The Diary Game (September 15, 2020) - Day 40 : Judulnya Apa?

Pagi ini saya kembali terbangun saat alarm berbunyi di smartphone saya pada jam 5 pagi. Sekitar 5 menit lamanya saya masih duduk di ujung kasur untuk mengumpulkan seluruh tenaga agar dapat beranjak dari sana. Saat suara azan mengumandangkan melalui toa masjid, saya bergegas ke kamar mandi untuk sikat gigi dan berwudhu. Setelah menggunakan baju kebesaran saat menunaikan sholat, saya langsung menuju ke masjid yang jaraknya kurang dari 100 meter dari rumah. Tiba di masjid, ustadz Ilyas sudah mengatur shaf pertanda sesaat lagi akan menunaikan sholat Subuh berjamaah.

Tanpa pikir panjang saya segera bergabung dengan shaf tersebut dan larut dalam kekhusyukan menunaikan sholat Subuh. Sekitar 30 menit kemudian saya sudah kembali ke rumah. Smartphone yang sudah terisi penuh baterainya segera saya raih, hal yang pertama saya lakukan adalah membuka laman Steemit dan saya pun larut dalam melakukan kurasi. Kemudian saya sempatkan juga membuka laman berita online untuk mengetahui berita terbaru pagi ini.

Kemudian istri saya menyajikan sesuatu yang di bungkus dengan daun pisang dan diletakkan di atas piring. Dengan penuh semangat saya segera membuka bungkusan tersebut, isinya adalah "Buleukat Seulei" (ketan srikaya) yang sangat saya sukai. Saya menghabiskan menu sarapan pagi ini tanpa sisa dalam sekejap.

Setelah itu saya segera mandi dan berganti pakaian. Setelah pamit kepada anak-anak dan istri, saya melaju dengan mobil menuju ke Kota Sigli, tepatnya ke Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli. Butuh waktu hampir satu jam untuk tiba di rumah sakit yang terletak di Jalan Prof. A. Madjid Ibrahim tersebut. Saat tiba di tempat parkir, saya melihat jam di smartphone masih pukul 07.50 pagi. Saya segera turun dari mobil dan menuju ke Departemen Radiologi.

Karena masih pagi, suasana Departemen Radiologi masih sepi, apalagi hari ini tidak ada jadwal pemeriksaan khusus sehingga tidak terjadi antrian pasien seperti hari senin kemarin. Karena suasana masih sepi, saya menuju ke kantin rumah sakit untuk menikmati secangkir kopi. Kopi dengan harga 4.000 rupiah (1,5 STEEM) per cangkir ini dapat membangkitkan semangat saya untuk bekerja.

Saat kopi pesanan saya tiba, saya menyeruputnya pelan-pelan sambil menikmati sensasinya dan juga karena masih panas. Pengaruh kafein yang ada di kopi tersebut benar-benar meningkatkan semangat kerja saya pagi ini. Hanya sekitar 20 menit saya sudah menghabiskan kopi tersebut sambil bercengkerama dengan rekan satu kerja. Sekitar pukul 8.30 saya sudah kembali ke Departemen Radiologi.

Di Departemen Radiologi sudah datang beberapa pasien yang membutuhkan pelayanan radiologi, dan diantaranya ada pasien yang membutuhkan pemeriksaan dengan modalitas CT Scan (Computed Tomography Scanning). Saya pun larut dalam pekerjaan sehari-hari yang sudah menjadi keahlian saya. Sekitar pukul 12.40 siang terdengar suara azan dari toa masjid At Taqwa yang terletak di depan rumah sakit. Saya segera menuju ke sana untuk menunaikan sholat Zhuhur.

Sekitar jam 1 siang saya sudah kembali ke Departemen Radiologi, suasana kembali sepi karena hari ini tidak begitu banyak pasien yang membutuhkan pelayanan radiologi. Jam 2 siang jam kerja saya sudah selesai dan saya pun segera pulang. Saya kembali menempuh perjalanan selama satu jam untuk tiba di rumah.

Sekitar jam 3 siang saya sudah tiba di rumah, setelah memarkirkan mobil di garasi, saya masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Hal ini saya lakukan sejak pandemi COVID-19 di Aceh semakin meningkat. Sehingga saya perlu menghentikan penyebaran virus tersebut dengan cara membersihkan tubuh saat baru tiba di rumah. Agar anggota keluarga saya terlindungi dari virus corona tersebut.

Setelah membersihkan tubuh, saya beristirahat sejenak di atas kasur. Sekitar pukul 4 sore saya sudah terbangun dari tidur dan segera menunaikan sholat Ashar. Sampai malam tiba aktivitas saya masih di rumah bercengkrama bersama keluarga dan anak-anak. Apalagi Azkadina yang tidak bisa jauh dari saya saat saya di rumah. Sehingga saya lebih banyak menghabiskan waktu bermain dengannya.

Di malam hari sekitar jam 9 malam saya menuju ke warung kopi "Terminaltor" yang jaraknya hanya lima menit dari rumah. Warung kopi yang terletak di kompleks Terminal Kabupaten Pidie Jaya ini sering menjadi tempat saya nongkrong bersama teman-teman. Saat saya tiba di warung kopi ini, kami mendapatkan meja di depan barista yang sedang mengolah kopi dan berbagai minuman lainnya untuk disajikan kepada pelanggan. Sekitar jam 11 malam saya pulang ke rumah dan beristirahat.

Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.