The Diary Game - Sabtu, 22 April 2023: Lebaran Hari Pertama, Silaturahmi ke Tetangga Bersama-sama

Mempererat tali silaturahmi pada hari raya idul fitri telah menjadi tradisi yang tak terpisahkan bagi kami, umat muslim di Indonesia. Dalam suasana yang penuh berkah dan kebersamaan, saya dan orang-orang tetangga sini berkunjung ke rumah tetangga lain untuk bersilaturahmi dan meminta maaf apabila telah memiliki kesalahan.

^{Dokumen pribadi}

---

Halo steemian semuanya. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga dalam keadaan sehat, bahagia dan penuh berkah. Setelah menjalani aktivitas puasa selama sebulan penuh ini, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dan tujuan hidup kita bisa tercapai.

Saya juga mengucapkan selamat hari raya idul fitri kepada semua stemian. Terutama kamu yang membaca artikel diary game ini.

Tidak perlu berlama-lama, ini dia aktivitas bersilaturahmi yang saya lakukan di hari raya idul fitri hari pertama bersama orang-orang di sekitar sini.

---

Rasa syukur saya rasakan karena masih bisa dipertemukan dengan hari raya tahun ini. Sebagai upaya agar hidup lebih memiliki makna dan masih bisa berhubungan baik dengan orang lain, maka selepas waktu salat ied, saya saling bermaaf-maafan dengan keluarga. Lalu dilanjutkan berkunjung ke rumah-rumah tetangga yang lain mempererat hubungan baik sesama tetangga.

Saling bermaaf-maafan bersama keluarga selalu menjadi aktivitas pertama saya di lebaran hari pertama. Mula-mula saya saling berjabat tangan dengan kakak kedua saya. Lalu dilanjutkan dengan meminta maaf pada emak saya ketika beliau sampai di rumah. Sebuah ritual yang cukup simpel keluarga kami lakukan di hari raya. Namun akan selalu kami lakukan.

Beberapa saat setelahnya saya mengisi perut sebelum pergi berkumpul di salah satu rumah untuk melakukan silaturahmi bersama-sama ke tetangga-tetangga lainnya. Kebetulan saya memiliki grup silaturahmi setiap tahun. Berisi pemuda-pemuda yang kebanyakan di antaranya masih belum menikah. Hanya sedikit saja yang ikut dan sudah menikah.

^{Dokumen pribadi}

Seperti tahun-tahun lalu di hari lebaran pertama, kami datang ke rumah demi rumah satu per satu untuk bersilaturahmi dan mengucapkan permintaan maaf apabila telah memiliki salah dan telah menyakiti hati. Dimulai dari rumah terdekat di barisan sebelah selatan jalan ke arah timur hingga lebih dari perempatan jalan, lalu balik lagi ke arah barat hingga lebih dari perempatan. Lalu balik lagi ke titik utama dan pulang.

Setiap rumah yang ada di daerah sini kami kunjungi bersama. Satu persatu pintu rumah kami ketuk dan tuan rumah mempersilakan kami untuk singgah. Bahkan saking banyaknya rumah yang kami kunjungi, saya tidak bisa menghitungnya. Tapi yang jelas perjalanan kami berlangsung cukup lama dan menyenangkan.

^{Dokumen pribadi}

Hal yang menyenangkan adalah setiap rumah di hari lebaran menyiapkan camilan yang sangat banyak. Setiap meja selalu ada camilan. Baik hasil membeli di pasar maupun buatan sendiri. Apalagi camilan yang dihidangkan beraneka jenis dan jumlahnya bervariasi. Maka dengan santai sambil melakukan perbincangan kami pun menyantap camilan yang telah disediakan tuan rumah.

Padahal tidak pada setiap rumah kami beristirahat dan duduk dulu di ruang tamu, berbincang, hingga menyantap sajian camilan. Beberapa rumah hanya kami kunjungi sebentar untuk bermaaf-maafan lalu lalungsung menuju rumah lain karena jumlah anggota kami yang cukup banyak. Tapi rasanya perjalanan kami berlalu cukup lama dan tidak ada habisnya.

Maklum. Di desa kami, antar tetangga biasanya saling kenal meskipun jarak antar rumah di antara kami cukup jauh. Sehingga saat lebaran seperti hari ini kami saling berkunjung ke rumah-rumah mereka. Saya datang ke rumah mereka dan mereka bersilaturahmi ke rumah kami.

Berhubung banyak rumah yang dikunjungi perjalanan kami baru selesai sekitar pukul dua belas siang. Cukup lama waktu yang kami habiskan untuk bersilaturahmi ke rumah-rumah tetangga kami. Padahal kami berangkat sejak pagi dan terus berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya.

Hingga setelah kegiatan silaturahmi kami selesai, saya memutuskan untuk istirahat siang untuk memulihkan tenaga. Karena semua rumah tetangga sudah saya kunjungi dan perut juga lumayan kenyang. Apalagi rasa capek dan kantuk mulai datang menghampiri.

Tidur siang sangat menyenangkan sehabis bersilaturahmi. Meski saya yakin saat saya tidur siang beberapa tamu datang ke rumah untuk bermaaf-maafan. Tapi saya cukup tenang karena emak saya terjaga dan mempersilakan siapa saja yang singgah. Mempersilakan para tamunya menyantap beberapa camilan hingga melakukan perbincangan yang hangat.

Tapi tapi harap dimaklumi. Karena suasana lebaran, sore hari saat saya terbangun dari tidur, sebenarnya saya dibangunkan oleh tamu yang datang ke rumah: tiga teman saya dulu saat masih memiliki kesibukan di masjid-mengaji. Masih tetangga saya namun beda RT RW, dan beda jalan raya. Akhirnya saya bercakap-cakap dengan mereka dengan kondisi tubuh yang baru saja tidur. Saya bersalaman dengan mereka, mempersilakan mereka mencicipi hidangan yang disediakan hingga berbincang-bincang santai.

---

Pada malam harinya saya memilih untuk menikmati lebaran dengan santai-santai di rumah saja: menunggu rumah. Mempersilakan tamu-tamu yang datang untuk saling bermaaf-maafan. Sembari agar emak saya bisa bersilaturahmi ke rumah-rumah tetangga. Makkum, sejak pagi emak saya berada di rumah untuk mempersilakan tamu-tamu yang datang ke rumah kami.

Hingga akhirnya setelah malam semakin larut, saya bersantai-santai dengan cara yang lain hingga tidur untuk memulihkan energi tubuh agar besok bisa beraktivitas dengan penuh semangat lagi.

---

Terima kasih telah membaca diary game ini. Sekali lagi saya ucapkan selamat hari raya idul fitri dan mohon maaf lahir batin. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menemani hari-harimu.