beruntung dan bersyukur bisa melaksanakan perintahNya. Ibarat pepatah sekali mendayung, dua tiga pulau terlalui Artinya, Aku bisa pulang naik bus tanpa gangguan dan Aku pun bisa melaksanakan salat taraweh. Luar biasa nikmat yang Allah berikan.

Aku salat di Meunasah Payong. Meunasah yang sangat sederhana dengan masih tegak para hamba Allah melaksanakan ibadah isya dan taraweh. Jamaah tidak banyak tapi malam Ramadhan dengan dihiasi salat taraweh tidak membuat lemah syahwat para hamba Tuhan. Oh iya, di tembok mesjid pun ada tertulis himbauan neu puelen HP watee sembahyang artinya, kamu matikan HP saat sembahyang. Suatu himbauan yang jelas dan tegas. Salat isya selesai dan Aku lanjut salat taraweh. Aku hanya mengerjakan 8 raka'at taraweh dan plus 3 rakaat witir. Lengkapnya 11 rakaat.


Bus JRG tiba di Beureunen. Aku sudah stanby di loket . Rupanya Bus tidak masuk ke terminal dan hanya menunggu di samping jalan. Aku harus menenteng beras yang beratnya 15 kg dan ransel sandang yang berisi perlengkapan pakaian. Ngos-ngosan juga mengangkat benda berat. Perjuangan hidup berjumpa Ibunda tercinta.

Aku sudah masuk di dalam bus. Aku duduk di kursi no 9, berdampingan dengan bapak tua yang lengkap dengan masker penutup wajah. Penumpang tampak penuh. Oh iya, tiket yang aku beli perjalanan dari Beureunen menuju Medan harganya Rp. 200.000,-. Harga tiket dari Medan menuju Beureunen Rp 230.000,-. Artinya lebih murah Rp. 30.000,- tiket dari Beureunen menuju Medan.Padahal sama jarak dan tujuannya. Aku ngak mau bahas itu urusan rumah tangga mereka. Ini mungkin warna warni dalam mengiring penumpang. Kreasi di lapangan mungkin saja.

Sekitar pukul 23.00 wib Bus JRG berangkat. Malam semakin hening.Dingin udara yang berhembus dari AC mengelilingi tubuh. Selimut yang ada di kursi menjadi penghargaan tubuh. Mata mulai dipejam perlahan. Sunyi senyap suasana di dalam bus. Hanya suara deburan mesin bus yang menguasai keadaan. Sekali-kali terjaga melihat waktu. Kemudian tidur lagi menghasilkan mimpi pendek.

IMG-20230421-WA0018.jpg

IMG-20230421-WA0011.jpg

IMG-20230421-WA0016.jpg

IMG-20230421-WA0017.jpg
Sahur di Rumah Makan Selera Baru

"Sahuur...sahur...sahur", teriak kernet Bus. Suaranya sangat jelas terdengar. Aku melirik jam yang menunjukkan pukul 03.00 wib dini hari. Para penumpang turun untuk melaksanakan makan sahur. Bus berhenti di Rumah Makan Selera Baru di Desa Balng Pauh Dua Julok Kabupaten Aceh Timur. Suasana dirumah makan sangat ramai. Aku membawa lauk sendiri yaitu ikan pepes udang. Pelengkap rasa Aku pesan telor asin dan teh manis panas. Enak sekali pepes udangnya. Sangat lahap nasi dimakan. Kurang lebih 30 menit waktu makan dan selanjutnya bus kembali berangkat menuju kota Medan.

IMG-20230421-WA0008.jpg

IMG-20230421-WA0009.jpg
Salat Subuh di Mesjid Al-Muhyiddin

Tiada kegiatan didalam bus selain melihat pesan yang masuk melalui WA dan melanjutkan tidur. Hanya sekitar kurang lebih tiga jam dalam perjalanan kami mampir sesaat di salah satu masjid untuk melaksanakan salat subuh. Masjid Al-Muhyiddin Minuran jl. Medan - Banda Aceh. Masjid yang berlokasi di Desa Bukit Rata Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.

Usai salat, bus pun meluncur cepat mengejar waktu. Entah mengapa tempo dulu saat muda kalau bus berangkat pukul 21.00 wib dari terminal dan tiba diterminal tujuan selanjutnya bisa pagi hari sekitar pukul 06.00 wib atau 06.30 wib. Tapi, zaman semakin maju malah bus nya tiba di lokasi tujuan bersamaan dengan mentari perlahan meninggi. Agak kesiangan.

IMG-20230421-WA0006.jpg

IMG-20230421-WA0007.jpg

Terminal Pinang Baris Medan
Bus tiba diterminal Pinang Baris sekitar pukul 09.00 wib. Suasana agak lengang. Bus berhenti ditempat pengecekan. Petugas menyuruh semua penumpang turun. Infonya sudah peraturan untuk Bus nanti menuju loket dan penumpang diantar pakai bus kecil dari pihak pemberi jasa. Aku dan penumpang lainnya sebenarnya agak kecewa juga. Mengapa harus turun dan kosongkan penumpang yang ada di dalam bus. Lagi- lagi Aku mencoba bertanya dan jawabannya sama bahwa ini sudah aturan. Mau ngomong apa lagi kalau sudah begini yang tertulis. Turun dan menyambung dengan bus kecil.

IMG-20230421-WA0005.jpg
Gerbang Tol Helvetia Medan

Matahari sudah mulai terik menyengat. Hanya sekitar kurang lebih 10 menit kami tiba di loket Bus JRG. Bus lebih awal tiba sedikit waktu berbeda dengan kami. Semua penumpang mengambil bawaannya di bagasi bus. Aku disambut dengan grab mobil dan hasil tawar menawar biayanya Rp 70.000,- Aku menuju kerumah. Lewat jalan pintu gerbang tol Helvetia dan keluar pintu tol Marelan menjadi alternatif jalan menuju kerumahku. Alhamdulillah Aku tiba dengan selamat di rumah. Kepala terasa pusing. Badan terasa kurang nyaman. Perjalanan panjang dan cukup melelahkan. Terima kasih ya Allah atas perlindungan yang telah diberikan.Perjalanan dari Kampungku Lamlo, Pidie menuju ke Medan tuntas sudah dengan penuh kisah indah.***

Sort:  
 last year 

Semangat selalu pak

 last year 

Ok. Tks

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 63003.41
ETH 3122.79
USDT 1.00
SBD 2.52