ACTS OF KINDNESS | 12 AGUSTUS 2024 : PENYERAHAN BANTUAN DARI STEEM AMAL KEPADA KORBAN KEBAKARAN

12 Tuesday 2024 saya ikut menemani pak @radjasalman dalam rangka memberi bantuan kepada korban kebakaran yang bertempat di desa Bantan, Cot Girek, Aceh Utara, Aceh Indonesia. Perjalanan ke sana juga di temani oleh beberapa rekan Steemian lainnya yaitu rekan @walictd, @bunda-monteski dan Ibu Cut Keumala yang meramaikan suasana perjalanan kali ini. Ini juga merupakan pertama kalinya saya mengikuti perkunjungan memberi bantuan kepada warga kenak musibah.

Dua hari yang lalu tepat di malamnya saya menerima informasi dan ajakan dari sobat walictd untuk berkunjung ke rumah warga yang terkena musibah kebakaran. Setelah mendengar isi pesan dari cerita ini saya menyetujuinya langsung, tapi suatu musibah yang tidak bisa di bayangkan saat saya tau tragedi yang terjadi melalui rekanku. Saya langsung membayangkan bagaimana rasanya seorang ayah saat merasakan kehilangan 3 orang anak, perihal rumah sering terjadi dan di alami oleh orang-orang lain. Namun musibah ini benar-benar menyedihkan di mana seorang ayah kehilangan 3 orang anaknya dalam rumah yang terbakar.

Sebelum menjelang pagi di malam harinya saya sudah menerima jadwal untuk berangkat ke tempat musibah tersebut. Jam 09:00 saya dan sobat @walictd telah berada dalam perjalanan menuju ke tempat pak Salman yang berlokasi di Min 4 Lhokseumawe karena kami berangkat ke tempat musibah dengan kendaraan roda 4 beliau. Perjalanan pun tiba di gerbang sekolah tempat pak salman ngajar ternyata beliau telah menunggu kami di depan gerbang sambil memberikan informasi kepada rekan lainnya yang ikut dalam perjalanan saat itu.

Saya bertiga dengan sobat @walictd dan pak @radjasalman langsung menuju ke mobil, sebelum menempuh perjalanan ke sana kami singgah di Min 3 Lhokseumawe dulu untuk menjemput @bunda-monteski dan Ibu Cut Keumala di sana. Saya juga baru tahu ternyata dulunya pak salman juga mengajar di sini sebelum berpindah ke Min 4 Lhokseumawe.

Di Min 3 Lhokseumawe tidak menghabiskan waktu lama lagi, setelah @bunda-monteski dan Ibu Cut Keumala naik ke mobil kami langsung menempuh perjalanan keluar dari kota Lhokseumawe, untuk mengambil spanduk terlebih dahulu, kata pak salman spanduk sudah di siapkan sejak tadi malam karena rencana ini benar-benar serius dan pagi ini tetap selesai, setelah melewati bundaran Lhokseumawe kami pun singgah lagi di tempat pencetakan spanduk.

Perjalanan ke desa Bantan Cot Girek lumayan jauh kami akan menempuh perjalanan sekitar 12 kilometer dan menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Sebelum menancap gas lebih serius kami singgah di sebuah SPBU untuk mengisi bahan bakar dulu karena perjalanan ke sana jauh dan tidak memungkinkan tanpa bahan bakar kendaraan yang cukup. Usai di SPBU barulah saya dan rekan lainnya @walictd @bunda-monteski dan Ibu Cut Keumala berangkat ke sana yang di pimpin oleh pak @radjasalaman.

Singkat cerita kami pun tiba di simpang jalan setelah melewati belasan kilometer, jalan yang kami tempuh pun tidak membawa kehangatan, semuanya penuh dengan bebatuan dan becek efek hujan semalam. Awalnya tidak tau keberadaan tempat musibah tersebut namun kami mengetahui perjalanan kami sudah berada di desan Banten. Pak salman selalu pimpinan rombongan langsung berkomunikasi dengan pak Geusyik di kampung Banten. Setelah pertempuran dengan pak Geusyik barulah kami di bawa jalan menuju ke tempat musibah tersebut hingga tiba dengan selamat.

Seperti yang terlihat di Gambar, begitulah suasana dan kondisi yang sekarang, semuanya telah hangus oleh api sejak 2 hari yang lalu. Bahkan sangking besarnya kebakaran pepohonan di sampingnya juga ikut tenggelam dari kehidupan hingga terbawa mati oleh api kebakaran rumah. Setelah bersalaman kami rekan steemian bersama pak Salman pimpinan rombongan langsung memberikan bantuan seala kadar dari Emergency Response @steem.amal For Better Life.

Setelah itu kami juga di persilahkan untuk mencicipi sedikit hidangan sederhana yang sudah di siapkan oleh pihak musibah dari meninggalnya 3 orang anak tersayangnya, hal ini sudah menjadi adat istiadat hingga sampai hari ke tujuh di daerah kami. Setelah menikmati sepiring nasi kami masih berdiam di sini hingga kurang lebih satu jam, mendengar curahkan hati sang Ayah yang terkena musibah dan cerita tragedi ini terjadi namun asal usul dan penyebab masih belum pasti dari kebakaran ini, karena saat itu sang bapak juga sedang berada di liar negeri, ternyata beliau juga tidak sempat melihat langsung kejadian yang terjadi di rumahnya karena keberadaan yang lumayan jauh di luar negeri. Kami mendengar sampai habis dan menemani setiap isi hatinya yang sedang berduka, meski demikian beliau juga tetap bertahan dengan ketabahan dan rasa yang sabar dari ujian yang di berikan oleh Allah STW, karena di balik ini pasti akan menggantinya yang lebih indah. Dengan melihat seorang anaknya yang masih hidup di pelukan ibu itulah yang membuat bapak tersebut bertahan dan tetap tegar menjalaninya karena harapan masih tersimpan walaupun 3 orang anak sudah tidak.

Semoga kepada bapak dan ibu yang terkena musibah di berikan ketabahan dan keikhlasan hati yang luas untuk menjalani hidup lebih tegar di masa depan. Dan kita do'akan semoga Allah menjauhkan dari segala musibah yang menimpa kita. Sekian tulisan saya untuk kali ini, terimakasih banyak kepada sahabat Steemit semua yang hadir membaca tulisan saya.
Salam @cymolan