Better life (The Diary Game Season 3); Kamis 18 Februari 2021; Panen Garam Tunnel Perdana

The payout from this post is to support the operational cost for humanitarian work in Pidie Jaya

Garam yang baru dipanen dari tunnel pak Bukhari

---

Kamis pagi ini aku bangun dan bersiap untuk melakukan aktifitas, karena hari ini harus ke Trienggadeng dan Samalanga, perencanaan sudah mantap dan tersusun rapi. Kuajak Nazarul unguk ngopi di Nikmat kopi simpang 3 Meureudu. Karena ada razia polisi lalulintas, lantas kami mengambil jalan lain dari Kota Meureudu. dan sebelumnya aku singgah di ATM BNI untuk mengambil dana sebesar 10 milyar rupiah yang rencananya akan aku gunakan untuk investasi di steemit.

Setelah masuk ke ruang ATM, aku mencoba memasukkan kartu ATM dan memasukkan angka 10 milyar. Sungguh sialan karena ATM tidak menyediakan dana sebesar itu. Akhirnya aku menarik 100 ribu rupiah saja untuk ngopi pagi ini. Aku bergegas keluar setelah mengantongi uang lembaran 100 rbu rupiah.

Kami begerak santai dari kota Meureudu ke simpang 3 jalan utama lintas Medan Banda Aceh, setibanya di Nikmat Kopi aku memeriksa dompat dan tidak melihat adanya ATM, aku bergegas kembali ke Meuredu untuk memeriksa di ATM tadi, melalui jalanan kampungan yang sempit dan berkelok dengan ayam, kambing, dan tikus sesekali menghambat jalanku. Tidak peduli keterkejutan ayam karena kecepatan kendaraanku yang lumayan untuk bisa segera tiba di ATM. Singkat cerita aku tiba di ATM dan langsung menuju box uang itu. Tapi nihil, kartu ATM ku sudah merantau ke tangan orang lain. Dan.......ya sudahlah uang 10 milyar lenyap sudah kawan, makanya ini harus rajin buat postingan kembali agar bisa membuat ATM-ATM yang baru.

Jam 8.30 aku sudah kembali ke Nikmat kopi dimana aku menitipkan Nazarul agar tidak macam macan turun kampung, semua hendak diterkam terutama yang bening-bening. Aku hanya khawatir jika sifat ke-macan-an nya keluar sebelum aku kembali. Lebih khawatir kondisi @nazarul dibandingkan kartu ATM yang hilang, karena ini akan lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup species langka seperti dia. Saking tidak moodnya, hinga lupa mendokumentasikan saat kami ngopi di Nikmat kopi pagi ini, dan juga lupa membuat laporan harian dengan WA.

Kami duduk ngopi, walau tidak terlalu santai tapi semua harus di relakan jika tidak ingin terus menerus menjadi budak masalah. Aku memblokir kartu ATM dengan mobile Banking dan lanjut menikmati kopi. Kami duduk di Nikmat sampai menghabiskan 2 gelas kopi hanya sebagai pereda andrenalin yang bermasalah karena permasalahan uang 10 milyar

Setelah puas dengan kehilangan kartu ATM, dan mencari solusi yang menyengsarakan @anroja, akhirnya kami bergerak ke terminal terpadu Pidie Jaya untuk menunggu dek @herimukti, karena jalan keluar untuk transaksi keuangan ada pada dek Heri. Tapi hingga jam 12 dek Heri belum berhasil meng heck ATM manapun jadi kami hanya melanjutkan minum kopi yang kesekian. Hari ini semua perencanaan pagi buyar dan tidak tercapai apapun.

Ngopi jelang siang, suasana hati yang kurang mood, tetapi dengan smiling cake, semua jadi terasa bersemangat kembali. Nazarul hanya senyum kecil melihat smiling cake yang aku paparkan didepannya

Aku masih bisa menikmati suasana santai di warkop TerminalTOR dan tidak lama kemudia bergabung dek Heri dengan wajah ganteng dan culunnya. Dan seperti kata orang-orang, kita butuh orang lain untuk menghibur kita dikala susah demikian juga dengan diriku yang saat ini sedang ingin merasa terhibur. Aku meminta dua orang yang sudah kalian kenal untuk ikut kontes ganteng dan sehat. Aku minta dek Heri dan Nazarul untuk berdiri berdampingan serta menunjukkan kegantengan mereka berdua. Kekonyolan yang tidak mereka ketahui dan ini murni kesengajaan konyol seorang preman pendatang diterminal TOR. Gaya kocak mereka membuatku sangat terhibur sekali hari ini. Ini penampakan lomba kegantengan antara dek Heri dan Nazarul, silahkan pemirsa nilai sendiri siapa yang lebih ganteng dan maskulin ya

Keduanya sedang bergaya sebaik mungkin agar terpilih menjadi juara paling ganteng se Terminal TOR Pidie Jaya, dalam hal six pack dek Heri kalah saing, tapi senyuman dek Heri mampu membuat Nazarul ditinggalkan oleh dek Ayu

Puas becanda dan menggoda keduanya, aku melanjutkan pekerjaan dan bersiap untuk pulang ke bilik keramat untuk Sholat dhuhur dan istirahat sebelum melanjutkan hari yang kembali menjadi ceria berkat Nazarul dan Dek Heri yang hingga tulisan ini ditayangkan belum mau menerima kekurangan dan kelibihan masing-masing.

