The Diary Game [March 27, 2021] Seharian di SMA Modal Bangsa Arun |steemCreated with Sketch.

in Steem SEA3 years ago (edited)

01.jpg
Selasar SMA Modal Bang Arun yang bersih dan nyaman.


PAGI-PAGI, kami sekeluarga sudah bangun dan bersiap mengantar Kak Ami ikut ujian tulis di SMA Modal Bangsa Arun yang terletak di Komplek Perumahan karyawan PT Perta Arun Gas yang dulu dikenal sebagai PT Arun NGL.

Kami tidak ingin terlambat dan tidak ingin buru-buru. Makanya tidak sarapan dulu karena pukul 07:30 sudah harus ada di lokasi. Bunda menyiapkan bekal untuk sarapan.

Sampai di SMA Modal Bangsa Arun yang terletak di dalam Komplek Perumahan Karyawan PT Perta Arun Gas atau yang dulu dikenal sebagai PT Arun NGL, sudah banyak orang datang. Sebagian besar menggunakan mobil. Satpam memberitahukan tidak ada tempat untuk parkir di dalam. Saya mencari tempat parkir yang agak jauh dari halaman sekolah.

Tidak jadi masalah. Anggap saja sebagai bagian dari olahraga, karena sudah lama saya tidak berolahraga.


02.jpg
Setelah calon siswa mengikuti ujian tulis, orang tua berkumpul di Auditorium untuk mendengarkan pemaparan pihak sekolah dan Komite Sekolah.


03.jpg
Kepala SMA Modal bangsa, Waka SMA, dan para Komite Sekolah.


Kami belum terlalu terlambat, bahkan waktunya pas sekali karena begitu masuk ke halaman sekolah, langsung diumumkan untuk berbaris. Begitulah waktu yang pas untuk mengikuti tes, tidak terlalu cepat karena bisa bikin tegang, juga tidak terlambat karena juga bisa membuat tegang.

Kak Ami beruntung karena begitu masuk, saya disapa seorang panitia yang tak lain adalah peserta pelatihan jurnalistik yang kenal dengan saya karena menjadi mentornya. Namanya Aifa Alicya Putri Gunawan, kalau tidak salah.

Dia bersalaman denganku dan Kak Ami, kemudian mengantar Kak Ami ke ruang 04. Setelah tahu ruangan, mereka berbaris untuk mendengarkan penjelasan dari Drs Muhammad, kepala SMA Modal Bangsa Arun yang lebih dikenal dengan sebutan Papi.

Saya sudah mengenal Papi semasa aktif sebagai wartawan Serambi Indonesia, tetapi baru tahu namanya Muhammad pada 2021 ini.


04.jpg
Para orang tua mendengarkan penjelasan Komite Sekolah.


05.jpg
Salah satu kreasi siswa SMA Modal Bangsa Arun di dinding Auditorium.


Ketika Kak Ami mengikuti ujian tulis, kami semuanya ke kantin untuk menikmati sarapan. Belum ada apa-apa di kantin. Harusnya pengelola kantin tahu banyak orang hari ini dan banyak yang butuh sarapan.

Menurut Papi, orang tua dari calon siswa sudah hadir di Lhokseumawe sejak kemarin karena mereka datang dari Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Medan, dan belakangan dalam pertemuan dengan orang tua siswa, ada yang mengaku dari Jakarta. Mereka membutuhkan sarapan, dan itu tidak tersedia di kantin kecuali mie instan.


06.jpg
Bertemu Mulyadi, kawan kuliah di Program Magister Ilmu Manajemen Universitas Malikussaleh.


07.jpg
Meminjam ruangan Kepala Tata Usaha SMA Modal Bangsa Arun untuk menulis berita untuk Unimalnews.


Setelah anak-anak mengikuti ujian tulis, orang tua calon siswa diminta berkumpul di Auditorium yang terletak di dekat sekolah. Cukup dengan berjalan kaki saja.

Papi menjelaskan beberapa hal tentang SMA Modal Bangsa Arun. Kemudian dilanjutkan penjelasan Pak Mulyadi selaku Komite Sekolah, menjelaskan tentang biaya sekolah yang totalnya Rp11,7 juta untuk perempuan. Untuk lelaki biaya lebih murah sedikit karena tidak ada jilbab. Jadi, jilbab membuat adanya biaya tambahan.

Banyak tanya jawab di sini yang terkadang membuat suasana menjadi tegang. Masalahnya, ada orang tua murid yang menyebutkan biaya makan Rp700 ribu per bulan terlalu sedikit.

