The Diary Game [March 24, 2021] Online Meeting About the Natural Color of Batik |

Sudah lama tidak bertemu Ustaz Jamal dan Bang Indra Cobra. Ngopi di Bejee.

---

SAYA belum mandi ketika mengantar Dek Rafa ke sekolah dan itu sudah biasa. Setelah mengantar Dek Rafa, absen di kantor, baru saya pulang untuk mandi. Sebenarnya, bagi saya absensi itu tidak terlalu penting lagi mengingat saya bisa bekerja di mana pun dan kapan pun, sejauh ada jaringan internet.

Itu yang sering saya lalukan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang Universitas Malikussaleh di portal berita internal. Saya bisa bekerja di rumah bahkan di warung kopi. Namun, absensi itu menurut saya kewajiban administratif, bukan substantif. Dan Indonesia adalah dengan administratif. Meski tidak bekerja, kinerja lemah, sejauh absensi penuh, kita tetap dinilai bekerja sepenuh waktu. Begitulah.

Rencana saya untuk mandi batal karena ketika duduk di depan laptop, Mabk Nurul, asistennya Pak Dipo Alam, menelepon. Kalau tak sibuk, ia meminta saya mengikuti rapat online dengan Pak Dipo dan dua anggota tim tentang warna alami batik dari alam.

---

Mengantar Dek Rafa ke sekolah, seperti biasa.

---

Absensi finger di Kampus, seperti biasa juga.

---

Rapat itu penting buat saya untuk memiliki wawasan tentang metode pewarnaan batik di masa lalu. Itu materi dalam penulisan novel Madam Tatar yang kami tulis bersama Pak Dipo. Itu ide Pak Dipo, saya harus melanjutkan saja berdasarkan panduan yang beliau berikan. Novel itu sudah siap, mungkin sekitar empat tahun lalu, tapi Pak Dipo ingin saya mengedit dan merevisinya.

Jadi ghost writer mudah-mudah sulit. Saya harus meninggalkan gaya saya menulis dan menyesuaikan dengan gaya Pak Dipo yang santun, kritis, dan dan memiliki analisis tajam. Banyak data dan fakta sejarah yang saya konfirmasi ulang.

Rapat itu lumayan lama sampai jaringan terputus. Kemudian saya mandi dan berangkat ke Kampus Lancang Garam. Siang nanti saya ada jam mengajar di Kampus Bukit Indah, sampai sore.

---

Melintasi Kampus Pascasarjana Universitas Malikussaleh, seperti biasa.

---

Mengikuti rapat online via videocall dengan Pak Dipo Alam dan timnya, membahas tentang warna batik alami untuk bahan penulisan novel.

---

Saya agak terlmbat juga tiba di Kampus Bukit Indah dan itu sudah saya konfirmasikan lebih dulu kepada mahasiswa agar mereka juga tidak buru-buru masuk. Masuk pukul 13:30 menurut saya itu jam genting karena sebelumnya ada waktu salat Dhuhur.

Bukan waktunya yang salah, tapi saya yang harus menyesuaikan dengan waktu yang sempit. Saya tidak boleh salah di Lhokseumawe, tetapi harus di Kampus Bukit Indah. Jadi, setelah salat bisa langsung masuk kelas. Saya juga harus makan di Kampus dan itu berarti ada biaya tambahan. Solusinya, harus membawa bekal.

Sepulang mengajar dan salat Ashar, saya kontak Tgk Jamal. Beliau adalah pimpinan Pesantren Qaha yang sudah lama tidak bersua dengan saya. Dua hari lalu, Tgk Jamal menelepon saya tetapi karena sedang sibuk, kami tidak bisa terhubung.

Kami duduk menikmati kopi yang nikmat di Bejee Coffee. Saya mengajak Bang Indra Cobra bergabungn karena sudah lama juga tidak berjumpa dengan dia.

Dari sana, saya langsung pulang ke rumah biar bisa mengantar Bang Atha dan Dek Rafa mengaji.[]

---

Memperbaharui aplikasi profits untuk trading saham, tapi gagal.

---

Seusai mengajar Pengantar Jurnalistik di Kampus Bukit Indah Universitas Malikussaleh. Salah satu mata kuliah favorit.