Jam 15.10 Aku berangkat untuk melanjutkan pekerjaan di Trienggadeng, kadang bekerja dilembaga kemanusiaan dibutuhkan kesiapan mental yang lebih, karena sering kali harus menguras isi kantong yang memang jarang terisi, tapi tanggung jawab harus tetap dijalankan dengan baik. Dalam perjalanan ke Trienggadeng aku singgah di toko bangunan Berkat dekat jambatan kota Meureudu untuk mangambil Cap pipa 3 inch yang aku pesan kemaren.

Selfie seganteng-gantengnya untuk menunjukkan kepada dunia steemit bahwa ini akun resmi el-nailul dan namanya juga sama dengan KTP, dan memang akun ini sudah terverifikasi oleh sekian banyak steemian yang aku temui sepanjang jalan Panton Labu Pidie Jaya

Setelah mengambil barang pesanan, aku melanjutkan ke Trienggadeng. Suasana badai di pantai dengan golombang yang tinggi menyebabkan evaporasi air tampungan tunnel terdifusi dengan lebih cepat. Ini sangat bermanfaat untuk mempercepat proses produksi garam secara alami. Hal ini bisa terjadi karena massa jenis garam lebih berat dari massa jenis air.

Deretan tunnel garam yang sudah selesai kami bangun dan sekarang sudah mulai berproduksi

Sambil melihat-lihat pemeliharaan dan perawatan tunnel yang dilakukan oleh pak Bukhari aku juga sempat melihat cara pemanenan garam, karena hari ini salah satu tunnel yang kami bangun sudah menghasilkan garam yang berkualitas bagus. Hasilnya juga lumayan banyak. Dari satu tunnel ini diperkirakan bisa menghasilkan sekitar 400-500 kg garam dalam sekali panen.

Tumpukan garam kasar yang baru siap dipanen dari tunnel garam milik Pak Bukhari

Pak Bukhari yang sedang memasukkan garam kedalam karung untuk dikeringkan dari kadar air

Hari ini aku harus bolak balek 2 kali dari Meureudu ke Trienggadeng karena ada bahan penyambung pipa yang tidak tersedia di Trienggadeng.

Selesai menyerahkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki saluran air laut ke Tunnel yang rusak akibat badai dan gelombang pasang yang terlalu besar terjadi pada malam hari, aku kembali ke Meureudu. Ditengah perjalanan aku teringat untuk membuat postingan disteemit dan laporan kerja yang masih menumpuk.

Aku singgah ke simpang 3 Meureudu, dimana aku sarapan pagi tadi bersama Nazarul. Suasana sudah hampir azan Magrib. Lapar melanda perut yang memang susah untuk kompromi, aku memesan mi instant rasa kari onta. Dan melanjutkan menulis postingan di steemit hingga jam 21.30.

Sepiring mie instant rebus, setengah gelas kopi, postingan yang hampir jadi dan orang-orang yang sedang sibuk dengan game. Serta rasa sepi dari tawa canda dek Ayu yang ngomong terputus-putus di telpon WA gegara ngambek ditinggal bang Nazarul.

Jam 21.30 aku membereskan meja dan membayar tagihan yang memang tidak banyak hanya hanya 2 steem saja belanja makan malam hari ini. Aku melajukan kendaraan pelan-pelan menuju terminal TOR pidie Jaya dan mencari meja yang agak jauh dari kerumunan orang lain, karena memang aku sedang ingin menyendiri dari keramaian karena sang kekasih sedang menelpon sambil sedikit merepet karena aku sudah seminggu lebih tidak pulang ke Panton Labu dan sekitarnya.

Sekian ceritaku hari ini, semoga terhibur dan kita jadi lebih saling kenal antara satu dengan yang lain. Terimakasih telah membaca dan mensupport postingan saya ini.

Terimakasih juga kepada

@steemcurator08
@steemcurator01
@steemcurator02
@steemitblog yang selalu mendukung postingan yang berkualitas di komunitas ini

This post is #steemexclusive

Salam Kompak Selalu

El-Nailul