Ketika aku mendapatkan kesempatan bertanya sebagai penanya ketiga, aku menjelaskan tentang hak semua orang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


08.jpg
Selfi dengan Kak Ami dan kawan-kawannya serta ibu dari kawannya Kak Ami. Semoga ketiganya diterima di SMA Modal Bangsa Arun.


“Kita berasal dari beragam status sosial dengan pendapatan yang berbeda. Jadi, tidak boleh menggunakan ukuran sendiri untuk orang lain,” kataku bermaksud menjawab pernyataan Bapak sebelumnya.

Ternyata, belakangan saya tahu ada beberapa ibu yang mengomel ketika si Bapak menyebutkan biaya makan Rp700 ribu kurang.

Saya juga mengusulkan agar untuk mengurangi beban biaya dalam pelatihan esktra, seperti menulis, akuntansi, dan sebagainya, SMA Modal Bangsa Arun bisa mengoptimakan peran orang tua siswa. “Orang tua siswa berasal dari berbagai profesional, mereka bisa dimintai mendidik anak-anak kita. Tentunya tanpa bayar,” ujarku seraya memberi contoh pelatihan yang aku sampaikan beberapa waktu lalu, tapi dengan bayaran.

Saya bicara seperti itu seolah-olah Kak Ami sudah pasti lulus. Kata Papi, dulu penjelasan kepada orang tua disampaikan setelah siswa lulus. Tapi karena pandemi, mereka membuatnya sekali jalan.

Kak Ami dan dua kawan akrabnya, Dika dan Ulina, kuharapkan bisa lulus dengan mudah karena mereka dari Kelas Unggul di SMP Negeri 1 Lhokseumawe. Jadi, mereka sudah terbiasa dengan sekolah di atas pukul 13:30 WIB.

Aku juga berharap Balqis bisa lulus karena dia sudah gagal mengikuti SMA Modal Bangsa di Banda Aceh. Balqis yang juga kawan Kak Ami, sebelumnya sekolah di pesantren modern yang membuatnya sudah terbiasa di asrama.


09.jpg
Meninggalkan Auditorium setelah acara selesai.


10.jpg
Menyantap makan siang yang kesorean di rumah makan AA di Kota Lhokseumawe.


Saya juga sempat berjumpa dengan Yeni Yunita dan suaminya di lokasi. Yeyen, sapaan akrabnya, mengantar keponakannya. Anak Yeyen sudah sekolah di SMA Modal Bangsa Banda Aceh.

Kepada suami Yeyen, aku bilang bahwa aku datang ke pesta pernikahan mereka. Kebetulan ayahanda Yeyen termasuk sahabat akrabku semasa beliau menjadi ajudannya Abu Saifuddin. Kemudian, Edo abangnya Yeyen juga kawan akrabku di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Di lokasi aku juga berjumpa dengan Mulyadi, kawan semasa kuliah di Program Magister Ilmu Manajemen Universitas Malikussaleh. Mulyadi juga orang Bireuen, jadi kami terbilang akrab juga. Apalagi gaya Mulyadi yang cepat akrab dengan siapa pun.

Ketika siswa-siswa Mosa menampilkan pagelaran seni, aku meminjam ruang Kepala TU SMA Mosa untuk menulis berita di Unimalnews. Tidak sampai selesai, tetapi sedikit rampung sehingga ketika aku kembali ke Auditorium, acara sudah selesai.

Kami pulang. Dan aku sudah sangat lapar karena belum makan siang dan sarapan tadi hanya sedikit. Kami langsung menuju rumah makan AA. Aku butuh makan berat. Dan kami hampir tidak pernah makan di AA.

Dari sana, kami langsung pulang dan aku tidur sampai magrib. Hari yang melelahkan, tetapi bahagia karena sudah menemani Kak Ami. Semoga ia lulus, ya Allah…[]


11.jpg
Bang Atha di depan rumah makan AA.

Sort:  
 3 years ago 

Semoga lulus

 3 years ago 

Amiiin Om Jon @darmawanbuchari...

 3 years ago 

IMG_20201008_202623.jpg


SELAMAT

Postingan anda telah mendapat kurasi secara manual dari akun komunitas @steemseacurator.
Terimakasih telah berpartisipasi dalam komunitas Steem SEA

Kami akan sangat berterimakasih jika anda bersedia mendelegasikan Steem Power (SP) anda untuk kemajuan komunitas Steem SEA ini

Salam hangat
Anroja

Link pintas untuk delegasi:
100SP 200SP 500SP 750SP
1000SP 1500SP 2000SP 2500SP 3000SP

 3 years ago 

Terima kasih @anroja dan @steemseacurator.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66824.20
ETH 3503.41
USDT 1.00
SBD 2.62