The Diary Game (24 September 2020) : Rainy Day

Assalamu’alaikum

Uang Rp.75.000

Pagi ini saya bangun lebih awal, langsung menuju kamar kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat subuh. Setelah dapur saya diterangi cahaya matahari, masak memasak pun dimulai, sama seperti kemarin, masakan hari ini sekaligus untuk makan siang karena sudah ada janji dengan sahabat dari Lhoksukon. Sahabat saya ingin bertemu di pagi hari, karena hari ini ada jadwal wawancara on line BPJS Ketenagakerjaan jadi kami memutuskan bertemu di siang hari menjelang sore.

Lemang

Selesai memasak, suami pulang dari rutinitasnya ngopi pagi dan beliau membawa pulang lemang, anak saya sangat menyukai lemang, selain lemang dia juga sangat menyukai pulut, sempat kami kewalahan saat berlibur di Yogyakarta, pagi-pagi dia minta dibelikan pulut, haha.
Tidak lupa pula pagi ini saya menyiapkan materi daring untuk anak-anak, rasanya sudah bosan setiap pagi seperti ini, dikhawatirkan mungkin ada beberapa anak memang enggan untuk membuka WA Grup pembelajaran daring dengan berbagai alasan, tetapi alhamdulillah anak didik saya selalu on time mengumpulkan tugas. Hanya saja guru, terutama saya pribadi belum mengenal secara dekat dengan murid kelas X yang baru masuk, itu salah satu kendala saya nantinya dalam mengisi nilai semester untuk kemampuan keterampilan, karena pada mata pelajaran PPKN itu sendiri sangat dibutuhkan keaktifan murid-murid untuk berdiskusi dan menyatakan pendapatnya.
Tetapi kita harus menaati peraturan pemerintah, yang harus kita pahami dan yakin bahwa peraturan itu dibuat untuk keadaan menjadi lebih baik pastinya.

Dimsum

Siang hari menjelang sore saya memenuhi janji untuk bertemu Kak Ida di tempat yang sudah kami putuskan semalam. Banyak hal yang kami bicarakan, Kak Ida adalah Pendamping Lokal Desa Kecamatan Lhoksukon, dulunya saya adalah atasan beliau, tetapi itu hanya struktur jabatan, pada kenyataannya saya banyak belajar banyak hal tentang pemberdayaan dari beliau, kami sangat akrab, sangking akrabnya sudah setahun lebih saya tidak satu profesi dengan beliau tetapi kami rutin bertemu, padahal jarak Lhoksukon-Lhokseumawe lumayan jauh. Di Cafe, saya memesan Dimsum, kak Ida tetap dengan makanan favoritnya yaitu nasi goreng. Sangat lama kami berbincang sampai lupa waktu, karena waktu hampir magrib, kami membayar tagihan makanan kemudian segera pulang.

Simpang Empat Lhokseumawe

Dalam perjalanan pulang ke rumah cuaca sangat sendu, gelap tidak seperti biasanya, rasa-rasanya seperti akan turun hujan. Dan benar saja, sesampainya di rumah rintik-rintik hujan mulai turun. Saya masuk ke dalam rumah, tiba-tiba suami menyodorkan uang kertas Rp.75.000, ini disimpan saja, begitu katanya. Di dalam hati, iyalah disimpan saja, kasihan kalau dipakai buat jajan.

Mie Banglades

Selesai sholat magrib, perut kami mulai kelaparan, hujan diluarpun membuat perut semakin ingin menikmati makanan yang panas-panas. Kami tidak langsung keluar, berharap hujan segera reda jadi tidak perlu keluarkan mobil lagi. Hujan tidak kunjung reda, malah semakin deras, kami memutuskan untuk keluar karena perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Kami membeli Nasi Goreng Bangladesh dan Kentang goreng di Mansor Pato. Sesampainya di rumah tidak menunggu lama, langsung saja kami menyantap makanan yang sudah dibeli. Hujan semakin deras, setelah sholat isya, saya, suami dan anak kembali sibuk dengan Gadget kami masing-masing sampai tertidur.

Sekian cerita hari ini terima kasih bimbingannya pak @radjasalman @tuahsigoe. Salam kenal bang @anroja, kak @ernaerningsih, bang @nazarul, bang @muzack1, @el-nailul dan semuanya. Mohon dukungan dan bimbingannya... 🙏🙏