The Diary Game : Jumat, 26 November 2021 (Kegiatan ku Hari Ini)

Alhamdulillah.. Terimakasih kita panjatkan kepada Allah, dimana kita sampai pada hari ini masih diberi umur panjang dan juga kesehatan. Hari ini saya kembali membagikan kepada sahabat stemian semua tentang kegiatan saya pada hari jumat.

Namanya anak-anak pasti terkadang ada rasa malas ketika setiap hari mereka harus ke sekolah. Terlebih di waktu pagi saat mereka sedang nyenyak tidur dan kita membangunkannya. Tak terkecuali Dinda ku pagi ini. Dengan alasan yang beribu dia ingin bolos sekolah hari ini. Tapi aku juga merayunya dengan berjuta harapan.
Akhirnya rayuan ku untuk beli inai berhasil meluluhkan hatinya. Dia mau ke sekolah dengan penuh kegembiraan.

Lalu saya segera menyiapkan mukena juga iqraq untuknya sekolah. Karena hari ini jumat, maka hari ini khusus belajar tentang agama seperti praktik sembahyang, ayat pendek, mengaji dan lain sebaginya yang menyangkut dengan agama islam.
Pagi ini saya membawa bekal kue yang saya beli di warung kopi terdekat.

Sampai di sekolah saya harus kembali mengawasinya karena hari ini mainnya di luar lagi. Anak-anak pasti akan bosan juga kalau mainnya di dalam kelas terus. Jadi kalau tidak hujan makan anak-anak di ajak main di luar.
Apalagi cuaca akhir-akhir ini. Mereka seringnya main di dalam kelas.

Bekal Dinda

Mengawasi Dinda main di luar kelas

Tanah liat untuk anak ketapel

Saat jam belajar telah di mulai saya kembali ke rumah dan segera memulai rutinitas yang hampir setiap hari tak boleh saya tinggalkan yaitu mencuci pakaian. Sehabis menyuci saya melanjutkan menyapu dan tidak terasa waktu untuk menjemput sudah tiba. Saya membersihkan diri dan keluar untuk menuju ke TK.

Namun ada suatu hal yang membuat saya tak habis pikir dan geleng-geleng kepala saat saya melewati depan rumah ibu. Saya melihat sesuatu yang bulat-bulat di letakkan di atas karung beras di halaman rumah. Sontak saja itu membuat saya penasaran dan menghentikan motor saya untuk menanyakannya kepada ibu.

Lalu ibu saya sambil tertawa ringan mengatakan bahwa itu adalah tanah liat yang di bulat-bulat untuk dijadikan anak ketapel untuk mengusir ayam-ayam tetangga yang datang ke halaman rumah kami. Tanah tersebut harus di jemur supaya menjadi keras.
Saya pun ikut tersenyum melihat ide ibu saya.

Racun cicak

Cicaknya sudah mulai lemas

Cicaknya sudah berjatuhan

Sebelum azan magrib ayah dinda sudah tiba di rumah. Hari ini dia tidak terlalu sibuk hingga bisa kembali ke rumah sedikit lebih awal. Dia membawakan racun cicak yang di beli pada penjual keliling seharga Rp10.000
Rumah kami memang sangat banyak populasi cicak.
Saya penasaran dengan khasiatnya yang katanya bisa membunuh cicak dalam hitungan detik. Lalu setelah shalat magrib saya lantas mencoba dan membuktikan kebenaran tersebut.

Racun cicak itu terlihat seperti krim, ayah Dinda mengusap racun cicak di beberapa tempat yang sering di datangi cicak menggunakan lidi. Tangan kita tidak boleh terkena langsung dengan krim racun tersebut karena racunnya sangat kuat,
Setelah beberapa menit, saya melihat cicak sudah melekat pada krim dan tidak bergerak. Jika kita perhatikan cicaknya tampak seperti masih hidup karena matanya yang terbuka, tapi setelah kita colek cicaknya akan langsung jatuh.
Ini benar-benar racun yang bagus juga terbukti membunuh dalam sekejab.
Kita tetap harus mencuci tangan walaupun menggunakan lidi saat mencolek racun itu.

Tak berapa lama azan isya terdengar berkumandang, lalu saya mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Setelah itu Dinda mengajak keluar ke Lapang untuk cari angin. Rupanya, bukannya cari angin dia malah tertidur di tengah perjalanan karena seharian tidak tidur siang. Karena sudah tertidur, kami tidak melanjutkan lagi dan berbalik arah untuk pulang ke rumah.

Sekian diary saya pada kali ini. Terimakasih pak @anroja ibu @ernaerningsih atas dukungannya juga kepada teman-teman yang lain.