The Diary Game, Betterlife : on Saturday 10 July, 2021 The View in the my childhood Village 50% payout of this post for @steem.amal

Happy saturday !!!
You are wonderful, just the way you are 🙂

Today I am so happy,
Suasana pagi di kampung nenek saya masih sangat sejuk, asri dan nyaman serta jauh dari bisingan lalu lalang mobil dan kereta. Disini dulu saya pernah menikmati masa kecil dan bermain bersama beberapa teman yang seumuran dengan saya yang sekarang pun mereka sudah berkeluarga dan memilih merantau dengan meninggalkan kampung halamannya. Pagi ini selesai melaksanakan sholat subuh, suasana nya masih terlihat gelap saya berjalan mengelilingi beberapa rumah tetangga sambil menggendong hafidzah dan menikmati suasana sawah yang mulai menghijau serta deringan merdu suara jangkrik yang terdengar indah. Di mulai dari depan rumah, saya sudah bisa menikmati suasana sawah nan indah, kemudian di belakang rumah nenek saya juga ada sawah dan aliran irigasi yang sangat bermanfaat bagi para petani untuk mengairinya kesawah. Di halaman rumah nenek saya terdapat sebuah balai pengajian. Ketika malam hari anak-anak belajar mengaji disitu, dan siang nya dimanfaatkan untuk pengajian ibu-ibu dan warga yang ada disekitar desa itu.
Selesai berjalan dan menikmati suasana pagi akhirnya hafidzah pun tanpa sengaja sudah terlelap di pangkuan saya. Karena hafidzah belum mandi dan sarapan, jadi saya tidak tega menidurkannya kembali dengan perut yang masih kosong, maka saya mencoba untuk membangunkan nya secara pelan-pelan, dan tanpa terencana hafidzah pun dikejutkan oleh suara ayam yang tiba-tiba berkokok disampingnya. Kebetulan nenek saya suka memelihara ayam dan bebek. Jadi banyak jenis ayam juga disini , yang ketika kami para anak cucu mantunya pulang kampung pasti jatah satu atau dua ekor ayam nya menjadi korban untuk dimasak dan digoreng.

nyantai dibawah rumah nenek

menikmati suasana pagi yang masih begitu sejuk

Jam sudah menunjukkan pukul 09.30 wib, saat nya saya menidurkan hafidzah, tetapi karena suasana disini sangat menjamin anak-anak untuk bermain, dikarnakan halaman rumah luas dan jauh dari jalan raya maka hafidzah pun seperti tidak mau membuang kesempatan untuk terus bermain dengan segala keaktifan dan kreatifitas nya. Hingga mata nya tertuju pada sebuah kereta Astrea Legend yang terdapat di bawah rumah panggung nenek saya. Kereta itu adalah peninggalan almarhum kakek saya yang sudah meninggal 15 tahun yang lalu, tapi amzing nya kereta dengan kondisi body nya yang sudah renta seperti itu tetapi masih tetap bisa untuk beroperasi. Biasanya kereta itu dipakai oleh sepupu saya apabila ada keperluan mendadak dan kereta vario nya sedang tidak ada dirumah, seumpama kata pepatah tak ada rotan, akar pun jadi. Yang penting kita pintar memanfaat kan kesempatan yang ada.

The Legend of Motorcycle

Rumah sejuta kenangan

Sore hari setelah melaksanakan kewajiban saya kepada sang khalik, saya kembali jalan-jalan mengelilingi kampung bersama hafidzah dan ibu saya. Ada banyak hal yang sudah berubah di kampung ini, banyak dari pemuda disini yang memilih untuk mencari nafkah dengan merantau ke daerah lain berhubung kurang ada nya lapangan kerja. Sambil menyapa beberapa tetangga yang sedang duduk berbincang-bincang , akhirnya kami memilih untuk mendatangi salah seorang saudara ibu saya yang sedang sakit. Tidak lama kemudian suara orang mengaji pun terdengar, mengisyaratkan bahwa sebentar lagi akan dikumandangkan azan magrib, kami pun kembali pulang karena hujan sudah mulai rintik-rintik pertanda nanti malam akan hujan.

Demikian story saya hari ini..
Semoga sahabat steemian berkenan membacanya..

Thanks

Don't forget to follow me
@hafidzah20
About me