50% Payout to @steem.amal || Betterlife || The Diary Game || Denin 17 Juni 2021 || Jangan Pernah Membenci Hujan

in Steem SEA3 years ago

Dear Diary.....

Menulis kembali kata ”Dear Diary”, seperti menulusuri lorong waktu. Sontak aku merasa berada di awal tahun 2000-an, dimana untuk pertama kali berkenalan dengan sebuah buku yang berisi tentang cacatan pribadi. Biasanya tentang kisah kasih disekolah, kenakalan remaja, list perempuan yang pernah di pacarin, cinta monyet, dan yang paling seru menurutku adalah jatuh cinta secara diam-diam. Nah teman-teman stemians yang ingin di ceritakan bukan tentang ”Dear Diary” dimasa lalu, itu hanya sebagai pembuka saja sebab pagi ini Langsa kembali tergenang oleh hujan yang garang.

EA868906-147E-414F-9393-B846CC1F71D6.jpeg
Ilustrasi Diary oleh Alireza Zarafshani di Unsplash


Kembali pada kebiasaan bangun pagi, ritual didalam kamar mandi sedikit di perpanjang sebab hujan belum ada tanda-tanda untuk berhenti. Mandi sudah, sarapan selesai, aku berdiri di teras rumah melihat hujan yang semakin ganas memainkan rintiknya dengan beringas dan langit tak sedikitpun beranjak dari warna hitam yang menandakan hujan tak akan berhenti dalam waktu dekat. Mengingat ada jas hujan di bawah jok sepeda motor, langsung saja aku memeriksanya. “Sial!!!! jas hujan tertinggal di kantor”.

Berhenti sejenak dari aktivitas mengejar validasi. Melepas sepatu, Aku kembali masuk kerumah dan duduk diruang tamu. Mungkin saja Semesta punya caranya sendiri untuk mengawali hari, kita saja sebagai manusia yang terlalu egois menyalahkan hujan atas tertundanya semua aktivitas yang akan kita lakukan, bisa jadi sebagian dari kita menyambut hujan sebagai berkah.

Hujan seperti ini membuat pikiran ku berpetualang, ku lirik deretan buku yang tersusun di rak. Mataku berhenti dibuku bersampul merah ”Catatan Juang, karya Fiersa Besari”, novel itu sudah selesai ku baca akhir tahun lalu. Kembali ku raih novel tersebut untuk mengulang baca, sebab ada kutipan yang aku sukai disana pada bagian cacatan tentang hujan dan kenangan.[1]

2DE95FD7-AFCE-4EC4-A45C-897804FA5851.jpeg

6E526D3C-E674-4168-83B6-9A3256D7C34A.jpeg

“hujan tidak pernah turun dengan maksud yang buruk. Waktu dan keadaan lah yang membuatnya terasa buruk”.

Larut dalam Catatan Juang, tak terasa hujan sudah mulai reda hanya tersisa rinai-rinainya turun pelan sebagai pertanda bahwa pelangi akan terbit. Kembali ku pakai sepatu, menghidupkan sepeda motor dan melaju menuju kantor.

Berkah hujan yang turun terlalu lama. Kerjaan agak longgar di kantor, tidak ada berkas yang harus di koreksi hari ini, jadinya duduk manis saja di kantor. Berselang satu jam aku dan teman-teman kantor memutuskan untuk keluar dan menikmati segelas kopi. Kami pergi menuju warkop Corner Coffee di jalan Ahmad Yani. Seperi biasanya di warung kopi setiap orang memasuki dunianya masing-masing, larut bersama gawai berselancar di dunia maya. Duduk satu meja tapi beda dimensi, kadang aku berfikir “kita sudah terlalu terikat dengan dunia maya dan pergi menjauh dari hakikat dunia nyata”. Dengan kondisi “dunia sudah dalam ngenggaman” tidak ada yang patut disalahkan. Mari kita rayakan saja, seperti kata Jokpin pada larik puisinya ”Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi”.[2]

Sambil menikmati segelas kopi, akupun larut berselancar di dunia maya, menulusuri dunia perstemitan, mencari informasi tentang “Diary Game”. Diary game pertama kali di kenalkan oleh @mc-jack , diary game berisi tentang cacatan harian yang kita lalui dari pagi sampai malam, diposting pada komunitas Steem Sea. Akupun menanyakan sejarah hadirnya diary game kepada @lord-geraldy di grup WhatsApp “Tim Support Steemit” yang paham tentang sejarah diary Game. Babang ganteng @lord-geraldy menyarankan untuk melihat postingan lawas dari bang @anroja, @el-nailulu, cut kak @ernaerningsih, @radjasalman, @heriadi tentang diary game. Jadinya waktu yang ku habiskan di Corner Coffee dari siang sampai sore hanya untuk membaca tulisan-tulisan lawas tentang diary game, agar aku semakin paham cara penulisan diary game. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku tak kembali ke kantor lagi tetapi langsung saja pulang menuju rumah untuk istirahat, mandi, shalat dan makan.

Malamya aku janjian ngopi dengan @jun.imaginer di stadion kopi untuk belajar tentang “markdown”. Tepat pukul 10 malam aku tiba disana dan @jun.imaginer sudah duluan berada disana. Memesan segelas kopi hitam pekat tanpa gula, aku mulai mendengarkan penjelasan dari @jun.imaginer tentang penulisan “markdown”. Mendengarnya saja tidak cukup, harus menulis ulang di catatan agar mudah di liat lagi nantinya.

Jam malam masih berlaku di kota langsa, setiap warung kopi tutup tepat pukul 10 malam, stadion kopi juga tutup tetapi masih bisa duduk didalamnya. Dunia sepakbola sedang panas-panasnya dengan perhelatan euro 2020. Tepat di jam 11 malam ini ada pertandingan antara Denmark Vs belgium, baru kali ini aku merasakan nonton bola dalam keadaan sepi dan hening. Hanya di tonton oleh beberapa orang. Nonton bola menjadi tidak asik jika terus begini.

Seberapapun asiknya ngobrol sambil menikmati segelas kopi, waktu jualah yang akan menghentikan segala sesuatunya. Kembali kerumah masing-masing dan mengistirahatkan semua aktivitas merupakan pilihan yang tak bisa di hindari. Akhir kata malam sebagai pemenangnya.

-sekian-

Salam literasi
@hendrasusoh

Catatan kaki
1. Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari, hlm 70
2. Puisi Surat Kopi karya Joko Pinurbo

Sort:  

Catatan juang, ngerriiii... memang perjuangan sama juga dengan usaha juang.. menarique.

Yok mariiiii 🤣🤣

 3 years ago 

Wakkk, kop ngerii.....

Wak 200% 😂

 3 years ago 

Kutipan sebagus apa ya hingga harus buka kedua klinya..🤭🤭 berharga sangat sepertinya

Sesuai dengan kondisi hujan saja 😁

 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Terima kasih @steemcurator08 dan cut kak @ernaerningsih 🙏

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.17
JST 0.032
BTC 63715.34
ETH 2738.90
USDT 1.00
SBD 2.61