MP-32: Palѐh Krông Hana Asoe, Palѐh Peutoe Keumeukab Ija

Selamat pagi steemian...

Hidup kita penuh dengan teka-teki dan misteri serta nasib baik dan buruk. Misteri terkadang lebih mengerikan dari pada menonton film paling horor yang pernah diproduksi industri perfileman dunia.

Semua kita menginginkan nasib yang baik di masa depan. Berbagai upayapun dilakukan untuk itu. Namun siapa sangka, nasib baik yang diharap, terkadang buruk atau malang yang di dapat.

Itulah keterbatasan kehendak manusia. Kita hanya mampu berusaha. Sementara putusan akhir nasib dan berbagai misteri hidup bukan hak kita. Hal itu menjadi putusan/ rahasia Allah SWT.

Nasib baik perlu disyukuri. Nasib malang dan kesialan juga, sambil terus meningkatkan upaya dan doa untuk merubah nasib menjadi lebih baik lagi.

Jikapun setelah berupaya keras dan berdoa, namun nasib malang dan kesialan-demi-kesialan masih terus kita dapatkan. Selaku hamba beriman, kita hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada-Nya. Kewajiban kita adalah berusaha, selebihnya urusan Allah.

Dalam hidup ini, kita sering mendengan atau pernah menyaksikan seseorang yang terus bernasib baik. Sementara yang lain terus menerus ditimpa kemalangan secara bertubi-tubi.

Misalnya ada orang yang baru diterima kerja di sebuah perusahaan, baru beberapa bula bekerja sudah dipecat atau di PHK. Baru mencoba beternak, lembutnya mati. Dan seterusnya dalam kemalangan.

Seperti pepatah Aceh katakan: ”Palѐh krông hana asoe, palѐh peutoe keumeukab ija” (sial lumbung –tempat menyimpan hasil pertanian—tak berisi, sial peti kain binasa). Maksudnya seseorang yang selalu bernasib sial dan malang.