Gelarmu Tak Menjamin Berbanding Lurus Dengan Akalmu ! ⚖️

in Steem SEA3 years ago (edited)

Hola my lovely fellows. Glad to meet you again in this lovely platform. May Yaa Malik always protect you everywhere you go. 💝😇



Sebelum dirangkai aksara yang mungkin sedikit menggelitik lamun tak bernawaitu mengusik, maka izinkanlah penulis tangkupkan sepuluh jari di atas kepala sebelum masuk ke loka mantik handai taulan yang lebih jauh beberapa menit kedepannya dalam hitungan kini.

°Gelarmu tak menjamin berbanding Lurus dengan akalmu ! ⚖️


°Kata-kata ini terus saja berlari-lari menari-nari berdansa salsa seenak udelnya di mantik autophile atas ulah telingkah segenap anasir di muka bumi-Nya.

Bagaimana tidak, introvert si silent observer terus saja memperhatikan selaksa peristiwa pada beberapa purnamanya. Atas pada beberapa mereka yang didominasi oleh ^title (^read : gelar) namun tak dipungkiri sedikit disappointed atas polahnya yang begitu ambigu hingga speechless pada akhirnya.

Sepele memang tampaknya jika diceritakan berulang-ulang oleh segelintir orang di artikel atau beberapa media. ^Namun tetap saja ini merupakan perihal yang menurut introvert adalah urgent dan sulit untuk dimaafkan rasa-rasanya (^note : baca dengan sedikit genggaman dan gemeretak nyambi istighfar elus dada !). Walakin mari saja kita permain campur bolak mandirkan aksara pada kesempatan kali ini.

Oh my ghost. I couldn’t hold myself anymore !

”Well, without any further ado, let’s go to the main topic !”


Beberapa orang yang tamatan setingkat Sekolah Menengah Atas atau malah bahkan setingkat sarjana membuang sampah sembarangan dengan santainya dan hampir dengan setiap harinya dan dengan innocentnya sambil berlenggak-lenggok dengan santainya.

Sampah bungkusan detergent mini, nasi, mie, plastic, snack dan lain-lain say hello dan terkekeh dengan riangnya di kamar mandi. Dan betapa ^senangnya (read : geram) hati ketika itu dilakukan di tempat yang dipakai bersama alias public.

What a life !

Membuang sampah seneak udelnya di lantai, jalanan dan … ”Hufffttthhh… Ok, baiklah”, Tarik napas panjang lagi-lagi mengelus dada nyambi istighfar.


Yang lucu & kacaunya lagi ketika terjadi banjir, mereka para manusia mutlak menge-°blame bahkan menyumpah serapah pemerintah sepenuhnya tanpa adanya awaraness yang tinggi siapa juga yang sepatutnya ikut bertanggung jawab atas peristiwa alam ^tersebut (^read : banjir). Innalillahi…

”Oh come on…! Bagaimana bisa kau membuang-buang makanan padahal orang di sekitarmu atau di belahan bumi sana begitu kering gersang kelaparan dalam kepanasan ataupun kedinginan bahkan dalam peperangan ?! Betapa sungguh (sorry rather hiperbola) tak mafhum kulo iki. What happened with the human on earth ???!”, Monologue dibangun sejadi-jadinya oleh intro dengan alam semesta.


Note : Paragraph di atas ini perlu penghayatan yang dalam dari palung kalbu dan mantikmu. Tolong baca jangan sambil (sampai) gigit kuku ! 🙏🏻

Lantas ini bukan berarti I am a perfect human. No, I am not !

Sedikit miris dan feeling blue saja melihat mereka terutama para generasi muda yang seharusnya menjadi salah satu penggerak serta masa depan bangsa malah melakukan hal yang tak sepatutnya harus dilakukan.

Berperang auto dalam pikirnya, ”Dimana gelarmu, anak manusia ???! Sekolahmu bahkan hingga dua belas tahun bahkan lebih dari atasnya hingga sarjana atau bahkan magister yang tak pelak kau agung banggakan. Luruskah akalmu ??? Sehatkah hati nuranimu ???!”


Pada akhirnya aksara ditutup dengan mengajak para pembaca budiman untuk ber-contemplate ria untuk segala kalangan usia dan khususnya para generasi muda atas prosa yang secara tak sengaja berdansa di halaman beranda.

Aku, kamu, kita dan kalian mari kita berintropeksi diri atas segenap ulah polah tingkah kita atas dunia & lingkungan di sekitar kita.

Tak peduli seberapa tinggi gelarmu, kau tetap saja terhubung dengan segenap manusia dan lingkungannya. Luruskanlah akalmu !!! Pikirkan causal, sebab akibatnya ! Sayangi bumimu, planetmu dan anasir di sekitarmu !


Nawaitu tak bermaksud melenceng 🙏🏻. Hanya saja mantik sedari tadi agih kode dan lonceng. Untuk bisa melukis aksara sebagai bekal celeng. Harap introvert besar setelah membaca ini semoga kau tidak cengeng.


IMG20211123203504.jpg
What happened °aya naon ???!



See you when I see you, buddies 👋🏻



Warm regards,
Intropluv

@asiahaiss

Sort:  
 3 years ago 

Itulah kenapa adab lebih tinggi dari ilmu, orang beradab tidak akan nyampah sembarangan, orang berilmu belum tentu.

 3 years ago 

That's what I meant, my brother
Lantas °attitude (°read : adab) adalah the highest point of the good human.
Karena jika berbicara ilmu, maka iblispun lebih berilmu.

Semoga ini menjadi perenungan & intropeksi bagi kita semua termasuk ana sendiri khususnya

Have a blessed Friday, my brother @isnorman

 3 years ago 

Thank a lot Sista

 3 years ago 

Back at you, my brother ☺️

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62066.10
ETH 2419.11
USDT 1.00
SBD 2.66