The diarigame 20 November 2022-Pengalaman Perdana Mengarungi Banjir Untuk Menghadiri Acara Maulid
Salam diarysteem.
Hari ini aku bangun dirumah cek sal (adik perempuan emak).
Flashback
Semalam aku dan emak mengarungi banjir untuk meramaikan acara Maulid Nabi dirumahnyi. Meninggalkan motor diparkiran pesisir banjir dengan dijaga beberapa warga, aku berjalan kaki menyusuri air yang paling dalam selutut orang dewasa. Mereka bilang, airnya telah surut. Sempat was-was karena ada yang mengingatkan "hati-hati baru saja ada ular yang menyeberang". Namun Alhamdulillah aman.
Banyak warga dan tamu yang lalu-lalang dalam banjir. Tamu yang ingin berkunjung kerumah sanak saudara. Meramaikan maulid Nabi. Dan Itu meringankan sedikit kekhawatiran. Ada yang tersandung bahkan anak-anak yang masuk got karena terlalu girang saat mengarungi air. Semua tak terabadikan. Aku menggendong bungsuku. Tak berani berponsel. Takut hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Tiba dirumah cek sal, halamannya telah mengering. Tak berlama dihalaman, aku menuju dapur untuk makan malam. Lalu membantu membuat pulot. Ciri khas Maulid didaerah kami.
Flashback off 😂 kembali ke diary Minggu.
Aku meninggalkan kasur menuju kamar mandi. Jam 5.30. suara centong beradu wajan tak terelakkan. Percikan minyak dan bau sedap dk pari berbagai masakan telah tercium. Emak dan cek sal tengah beraksi. Aku harus subuhan lebih dulu. Bbbbeeee.... Bertemu ilahi diwaktu pagi.
Meninggalkan sajadah aku menuju dapur cek sal. Membantu apa yang bisa kulakukan. Hampir setengah 9 aku ditugaskan membuat Bu kulah. Banyak. Banget. 5 bambu. Tak terhitung jumlahnya. Yang jelas lebih 50. Dengan dalih rapi aku ditinggal seorang diri oleh Nek 'Ah. Beliau hanya memotong daun dan jadi penonton sambil membolak-balikkan Bu kulah yang kubuat. Meniru untuk bentuk yang sama tapi tak didapatkan. Ia benar-benar meninggalkan ku dengan nasi yang masih banyak.
Bu kulah
Dua jam mengkulah nasi dengan bungsuku sebagai teman masih kurang. Selagi bersantai, cek sal kembali memintaku membuat bukulah. Masih kurang 7 ekor. Mantap. Sige jeut teuh Hana abeh-abeh.😂😂 Becanda cek sal. Besok-besok tetap mau lagi. Itu yang kupunya untuk memeriahkan Maulid Nabi. Lalu membalut ceper dengan cling wrap plastik yang telah diisi lauk untuk dimasukkan kedalam dalong.
Hampir jam 3 aku pulang. Masih harus melewati jalan alternatif yang lumayan jauh. Air telah surut, namun masih menggenangi jalan utama menuju Alue Thoe, tempat tinggal cek sal.
30 menit diperjalan aku tiba dirumah. Kami pulang ber 4. Aku, 2 anakku dan emak. Sedang sulungku pulang dengan bunda Nur (adik emak yang bungsu). Kami searah.
Aku memandikan bungsuku dan kami tidur. Baru sebentar aku terbangun dengan panggilan sulungku. Ia pulang bersama Fatan, anak bunda Nur. Fatan adik sepupuku.
Aku meninggalkan kasur menuju lemari. Mengambil pakaian ganti permintaan sulungku. Sudah ashar. Aku shalat dan berponsel sambil tiduran. Tak sengaja, aku tertidur pulas hingga magrib.
Setelah magriban aku menuju meja. Makan malam bersama. Menu dari cek sal sudah tersaji. Aku menyelesaikan makan malam sambil mengejar-ngejar bungsuku untuk menyuapinya. Akhirnya mencari tempat tidur dengan anak kubiarkan bermain.
Inilah diarygameku. Pengalaman pertama mengarungi banjir dan berharap tak akan pernah menghampiri kediamanku.
Salam selangit mentari bersinar cerah.
@dhafwa
Kaab pha manok,bukulah salaah satu tradisi kita orang aceh,nasi bukulah yang di bungkus daun pisang ,terasa harum baunya,terasa lapar jika melihat,,berkah
Ya.. benar sekali. Tapi u phaa manoknya saya kurang suka😁. Aamiin Semoga berkah. Terimakasih telah singgah di blog saya
Eemmm,,
Banjir bukan apa-apa buk, yang penting maulidnya harus jadi😁, Allahummasallialasaidina Muhammad
Banjir masak bukan apa2. Itu kan musibah.😂
Iya sih buk, yang penting maulid nya harus jadi maksud saya 😁
Iya. Sebenarnya memang paham. Cuma lagi pengen tertawa saja😂😂
Ketawa emang gk pernah gagal bikin mood kita jadi bahagia kan buk 😁
Benar sekali
Terimakasih telah berbagi bersama disini.