The Diarygame 25 Des 2022- Memenuhi Keinginan Buah Hati Menyaksikan perlombaan makan kerupuk

Salam steemians. Setiap hari ada kisah untuk diabadikan. Tapi celah yang menghalang. Hingga jarang menyalin kisah. Kini aku kembali menyalin kenangan pada diary steem. Club 100 ku masih bertahan. Aku tetap melakukan power up untuk mempertahankan kedudukan.

Ini diarygameku. Pengabadian keseharianku bersama para buah hati.

Terdengar suara ayam yang bersahut-sahutan. Aku telah bangun. Sedang berzikir menyebut nama Allah. Masih terlalu pagi sebelum subuh. Kupandang 3 buah hati yang masih tertidur pulas. Kami berempat pasti bahagia.

Setelah sekian detak jarum jam bergerak, mulai terdengar lantunan ayat suci dari berbagai penjuru. Tanda subuh hampir tiba. Aku membangunkan sulungku yang ingin shalat Sunnah fajar. Ia berpesan sebelum tidur semalam. Gagal. Aku memandangnya penuh syukur. Wajahnya terlalu damai dalam istirahat yang melelahkan.

Beberapa saat, aku kembali mengelus puncak kepalanya. Ia mulai bergerak. Lalu membuka mata dan tersenyum menatapku dengan mata sayu. Kuucap salam pembuka dipagi buta. Ia memelukku dan berterima kasih. Keinginannya terkabulkan. Nonton kartun pagi-pagi setelah shalat subuh. 😂 Stimulan yang paling membuat para bocah berjuang.

Usai subuhan aku tidak meninggalkan. Membiarkan sulungku lebih dulu beranjak. Sedang aku lanjut membaca ayat suci.

Lama, aku baru meninggalkan sajadah. Bungsuku menangis. Aku berbaring sambil menepuk punggung nya agar ia kembali tidur. Tak terasa akupun tertidur.

Hampir jam 9 aku terbangun dengan ciuman anak perempuanku yang memenuhi wajah bantalku. Ia mengajak ke tanah lapang untuk menyaksikan perlombaan yang diadakan Mahasiswa KPM IAIN Malikussaleh Lhokseumawe yang diberi tau Iwa semalam (Iwa adalah keponakan ku, anak dari Abang sulungku). Lantas kami bersiap.

Setelahnya aku menuju dapur emak untuk sarapan. Pagi-pagi emak telah memasak, bersama beliau aku tetap anak. Terimakasih emak. Aku menyuapi 3 buah hati sambil mengobrol dengan emak. Lalu menuju tempat perlombaan yang ternyata diubah. Yaitu pekarangan surau.

Tiba disana suasana mulai ramai. Aku mengobrol dengan teman sepermainan, seperjuangan dan bahkan emak-emak yang memang dari dulu semua kalangan usia kujadikan teman sambil menunggu perlombaan dimulai.

Hampir 2 jam aku pulang. Karena sudah siang semua beristirahat dan akan dilanjutkan setelah Zuhur.

Tiba dirumah aku bersantai dengan emak, ayah dan adik-adik dibalai depan rumah. Sambil makan nasi. Lapar selalu melanda.🤭

Melewati angka 12 kami beranjak. Aku menidurkan bungsuku lalu menuju dapur duduk dengan emak yang memasak sayur. Tak perlu dibantu karena hanya menunggu matang.

Aku beranjak saat azan Zuhur berkumandang. Selepasnya kembali tidur sembari berzikir menenangkan jiwa raga yang masih terguncang dengan badai kehidupan. Aku harus kuat untuk 3 buah hati.

Hampir ashar aku terbangun dengan towelan bungsuku. Kami bermain sebentar lalu beranjak membersihkan diri untuk shalat. Selebihnya aku milik buah hati. Menemani mereka bermain layangan buatanku dihalaman depan rumah emak. Biar tak sempurna bentuk sempurna keinginan dan bisa membuat mereka tertawa bahagia rasanya cukup.

Hampir magrib aku meninggalkan halaman bersama emak dan adik-adik yang ikut bersantai disore hari.

Malamnya aku menjadi guru mengaji dua buah hati hingga azan isya. Shalat dan mengajak para buah hati kembali bermalam sambil berzikir. Kami harus bahagia.

Itu dia diarygameku bersama para buah hati. Semoga sukses dunia akhirat. Aamiin.

Salam selangit cakrawala.