50% untuk @steem.amal | THE DIARY GAME : (JUM'AT, 9 JULI 2021) HARI PERSUNATAN

Hallo steemians semua, apa kabar semuanya? semoga selalu sehat dan konsisten yahhh.

Ya selamat pagi, lagi dan lagi aku bertemu dengan pagi tanpa beristirahat di malam hari. Pagi ini aku ditelpon oleh adikku yang berada di rumah temannya dan akan kembali ke dayahnya nanti siang, dia memberitahuku untuk menyusulnya ke Samalanga.

Mata yang mulai sayu membuat aku harus segera beristirahat di atas kasur guna bisa melakukan kegiatan di siang hari nanti. Aku terbangun dari tidur saat dikejutkan oleh temanku yang baru saja sampai dari Samalanga dengan menginjak-injak ujung jari kakiku.

Saat terbangun dari tidur aku mendengar suara adzan di masjid Al Munawwarah simpang empat terdengar dan aku mulai bangkit dari kasur serta mengambil handukku yang terjemur di Kosen jendela kamarku.

Santri se-pulang dari Jum'atan

Seusai mandi dan berwudhu aku shalat Jum'at bersama rekan-rekan yang lain. Sesudah shalat Jum'at aku mengganti pakaian yang sedikit bagus di mataku untuk pergi ke Samalanga guna berjumpa dengan adikku.

Diperjalanan menuju Samalanga aku menerima telpon dari temanku yang sedang berada di kawasan Ulim tepatnya di warung bakso goyang lidah, dia mengajakku untuk bergabung bersamanya di warung tersebut. Mengingat perut yang sudah mulai lapar akupun langsung menuju ke sana.

Sesampai disana aku melihat begitu banyak mahasiswi di kampusku yang sedang menikmati bakso di warung tersebut, aku langsung bergabung bersama temanku dan juga memesan semangkuk bakso yang bisa mengisi perutku.

Setelah mengisi sebagian perut barulah aku melanjutkan perjalanan menuju Samalanga sendirian, diperjalanan aku melihat cuaca yang mendung dan juga hujan mulai mengguyur jalanan serta aku juga turut disiram olehnya, tapi aku memiliki jas hujan yang bisa menahan rintihan hujan yang seakan terasa seperti tusukan jarum.

Melihat salak pliek yang dijajakan dipinggir jalan akupun langsung membelokkan motorku ke tempat salak pliek itu dijual, aku memesan dua buah porsi salak pliek dengan harga 10.000 rupiah, seusai membeli salak pliek itu aku langsung melanjutkan perjalanan lagi.

Sesampai di Samalanga aku menelepon temanku wija yang berada di Dayah untuk mengajaknya ngopi bersama di espresso cafe bagian belakang. Saat menjawab telpon dariku dia langsung menjawab siap bosku.

Akupun menjemputnya di Dayah dan sempat menunggunya dengan sangat lama karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya didayah, sambil menunggu wija aku sempat membeli jambu biji yang dijual didepan Dayah.

Beureutoh

Tak lama setelah menyantap semua jambu biji itu barulah wija sampai ketempat aku menunggu dan kamipun berangkat menuju tempat yang telah kami janjikan tadi, Sesampai di tempat itu aku dan wija memilih duduk di tempat yang sedikit terasing karena ada sesuatu yang harus dibahas dan juga tidak bisa di ketahui oleh khalayak ramai.

Setelah dua jam duduk disana, aku menerima telpon dari temanku Afif yang mengajak kami berdua tahlilan di rumah suhil yang meninggal neneknya beberapa hari yang lalu. Sesampai di rumah duka kami sudah sangat terlambat karena gelaran doa sudah selesai dilaksanakan oleh pimpinan rombongan.

Kondisi jalan Samalanga

Aku dan wija mulai merasakan kepanikan serta merasa sedikit geram sama diri sendiri yang sering terlambat saat hadir di acara yang begituan. Namun dilain penjuru terdengar suara bahwa kami harus segera masuk untuk menikmati makanan yang telah dihidangkan di atas meja.

Berselang 10 menit setelah siap menyantap makanan itu barulah kami pamit bersama yang punya rumah, aku mengantar terlebih dahulu ke Dayahnya, kemudian aku langsung pulang menuju ke pondok pesantrenku berpapasan dengan waktu Maghrib di jalanan pintas.

Hamba kopi

Sesampai di pondok aku langsung shalat Maghrib di kamarku, kemudian aku hendak keluar untuk menyeruput segelas kopi di hamba kopi tempat favoritku, dilain sisi owner hamba kopi adalah teman seperjuangan semasa muda dulu.

Yaa mungkin hanya sampai di sini cerita hari ini semoga kita bisa bertemu di lain waktu.

---

Salam @diarhd

---