Kata "JANGAN" Dalam Psikologi Islam
Saat saya melanjutkan studi di sebuah universitas Islam, dosen saya pernah berkata kurang lebih seperti ini:
"Kalian berasal dari berbagai universitas saat S1 dulu. Banyak sekali diajarkan bahwa tidak boleh berkata jangan pada anak bukan? Berilah kata-kata positif atau perintah baik saja pada anak.."
Kami mengangguk.
"Itu adalah teori dari para pakar psikologi di barat. Karena keilmuan kita ini (psikologi) memang sebagian besar berasal dari barat maka tak heran jika teori itulah yang umum digunakan.
Tapi anda semua ini sekarang berada dalam universitas Islam, maka mari kita belajar juga psikologi yang sesuai dengan agama kita, sesuai dengan pedoman kita yaitu Al-Qur'an dan hadits. Tidak selalu menelan mentah-mentah teori-teori barat itu.
Seperti kata "jangan" tadi, seperti tidak baik sekali digunakan. Padahal, jelas-jelas dalam Al-Qur'an kata jangan ini disebut hingga ratusan kali. Betul? Apa mungkin kalau Allah memberikan kita pedoman yang tidak baik?"
Kali ini kami menggeleng.
"Kata jangan ini bahkan dikatakan pada anak-anak juga. Salah satu ayat yang sering kita dengar adalah 'Yaa Bunayya, Laa tusyrik Billah!". Wahai anakku, jangan menyekutukan Allah!". Tapi apa ayat ini hanya berhenti dengan kata jangan saja? Ternyata tidak. Coba perhatikan:
'Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Qs. Luqman : 13)'
Setelah kata jangan, Lukman memberikan penjelasan mengapa hal tersebut dilarang yaitu karena menyekutukan Allah adalah kezaliman yang besar. Maka begitulah semestinya kita. Saat mengatakan kata jangan pada anak, lanjutkan dengan penjelasan mengapa hal itu dilarang.
Jangan main pisau, pisau itu tajam nanti bisa luka, sakit.
Maka dengan adanya penjelasan di belakang kata jangan ini juga dapat mematahkan pemahaman bahwa kata jangan malah membuat semakin penasaran. Tentu kita pernah lihat video orang yang menemui kotak bertuliskan 'jangan lihat ke dalam' kan? Orang-orang malah penasaran dan melihat ke dalam. Akhirnya orang-orang ini dilempar kue dari dalam kotak besar tadi hingga wajahnya belepotan. Pemikiran kita digiring bahwa semakin dilarang, akan semakin penasaran.
Itu betul, kalau kata jangannya tanpa diberikan penjelasan. Coba saja kalau kotaknya bertuliskan 'Jangan lihat ke dalam karena akan dilempar kue ke mukamu'. Coba, siapa yang berani? Paling cuma orang-orang yang nekat.
Islam sebenarnya telah mengatur semuanya dengan baik sesuai fitrah manusia. Itulah, saat ada teori yang nampaknya berbenturan dengan pedoman utama kita yaitu Al-Qur'an, sebagai muslim yang baik percayalah pada agamamu. Pada Al-Qur'an yang langsung diwahyukan oleh Allah. Bukan pada teori yang dibuat oleh manusia.."
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga Anda suka.
AYO MARI MENULIS
#Posh
https://twitter.com/freedhom3/status/1301080997975322625?s=20